5

4.3K 454 20
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA!!











Irene belum menyadari posisinya. Kesadarannya belum terkumpul penuh, masih mengawang di langit-langit bus.

Seulgi sama sekali tidak terusik oleh suara berisik ketiga temannya. Ia enggan membuka matanya. Kepalanya bersandar ke bahu Irene. Dan kedua tangannya tanpa sungkan memeluk posesif pinggan Irene.

Irene menjerit kesenangan. Tapi tak sampai ia keluarkan.

 Irene pura-pura menyingkirkan tangan Seulgi dari pinggangnya, bukannya terlepas Seulgi malah semakin mengeratkan pelukannya dan menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Irene.

"Ck, dasar bayi besar" Irene mengusak rambut Seulgi dan menarik pucuk hidung mancungnya.

Eh, Irene udah berani ngusilin Seulgi. Enggak kok, Irene belum jatuh ke pesona Seulgi. Dia mendadak manja ke Kang karena bawaan jabang bayi.

"Rene" gumamnya masih terpejam.

Sontak saja Irene terlonjak.

"Hm"

Sebelum berkata lagi Seulgi membuka mata dan mengangkat sebelah tangannya, menyusup ke dalam tengkuk Irene.

"Kayaknya gue juga ngidam deh"

"Apaan sih, ada-ada aja kamu"

"Beneran, Rene" lirih banget Seulgi ngomongnya.

"Ya terus kamu mau apa?"

"Your lips Rene"

Irene auto tegang denger tiga kata keramat itu. Rona merah perlahan menghiasi kedua pipinya.

Ia mau senyum tapi takut dikira kesenengan sama Seulgi, ya habisnya gemes pake ijin segala. Kalau mau itu lansung aja.

"Boleh?"

"Enggak bol...."

Seluruh atensi Irene direnggut paksa oleh ciuman mendadak Seulgi. Ia menutup rapat matanya ketika sebuah gerakan lembut menyapa permukaan bibir tipisnya. Dingin dan manis.

Seulgi maupun Irene larut dalam pangutan seduktif itu.

.

.

.

.

"Jadi tiap kamar akan di isi dua orang ya" kata bang Yesung selaku paling senior diantara anak piyik.

Anak-anak pada mengeluh karena misah sama pasangannya.

"Kalian masih belum halal untuk tidur sekamar, dan aku tidak mau terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan jika tetap membiarkan kalian milih roomate sendiri" lanjut bang Yesung.

Mereka baru sampai di Villa milik tantenya Seulgi setelah melewati empat jam mabuk perjalanan.

Anak-anak menggelepar berjemaah di depan teras. Mereka masih belum mau beranjak ketika pintu sudah dibuka lebar. Sosok perempuan paruh baya tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.

"Semog kali menyukainya"

"TENTU SAJA TANTE" serentak mereka sumringah. Kendati begitu mereka tetap bergeming, malas untuk menggerakan tungkainya menyerbu masakan Tante Kang.

Dari dalam aroma lezat makanan berkelas mendayu-dayu menyapa penciuman mereka. Siapa pun akan tergoda untuk segera menghabiskan semua hidangan yang tersaji di meja.

"Seul, boleh tidak kalau aku sekamar bareng kamu? Hanya kita berdua saja" Irene merengek sambil narik-narik ujung lengan Seulgi, bibirnya mempout gemas.

Irene senderan di punggung lebar Seulgi.

"Enggak" Seulgi menepis tangan Irene.

"Jahat banget, padahal ini baby yang minta" Irene pantang menyerah. Ia mengeluarkan jurus puppy eyes andalannya dan kembali merengek.

"Bodo amat"

"Ya udah kalau gitu aku akan tidur sama bang Suho saja"

"Terserah, gue gak peduli lo tidur sama siapa"

"oke, kamu kejam" Irene melengos, masuk duluan meninggalkan temannya.

"Dede mau makan apa?" Irene mengusap perutnya yang sejak tadi berisik minta diisi. Ia sudah duduk manis di meja makan. Memandangi tiap hidangan yang terlihat menggiurkan.

"Ayam goreng? Lagi? Dede gak bosen ya? Yang lain aja lah, hmmm...." Irene berpikir keras. Mengetukkan salah satu jarinya ke pinggiran meja.

"Gimana kalo tempe goreng, tapi disini gak ada tempe sayang" Irene sedikit lebih maju dan mengabsen tiap makanan.

"Percuma ada makan banyak, tapi tak ada yang membuatku tergoda. Aku pengen makan tempe" wajah manis itu tertekuk cemberut.

"Kamu seperti orang yang lagi ngidam aja nak" tiba-tiba tante Kang mengagetkan Irene. "Apa masakan tanten gak seenak di kota?"

"Enak kok tante, Irene udah mencicipinya tadi, tapi Irene pengen makan tempe goreng" ujarnya, mecebikkan bibir.

"Udah biarin aja tan, emang manja dia" Seulgi dan anak-anak mendekati keduanya dan mengisi kursi yang kosong di sebelah Irene. 

"Kang Seulgi!!" gumam Irene. Moodnya lansung kebanting.

"Tidak apa-apa, tante akan membuatkannya untuk Irene"

"Terimakasih Tante. Sekalian minta tolong anterin ke kamar Irene ya"

.

.

.

.

.

.

.

TBC

BERANDAL KAMPUS | SEULRENE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang