Aku, Haruno Sakura, mahasiswi kedokteran tingkat akhir dari Universitas Tokyo. Hidup ku seperti biasanya, berjalan sebagaimana seharusnya, tapi semua terasa berbeda saat pria itu muncul. Dia, pria paling menyebalkan menurut ku, pria paling egois yan...
Sasuke menginjak pedal gas dengan keras, tak peduli di siang hari dengan kecepatan mobil yang menggila, karena perasaan nya sedang tidak baik-baik saja.
Menjalani pernikahan yang hampir sempurna dengan Sakura membuat Sasuke lupa jika ia masih memiliki satu penjelasan lagi. Sasuke hanya berpikir bahwa Karin adalah salah satu hal yang tak penting dalam hidupnya, ia merasa bahwa tak ada yang perlu di jelaskan tentang wanita itu. Tapi lihat sekarang, Karin yang tak terlalu penting menjadi bumerang tersendiri bagi Sasuke.
Sasuke juga tidak menyangka jika wanita itu bertindak sejauh ini. Ia selalu mengira bahwa Karin adalah wanita yang pintar. Itu sebabnya Sasuke cukup bertahan ketika itu. Dan Sasuke juga merasa jika percakapan terakhir mereka sudah menjelaskan semunya, mereka sudah berakhir. Tapi sekarang, sepintar-pintar nya wanita jika menyangkut cinta, maka ia buta.
Dan ketakutan Sasuke semakin membesar jika memikirkan Sakura. Sungguh, ia benar-benar takut jika terjadi sesuatu pada sang istri. Atau Karin akan melakukan sesuatu yang membuat Sakura akan meninggalkannya.
Tidak, Sasuke tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.
****
Uchiha International Hospital, Tokyo, Jepang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shizune mengandeng tangan Madara dengan hati-hati menuju lobby depan. Mereka sangat terlihat seperti kakek dan cucu sendiri. Dan memang, keluarga Uchiha telah menganggap Shizune seperti bagian dari keluarga mereka. Karena itu lah mereka mempercayakan rumah sakit padanya.
"Kakek harus menuruti permintaan ibu, jangan sampai kesehatan kakek memburuk lagi. Pola makan kakek harus dijaga." Shizune menatap Madara dengan sungguh-sungguh.
"Tenang saja, lagipula jika aku sakit kau kan ada. Aku tidak perlu khawatir."
Mendengar ucapan Madara membuat Shizune sedikit merengut. "Selalu saja begitu."
