Chap 5

7.7K 961 33
                                    

Hari pertama kami bekerja...

Suara kicauan burung terdengar dari dahan pohon di luar sana. Angin sejuk musim gugur berhembus pelan melalui celah-celah jendela yang sedikit terbuka, membuat seorang wanita yang masih berbalut selimut terbangun dari tidurnya.

(name) membuka kelopak matanya perlahan. Irisnya langsung menatap gorden jendela yang sudah terbuka sepenuhnya di depannya.

"Siapa yang membuka gorden? Tobio-kun kah?" gumamnya.

Wanita itu membalikkan tubuhnya, mencari seseorang yang biasanya masih tertidur di sampingnya.

Kosong. Tidak ada sang empu di sana.

Samar-samar (name) mendengar suara bising dari belakang halaman rumahnya. Ia bangun dari posisinya, berjalan menuju jendela untuk mengintip ke arah luar.

"Tobio-kun?" ujarnya saat menemukan orang yang sedang ia cari.

Kageyama sedang berolahraga kecil di halaman belakang rumahnya. Tentunya bola volly selalu ada di dekat pria bersurai biru tua itu.

(name) turun menuju halaman belakang rumahnya untuk menghampiri suaminya.

"Tobio-kun?"

Kageyama menghentikan aktivitasnya. Ia melirik pada sang istri yang sedang berdiri di undakan rumahnya.

"Ohayou. Bagaimana tidurmu?" tanyanya sambil mendekati sang empu.

"Cukup nyenyak. Bagaimana denganmu?" tanya balik (name).

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Kageyama mengusap keringat yang mulai bercucuran di wajahnya dengan handuk yang entah sejak kapan sudah ia siapkan.

"Tidak terlalu," balasnya singkat.

(name) mengernyitkan dahinya. "Kenapa?"

"Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk kembali berlatih dengan tim," ucapnya.

(name) ber-he ria. Memang hari ini adalah hari dimana Kageyama kembali berlatih dengan rekan timnya. Waktu cutinya sudah. Begitupun (name). Ia kembali bekerja sebagai jurnalis olahraga seperti sebelumnya.

Wanita itu menyampirkan handuk yang dipakai Kageyama di tangannya lalu menatap sang empu.

"Bersiaplah. Aku akan membuat sarapan untuk kita berdua," ucapnya. Kageyama lantas mengangguk.

Selama memasak, (name) merasa hatinya senang entah mengapa. Mungkin karena melihat suaminya lebih bersemangat dari biasanya atau karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja setelah menikah dan menyandang marga Kageyama.

Kageyama datang ke dapur dengan pakaian yang biasa ia gunakan untuk berlatih. Ia duduk di salah satu kursi meja makan lalu meneguk air putihnya.

(name) menghidangkan masakannya di depan Kageyama. Dengan segera pria itu menyantap sarapannya dengan lahap.

Wanita itu terkekeh melihat tingkah suaminya. Ia ikut duduk di hadapan Kageyama lalu sarapan bersama-sama.

***

Kini, pasangan bermarga Kageyama itu sudah siap dengan setelan kerjanya. Kageyama dengan pakaian latihannya dan (name) dengan pakaian jurnalisnya.

Setelah mengunci rumah, (name) segera masuk ke dalam mobil. Tak lama berselang, Kageyama menancapkan pedal gas menuju tempat sang istri bekerja.

"Tidak apa kalau kau mengantarku terlebih dahulu?" tanya (name) yang langsung mendapat gelengan kepala dari Kageyama.

"Tidak. Lagipula, aku tidak mau membiarkanmu pergi sendirian," balasnya. (name) tersipu seketika.

Sesampainya di tempat tujuan, (name) tidak segera membuka pintu mobilnya. Ia menghadap menatap Kageyama, mencondongkan dirinya lalu mengecup cepat sebelah pipinya.

"Hati-hati dijalan dan semangat latihannya," ujarnya sambil tersenyum.

(name) meninggalkan Kageyama yang masih mematung di tempat. Setelah beberapa menit, barulah ia sadar dan wajahnya memerah padam.

"(name)! Kau-arghh kenapa dia tidak bilang kalau mau menciumku?!" pekiknya sambil mengacak rambutnya.

Ditempat (name) berada, wanita itu sedang tersenyum penuh kemenangan.

***

Sesampainya Kageyama di gym...

"Yo, Kageyama."

"Oi Kageyama. Cutimu sudah habis rupanya."

"Bagaimana pernikahanmu? Apa berjalan-lho? Kenapa wajahmu memerah?"

"Are are... Tobio-kun, kau sakit? Ini hari pertama latihanmu lho~"

"Wajahmu memerah tuh."

"Pasti sesuatu telah terjadi pagi ini. Iya kan?"

"Ah~ indahnya pernikahan."

"Di-diamlah!"

...adalah hari dimana aku memberikan kejutan kecil pada Tobio-kun.

TBC

My Husband {Kageyama Tobio}Where stories live. Discover now