Ch. 31 - Roh Jahat

20.5K 3.6K 175
                                    


Seseorang mengetuk pintu rumah pemburu dengan keras dan berulang kali, pemburu akhirnya terbangun setelah Li Hao mengoyangkan tubuhnya.

"Cepat buka pintunya! Aku tau kau di dalam!"

Pemburu belum sempat bertanya pada Li Hao tetapi pintu rumahnya sudah hampir terlepas dari tempat karena ketukan pintu yang semakin keras. Pemburu menemukan tetangganya ketika membuka pintu.

"Telah terjadi sesuatu di kediaman saudagar Bao, kepala desa meminta kita semua ke sana sekarang."

"Apa yang terjadi?"

"Aku juga tidak tau jelas, kita akan mengetahuinya setelah sampai di sana."

Pemburu itu menggaruk kepalanya, firasatnya buruk. Dia kemudian meminta tetangga pergi lebih dulu dan berjanji akan menyusul setelah menyiapkan busurnya.

Li Hao mendekati pemburu setelah tamu itu pergi, pemburu menjelaskan dia harus menuju kediaman saudagar Bao dan berharap Li Hao bisa ikut bersamanya.

"Kejadian di kediaman saudagar Bao kemungkinan berkaitan dengan fenomena yang meneror desa ini selama beberapa waktu terakhir, bisakah kau menolong kami?"

"Aku tidak yakin bisa membantu, tetapi kalau ada yang bisa kulakukan, aku akan mengulurkan tangan."

Pemburu cukup puas dengan jawaban tersebut, dia kemudian mengajak Li Hao ke rumah saudagar Bao, sementara Naga Kecil tetap tidur di kediamannya.

Dalam perjalanan, pemburu menjelaskan pada Li Hao tentang saudagar Bao dan fenomena supranatural yang terjadi di desa ini.

Saudagar Bao adalah orang paling kaya di desa, dia banyak membantu pembangun desa maupun warga yang kesulitan hingga namanya begitu terpandang dan lebih dihormati daripada kepala desa sekalipun.

Beberapa bulan yang lalu, putrinya yang dulu tinggal di kota besar pindah ke desa ini setelah menikah, menantu saudagar Bao ini memiliki paras yang tampan serta ramah pada warga sehingga mudah diterima kedatangannya.

Pemburu menghela nafas panjang sebelum melanjutkan, "Anehnya, beberapa hari setelah putri dan menantu saudagar Bao pindah, terjadi keanehan di desa ini..."

Awalnya masih hal yang sepele seperti suara tangisan dan tertawa di malam hari yang terdengar di seluruh desa tanpa diketahui asal usul jelasnya namun perlahan-lahan fenomena itu semakin meningkat.

Penduduk desa mulai bertemu sosok perempuan berpakaian merah ketika berjalan di malam hari, ketika didekati ternyata kaki perempuan itu tidak menginjak tanah.

Beberapa warga mengalami mimpi buruk sampai sakit yang misterius dan terakhir kali, beberapa hewan ternak ditemukan tewas dalam kondisi tercabik-cabik.

Butuh beberapa waktu sebelum warga menghubungan fenomena ini dengan kedatangan putri saudagar Bao tetapi karena rasa hormat pada sang saudagar, tidak banyak yang membuka suara. Warga yang menerima gangguan seperti mimpi buruk, sakit maupun kehilangan hewan ternak, memilih meninggalkan desa sebelum ada kejadian yang lebih menakutkan.

Saat pemburu selesai menjelaskan, dia dan Li Hao sudah tiba di sebuah rumah yang besar jika dibandingkan rumah-rumah lain di desa ini. Terlihat banyak warga yang mengelilingi rumah itu sambil membawa obor dan alat bertani seperti cangkul, sabit serta sejenisnya.

Di depan rumah itu terlihat ada seorang pria berbadan subur yang sedang berusaha menenangkan perempuan yang sedang menangis histeris. Di samping pria berbadan subur itu ada seorang pria sepuh yang terlihat lesu dan bingung.

Pemburu berbisik pada Li Hao, memberitau bahwa pria berbadan subur itu adalah saudagar Bao sementara pria sepuh di sampingnya adalah kepala desa, sementara perempuan yang histeris itu adalah putri sang saudagar.

