Ngunduh mantu

1 1 2
                                    

"Ka..."

Panggilnya yang langsung memecah keheningan diantara keduanya yang sudah terbiasa saling melempar candaan masing-masing, namun si cewek lebih memilih diam untuk kali ini.

"Udah mau ngomong lagi ternyata, abis cemburu ya?"

"Apaan sih, Renan... Cantik ya? Tapi kenapa lo dingin banget sama dia?"

"Ah, percuma cantik tapi suka manfaatin orang lain"

"Manfaatin gimana?"

"Ya gitu, pokoknya gue ngga melihat ketulusan di matanya. Ngga kayak mata lo yang selalu tulus itu"

Cewek itu bergidik aneh, lagi-lagi Arshaka yang katanya sangat dingin itu mengeluarkan kata-kata secheesy ini. Apa cowok dingin kalau sudah bucin akan selalu seperti itu? Rasanya tidak ya, tapi tidak tau juga. Tiap orang kan berbeda-beda, Hehe.

Setelah kejadian Arshaka membonceng Renan dua kali di motornya, Mera masih sangat terbakar api cemburu. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa menahan cemburunya sampai Arshaka menyadari nya sendiri bahwa Mera sedang cemburu.

Tidak etis rasanya kalau tiba-tiba ia menjauh dan kemudian teriak-teriak kalau ia tidak suka melihat Arshaka membonceng Renan, ia tidak munafik tapi sekali lagi di sini status lah yang harus di kedepankan lebih dahulu. Karena, status mereka masih belum jelas apa namanya.

Untunglah, Arshaka kembali menjadi sosok yang dingin kepada wanita manapun kecuali Mera dan ibunya dan yang ia kehendaki tentunya.

Arshaka, anak itu pandai menghargai rasa seseorang karena tau rasanya kalau dikecewakan akan seperti apa sakitnya.

Apalagi tentang kepercayaan dan ketulusan yang selalu ia dambakan, kalau keduanya sudah ia dapatkan dan rasakan dari satu orang yang pasti.
ia pasti akan terus selalu menghargai dan menjaganya. Begitulah prinsip Arshaka.

Arshaka sudah selesai dengan tugasnya mengantarkan Mera ke kelasnya pagi ini, dan ia tinggal melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya sendiri.

Sudah ada Keiro yang senantiasa menanti di bangku sebelah Arshaka pagi-pagi begini, sampai Arshaka melongo tidak percaya melihatnya.
Soalnya kok bisa modelan oleh kayak Keiro datang lebih awal dari biasanya.

"Lama amat, bro? Kayak ada urusan negara aje"

"Lo lagi tumben banget dateng pagi? udah kayak kesambet setan aje"

"Fix banget fix!" Seru Keiro, sambil menunjuk-nunjukkan jari telunjuknya kearah Arshaka yang baru duduk itu.

"Kenapa lo?"

"Ngga salah gue jadi bagian aliansi persatuan RaSha, soalnya lo jadi bisa bercanda begini anjay"

"Ya lo pikir gue manusia goa? Gue bisa bercanda juga Keiro, cuma punya batas tertentu ngga kayak lo. Receh."

Yang dikata seperti itu cuma bisa mengusap dada sabar, pasalnya walaupun bercanda Arshaka mulutnya masih suka terbilang pedas.
Seperti tidak ada bedanya mana yang bercanda mana yang tidak.

(((((:))))

Jam pulang sekolah sudah dibunyikan, seperti biasa murid-murid langsung berhamburan tanpa terkecuali.
Rasanya mereka seperti sudah rindu rumah lagi, padahal ini baru hari pertama masuk sekolah.

Bulan ini, kelas tingkat akhir sudah harus memulai bimbelnya untuk ujian kelulusan nanti. Itu artinya akan pulang lebih telat daripada biasanya, tidak apa-apa semuanya kan demi masa depan yang cerah.
Tak terkecuali Arshaka dan kawan-kawan, serta Mera dan yang lainnya.

Letak KalbuOnde histórias criam vida. Descubra agora