11. We Meet Again

5.9K 1K 51
                                    

Apa yang paling menyiksa dari sebuah perpisahan? Rindu, yah rindulah yang paling berat. Apalagi ketika rasa rindu itu di tujukan untuk orang yang entah berada di mana. Daisy... nama itu seperti embun pagi baginya. Mereka hanya hidup bersama selama 18 bulan dengan 6 bulan penuh kekerasan yang diberikan olehnya pada wanita pemilik mata bening itu. Darren tahu setelah apa yang dia lakukan pada wanita itu selama kebersamaan mereka, dia tidak berhak merindukan orang yang sudah dia sakiti begitu dalam.

Pria itu melangkah menuju ruang kerjanya setelah memastikan putra kecilnya tidur lelap. Darren meraih pigura foto kecil yang baru menjadi penghuni ruang kerjanya. Sebuah pigura yang membingkai foto ibu dan anak yang sedang tertawa lepas. Diusapnya foto itu dengan sayang, membuat kerinduan dalam hatinya semakin menjadi. Hingga hari ini, dia belum memiliki kekuatan untuk mendekat pada dua sosok yang di rindukannya itu meskipun dia sudah berada tak jauh dari keduanya. Malu dan juga takut di tolak adalah dua hal yang bercongkol di hatinya. Ini bukan hanya tentang Attaya yang membutuhkan ibunya tapi juga tentang dia yang membutuhkan wanita itu kembali.

Darren masih memandangi foto itu hingga tidak sengaja tangannya menyenggol pigura lain. Pria beriris mata hitam itu mengalihkan perhatiannya pada pigura yang jatuh. Darren terssenyum miris melihat pigura yang berisi potret sepasang anak manusia yang sedang tertawa. Darren lupa kapan foto itu diambil dan sejak kapan foto itu ikut bersamanya ke rumah ini. Sekarang semuanya terasa hambar baginya. Cintanya untuk wanita yang dia cintai semenjak remaja itu entah menguap kemana.

"Apa yang harus aku lakukan padamu?" tanya Darren seolah dia bicara dengan wanita dalam foto itu. 18 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah perasaan cinta. Bagi Darren hanya Marianalah satu-satunya wanita dalam hidupnya. Ketika hatinya sudah berpindahpun, Darren berusaha untuk mengabaikan cintanya yang baru tumbuh itu agar tetap fokus pada Mariana. Tapi, apa yang wanita itu lakukan pada Attaya membuat semua perasaan itu menyusut tanpa sisa. Darren lebih mencintai putranya daripada wanita yang dia cintai separuh usianya.

Darren memandang dua pigura dengan gambar berbeda itu dengan seksama. Obrolan dengan Andrew tempo hari melintas di kepalanya. Dia tahu, adalah hal yang tidak mungkin memiliki keduanya bersamaan. Mungkin menurut orang lain, mudah saja melepaskan Mariana yang sudah melakukan hal yang begitu mengecewakannya. Tapi tidak semudah itu, bagi seorang pria yang sudah mencintai wanita selama belasan tahun, ditambah lagi terikat janji dengan orang yang sudah mati.

Getaran dari ponsel mengalihkan perhatian Darren dari segala pikiran yang bergelayutan dalam pikirannya. Pria itu menghembuskan napas berat saat melihat siapa nama yang tertera di layar ponselnya.

"Hallo..." Sapa Darren pada orang yang berada di sebrang telepon.

"Darren... ini aku Tiara, cepatlah datang ke sini, Mariana... Mariana dia memcoba untuk bunuh diri..." ucap orang di sebrang telepon.

Darren memijit kepalanya pusing, ini bukan kali pertama Tiara menghubunginya dengan hal yang sama selama 2 tahun terakhir, setelah dia memilih tinggal terpisah dengan Mariana. Darren sudah lelah menghadapi drama kedua wanita yang bersahabat itu. Nyatanya, jika dia datang, tidak terjadi apa-apa pada Mariana dan berakhir dia harus terjebak bersama wanita itu karena Mariana tidak mau lepas darinya.

"Hallo Darren, kau mendengarku?" tanya di sebrang telepon karena Darren tidak merespon ucapannya.

"Aku mendengarnya, panggil ambulance dan bawalah dia ke rumah sakit." Jawab Darren.

"Tega sekali kau mengatakan hal itu. Mariana itu masih istrimu, bagaimana mungkin kau tidak punya kepedulian sama sekali padanya. Memangnya karena siapa dia seperti ini? Ini semua juga karenamu." Maki Tiara di sebrang telepon.

"Kaulah yang membuat Mariana seperti ini, kau melewatkan hari ulang tahun pernikahan kalian, kau juga melewatkan merayakan ulang tahunmu dengannya. Kenapa kau begitu kejam pada Mariana? katanya kau mencintainya, tapi kau sama sekali tidak menunjukan kepedulian sama sekali padanya. Jika saja Davin masih hidup, dia tidak mungkin membiarkan Mariana terpuruk seperti sekarang." Cerocos Tiara.

Daisy, Undeniable DestinyWhere stories live. Discover now