Li Hao memperhatikan putri saudagar itu cukup lama, melihat pakaian, rambut serta bentuk parasnya.

"Apakah ada yang salah dengan putri saudagar Bao?" Pemburu menyadari ada yang aneh dengan cara pandang Li Hao.

"Ah, tidak. Ini pertama kali aku melihat perempuan, aku sudah sering mendengarnya tetapi ini pertama kali melihat perempuan secara langsung."

Perjelasan Li Hao berhasil membuat pemburu mengerutkan dahi tetapi sebelum pemburu bisa berkomentar, pria sepuh yang merupakan kepala desa berjalan mendekati keduanya.

Kepala desa ingin mengatakan sesuatu pada pemburu tetapi Li Hao segera menarik perhatiannya, "Zhang, siapakah pemuda ini?"

Pemburu sedikit ragu menjawab jadi Li Hao memperkenalkan dirinya sendiri. Kepala desa mengangguk pelan, tidak banyak bereaksi karena merasa ada hal lain yang lebih diprioritaskan.

Kepala desa lalu menceritakan hal yang baru saja terjadi di kediaman Saudagar Bao, ada roh jahat berwujud perempuan berbaju merah yang menculik menantu dari saudagar Bao.

Saudagar Bao kemudian meminta kepala desa mengumpulkan warga agar bisa membantunya mencari dan mendapatkan kembali menantunya itu.

"Zhang, kau yang memiliki ilmu bela diri paling tinggi diantara semua warga, kuharap kau bisa membawa kembali menantu saudagar Bao." Kepala desa menepuk pundak pemburu.

Mendengar pernyataan kepala desa, wajah sang pemburu menjadi pucat dan sedikit panik, "Kepala desa, kau pasti bercanda. Apa hubungannya ilmu bela diri dengan roh jahat seperti ini? Tidak peduli sebaik apapun kemampuan memanahku, tidak akan berguna bagi makhluk halus!"

Saat pemburu dan kepala desa berdebat, Li Hao justru memperhatikan kediaman saudagar Bao dengan lebih teliti, Li Hao bisa melihat ada jejak qi jahat di sekitar rumah itu dan sesuatu yang lain.

Li Hao berjalan mendekati pintu kediaman saudagar Bao tanpa memikirkan banyak orang yang mulai memperhatikannya termasuk si pemilik kediaman. Li Hao kemudian berhenti di depan pintu rumah sambil mengamati sebuah kertas yang ditempel di pintu kayu besar itu.

Kertas yang berwarna kuning itu memiliki ukiran unik, kertasnya sudah mulai lapuk serta memiliki beberapa goresan tipis tetapi Li Hao yakin kertas tersebut adalah sejenis talisman.

"Darimana anda mendapatkan talisman ini?" Li Hao menunjuk kertas itu sambil menatap Saudagar Bao yang berdiri tidak jauh darinya.

Saudagar Bao terlihat sedikit terkejut mendengar kata talisman keluar dari mulut Li Hao, "Kau mengenali talisman ini?"

"Tentu, ini salah satu talisman dasar bernama Spirit Barrier Talisman..." Li Hao baru saja menggunakan talisman yang sama di kediaman pemburu, meskipun bahan yang digunakan antara talismannya dan milik saudagar Bao sedikit berbeda, "Talisman ini sudah kehilangan fungsinya karena digunakan cukup lama."

Raut wajah saudagar Bao menjadi buruk, dia jelas mengetahui nama dan fungsinya tetapi tidak memahami sepenuhnya cara kerja talisman tersebut.

Di sisi lain putri saudagar Bao ikut menoleh, tangisannya sedikit mereda, "Mungkinkah anda adalah kultivator?"

Li Hao belum menjawab namun gadis itu segera mendekatinya bahkan mencoba memeluk kaki Li Hao, "Mohon selamatkan suamiku! Aku tidak bisa hidup tanpa dirinya! Mohon kebaikan hati anda!"

Perempuan itu kembali histeris, kali ini Saudagar Bao menarik putrinya agar tidak terlalu dekat dengan Li Hao. Saudagar Bao tentu mengetahui tentang kultivator dan dia sangat mengerti cara kultivator memandang manusia biasa seperti mereka.

Immortal DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang