47. Cerita Yang Belum Terungkap Sebelumnya

4.6K 978 62
                                    

Mariana menundukan kepalanya, menghindar tatapan penuh penasaran orang-orang yang berada di sekelilingnya.

"Apa maksud dari ucapan Catyln, Mariana?" tanya Sashmita dengan tatapan menyelidik.

"Sepertinya kau bukan hanya harus menjalani sidang perceraian, kau juga harus menghadapi sidang pidana karena kejahatanmu." Ucap Catyln terlihat sangat puas.

"Aku...aku tidak tahu apa yang Catyln bicarakan." ucap Mariana.

"Ck... hanya karena tidak ada saksi lain selain aku, bukan berarti kau tidak melakukan kejahatan itu." ucap Catyln dengan tawa sinisnya.

"Catyln... hentikan... pergi ke kamarmu." Ucap Rajendra marah.

"Apa sebagai ayah, kau tidak penasaran kenapa anakmu positif sebagai pengguna narkoba ketika meninggal padahal dia tidak pernah terlihat seperti pemakai sebelumnya?" tanya Catyln.

"Catyln..."

Catyln tidak peduli dengan ucapan ayahnya, wanita itu melanjutkan apa yang dia ingin ungkapakan pada semua orang.

"Kenapa kau menggugurkan kandunganmu?" tanya Catyln tiba-tiba.

"Kau tahu dengan pasti aku menginginkan bayi itu. Bayi itu akan menyatukan hubungan kita dan menghentikan perselingkuhan orangtua kita."

"Aku tahu... tapi cinta mereka salah. Aku mencintaimu Mariana... aku akan lakukan apapun untukmu... aku akan pastikan kau tidak akan kekuarangan apapun. Aku yang akan menanggung biaya hidupmu dan ibumu setelah kita menikah nanti."

"Kenapa kau tega membunuh calon anak kita?"

"Kau tidak membutuhkan karirmu...kau bisa berhenti dari dunia hitam itu... aku akan menemanimu melakukan rehabilitasi...belum terlambat untukmu berhenti sekarang."

"Aku mencintaimu Mariana... aku ingin membawamu ke jalan yang lebih baik, bukan mengikutimu menuju jalan hitammu. Aku tidak akan menjerumuskan diriku ke lembah obat-obatan terlarang itu."

"Ingat kata-kata itu Mariana?" tanya Catyln, membuat Mariana mengangkat wajahnya dan menatap tidak percaya pada Catyln.

"Aku berada di sana, ketika Kak Davin mengangkat panggilan darimu karena kak Davin menemaniku di kamar setelah aku menangis karena pertengkaran ayah dan bunda. Aku mengingat semuanya secara detail Mariana karena itulah suara kak Davin yang terakhir kali aku dengar. Siapa yang tahu apa yang kau lakukan pada kak Davin hingga kecelakaan itu menimpa kalian." Ucap Catyln beruraian air mata.

"Kenapa? kenapa kau tidak pernah memberitahukannya pada kami?" tanya Darren syok dengan apa yang baru didengarnya, sedangkan Sashmita sudah beruraian air mata.

"Adakah yang akan percaya pada anak beranjak remaja yang pembrontak sepertiku? akankah kakak percaya padaku, ketika kakak bahkan mengabaikan bunda karena cinta kakak padanya?" tanya Catyln yang membuat Darren merasa paku tak kasat mata menancap di hatinya.

"Kalian bukan manusia...kalian monster." Ucap Sashmita dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Kau... kau tidak mungkin tidak tahu semua ini kan?" tanya Sashmita beralih menatap ke arah Rajendra.

"Kau sungguh luar biasa, bagiamana kau masih bisa hidup setelah tahu anakmu mati dengan tidak adil." Ucap Sashmita seraya beranjak dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi saat kecelakaan itu Mariana?" tanya Darren beralih pada Mariana yang sudah kembali tergugu dengan tangisnya.

"Aku...aku..." Mariana tidak bisa melanjutkan ucapannya karena perlahan tubuh wanita itu melemas dan jatuh pingsan. Membahas tentang kecelakaannya dengan Davin dulu, bukanlah hal yang mudah untuk Mariana. Rasa takut dan rasa bersalah menjalari hatinya, tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak selain menelan rasa sesal di hatinya. Percayalah tidak mudah bagi seseorang yang selalu bersinar bak matahari seperti Mariana, untuk mengakui jika hidupnya juga memiliki jejak hitam.

Daisy, Undeniable DestinyWhere stories live. Discover now