3. Pertemuan

1.1K 95 13
                                    

'sraaaak!' suara tirai bergeser, Aidan membuka mata perlahan, melirik pelayan yang sedang menggeser tirai agar cahaya bisa masuk ke kamar serba hitam miliknya itu, Aidan hanya terdiam tidak menggerakkan tubuhnya, hanya bola matanya saja yang ia gerakan.

"Jam berapa?" Tanya nya pada pelayan itu, dengan kagetnya, pelayan itu menjawab takut-takut.

"J-jam 6.00 pagi, tuan muda."

"Pergi, bangunkan Ariella."

"Baik."

Dan pelayan itu pun pergi, Aidan tetap tidak bergerak dari posisi nya, hanya matanya kembali berat, seolah menyuruhnya untuk tidur lagi. Aidan dengan cepat langsung berjalan ke arah kamar mandi agar sadar sepenuhnya.

5 menit kemudian, Aidan segera keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi, dan berjalan keluar kamar dan mengunci kamarnya.

Ariella berjalan di sampingnya, setelah mandi dan juga mengunci pintu. Mereka berjalan beriringan ke ruang makan, dengan segera, kedua pelayan pribadi mereka berada di belakang mereka.

"Andreana, apa jadwal hari ini?" Tanya Ariella pada pelayan pribadinya, Andreana.

"Hari ini jam 8.00 ada pertemuan dengan Raja Agustinus dan Ratu Adelina sampai jam 11.00, kemudian makan bersama dengan pangeran Adelio dan tunangannya, putri Adelia hingga jam 1 siang. Lalu pembicaraan dengan nona Hamani di dekat pelabuhan pada jam 3 sore hingga 5 sore, dan yang terakhir, makan malam di Mansion Andra pada jam 6.30 hingga jam 7 malam."

"Andrew, persiapkan keberangkatan menuju Istana, siapkan juga baju ganti."

"Baik!" Dan tiba-tiba saja Andrew menghilang, mengerjakan titah dari tuan mudanya itu.

Aidan kini sedang sarapan pagi dengan Ariella, dan segera setelah meminum susunya hingga tegukan terakhir, pelayan pribadi Aidan, Andrew sudah kembali.

"Sudah siap, tuan muda."

"Bagus, ayo Ariella."

"Baik."

Benar saja, setelah mereka selesai sarapan, kedua Duke itu segera menaiki kereta kuda dan menempuh perjalanan selama 30 menit, hingga sampai di Istana tepat pada jam 8.00 pagi.

"Kalian datang tepat waktu, ayo masuklah." Ratu Adelina (ibu pangeran Adelio) menyapa kedua duke kecil itu.

"Baik yang mulia." Aidan dan Ariella segera membungkuk dan mengikuti orang-orang terhormat itu, dengan Andrew dan Andreana di belakang kedua Duke kecil itu.

Sampai di ruang tamu, Mereka duduk dan kedua pelayan menunggu di depan pintu. Sementara Aidan hanya meminum teh yang diberikan untuknya.

"Ini sebenarnya bukan hal penting, tapi terima kasih sudah mau datang." Ratu kembali memulai pembicaraan, dan di jawab oleh Ariella dengan sebuah senyuman, palsu.

"Bahkan jika itu tidak penting, kami akan datang karena Ratu dan Raja memanggil." Jawab Ariella.

"Benarkah, ahaha... Baguslah, kami tidak mengganggu waktu kalian kan?" Tanya Ratu takut-takut.

"Tentu tidak, sedang waktu kosong, tidak ada jadwal pada jam sebegini, maka kami datang." Ariella kembali menjawab.

"Hohoho! Baiklah, kami memanggil kalian karena mendengar sesuatu tentang... Duke Arden dan Duchess Aretha."

Bukankah kalau membicarakan mereka itu artinya sangat penting? Pikir si kembar bersamaan.

"Kami mendengarkan."

"Ada rumor baru di wilayah timur, kalau sebelum kematian kedua orang tua kalian, mereka(Arden dan Aretha) sempat bertemu dengan Viscount Zahab dan Viscountess Zandra."

.
.
.
.

Voment!

Author - 2020

TwinsWhere stories live. Discover now