[NY] Mira

42 7 5
                                    

Mira

Suka sama Jason?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suka sama Jason?

Sebuah pertanyaan yang dari tadi terus terngiang dikepala gue semenjak Jewon melontarkan kalimat itu. Sebulan setelah gue yang diresmikan menjadi kelas sebelas, Jason adalah cowok yang se-frekuensi sama gue kalau udah disatuin. Dia jamet, diajak nonton film biru sama gue pun gak pernah jijik dan malah bilang, "Ayo. Tapi cari yang desahannya enak, ya." Kemudian kita memilih untuk nonton dipojokkan kelas.

Menurut gue, Jason adalah cowok yang baik. Gue suka liat pipinya, gembul. Matanya yang belo, terus kalo ketawa tuh senyumnya candu banget, mana ada lesung pipinya walaupun kecil mah. Dia juga pinter, katanya baru aja dia dipilih jadi ketua ekskul PMR. Tapi kalo ditanya gue suka sama Jason, jawabannya tentu saja enggak.

Jason cuma beda lima bulan doang sama gue, tapi entah kenapa gue suka banget manggil dia 'Mas'. Dan Jason yang manggil gue Mireu. Iya mungkin karna gue suka korea, jadi dia samain nama gue kayak bahasa korea kali ya. Padahal kalo kata Jewon, nama gue tuh kayak nama tokoh anime kesukaan dia.

Ralat, cuma Jason yang manggil gue Mireu, iya cuma Jason. Sisanya juga gak ada yang manggil gue Mira, percaya gak? Ini semua gara-gara Jewon nih, waktu pertama kali masuk kelas sebelas dan gue belum kenal siapa-siapa. Waktu itu, Bu Beta—wali kelas gue—menyebut nama murid satu-satu. Tapi ketika nama gue dipanggil, kayaknya Bu Beta agak kesusahan gitu saat menyebut nama tengah gue, alih-alih menyebut Rynzzani, beliau malah menyebut Rinjani.

"Mira anak mana? Susah juga ya baca namanya," curhat Bu Beta yang saat itu langsung melihat gue sembari tersenyum.

"Medan, Bu." Iya, gue orang Medan.

"Nama Mira kayak keinget yang kasus kopi itu, ya. Mirna," celetuk seorang cowok dari meja nomor tiga dekat jendela.

Gue menoleh, kemudian satu kelas tertawa, bahkan Bu Beta juga. Cowok yang bernama Jewon itu tertawa sambil melihat kearah gue, kemudian mengangkat tangan kanannya dan jarinya yang menunjukkan huruf V.

"Gue tag lo ya, Won. Jewon si anak tawon," balas gue gak terima. Bukannya lanjut absen, kelas malah jadi pada bacot banget. Mereka rame buat nyuruh Jewon membalas ledekkan gue, begitupun teman sebangku gue yang baru pertama kali kenal hari ini, Fanya, menyuruh gue untuk jangan kalah.

"Nanti Mirna kalo ketemu Jessica jangan dendam lagi, ya." Jewon membalas, membuat kelas menjadi ricuh lagi, bahkan Bu Beta udah nyengir-nyengir sambil memainkan pulpen hitamnya. Asik banget ya bu liatnya?

"Iya, gue gak bakal kasih kopi lagi ke Jessica. Tapi gue kasih kopi nya ke lo," jawab gue sambil nyengir, begitupun Jewon yang sekarang udah ngakak. Serius, first impression gue ke Jewon itu anak kalem. Soalnya pas pertama kali liat Jewon masuk ke kelas, aura-nya tuh seremin abis. Cuek gitu lah, apalagi denger-denger pas kelas sepuluh, Jewon termasuk ke jajaran murid ter-hits. Dan kampretnya lagi, geng-nya Jewon ini, masuk ke kelas gue semua. XI IPS 1. Udah deh kalo gue disandingin sama Jean atau Jane yang ikut masuk Wadidaw Squad juga, gue mah bagaikan kerak nasi.

When I Grow UpWhere stories live. Discover now