Part 6

33 20 15
                                    


"Gue cuma mau, lo jadi pacar gue." Randi menatap Garessa dengan pandangan yang tak bisa diartikan. Sunguh! Cewek dihadapannya benar-benar aneh dan gila!

                                  _-_-_

Garessa menatap Randi sembari tersenyum manis. Rasa takutnya telah hilang, untuk apa ia takut dengan Randi? 

Randi melirik sekilas Garessa yang duduk di mejanya. "Lo gila?" tanya Randi, sungguh ia tak mengerti jalan pikir cewek dihadapannya ini.

"Nggak kok, aku nggak gila. Tapi … kalau aku gila karena kamu gimana?" Garessa terkekeh melihat reaksi Randi yang mendengar ucapannya barusan. Sepertinya Randi sudah muak melihat wajah Garessa hari ini.

"Pergi," usir Randi, cewek dihadapannya ini membuatnya semakin muak. Berpacaran dengan Garessa? Halusinasi Garessa memang tak masuk akal, Randi menggeleng pelan ketika cewek dihadapannya dengan berani memintanya menjadi pacarnya.

"Gimana? Mau kan jadi pacar gue?" sekali lagi Garessa terus berusaha, rencana pertamanya ini harus berjalan lancar.

"Nggak!" tolak Randi.

"Yakin? Gue cantik loh Ran," Garessa terus berusaha, segala cara akan ia lakukan demi menjadikan seoarang Randi sebagai pacarnya.

"Percuma lo cantik, tapi hati lo busuk," desis Randi, sementara itu Garessa terdiam mencerna perkataan Randi. Hati Garessa busuk? Rasanya Garessa ingin tertawa mendengar kalimat itu.

Melihat keterdiaman Garessa, Randi melanjutkan aktivitas memeriksa dokumen pentingnya.

Garessa terseyum saat randi kembali melanjutkan aktivitasnya.

Dengan segala keberaniannnya Garessa sedikit menundukkan kepalanya sehingga sejajar dengan wajah Randi.

Cup!

Randi membulatkan matanya? Apa tadi? Tidak mungkin!

Dengan secepat kilat Garessa mengecup bibir Randi. Ia berusaha menebalkan wajahnya sekarang, Randi menatap marah ke arah Garessa, ia seperti korban pelecehan sekarang.

"GILA LO!" Randi berdiri dari duduknya, ia mengusap kasar bibirnya yang telah dikecup Garessa. Cewek dihadapannya sungguh gila dan tak tau malu. "Gimana Ran? Mau kan jadi pacar gue?" Garessa masih berusaha, ia tau ia seperti cewek murahan sekerang, namun demi mendapatkan status dan pengakuan Garessa  rela melakukan semua cara.

"GUE GAK AKAN MAU PUNYA PACAR CEWEK MURAHAN KAYAK LO!" teriak Randi, ia menjauh dari Garessa yang masih duduk di mejanya. Lebih baik jomblo selamanya daripada menjadi pacar cewek murahan seperti Garessa, pikir Randi.

Garessa terdiam mendengar teriakan Randi barusan, ia sadar bahwa dirinya seperti cewek murahan tapi ia punya alasan melakukan hal ini.

Garessa berdiri, ia tersenyum manis ke arah Randi. "Yaudah kalau lo gak mau, tapi sekali lagi gue mau nanya." ucap Garessa, ia masih mencoba peruntungan sekali lagi, berharap Randi menerima tawarannya.

"Apa?" Randi masih mencoba bersabar meski ia telah menjadi korban pelecehan seorang Garessa.

"Yakin lo gak mau jadi pacar gue?"

"NGGAK!"

"Oh yaudah."

Garessa masih tersenyum manis, sepertinya rencana pertamanya akan gagal, ia merapikan sedikir rambutnya. Lebih baik ia keluar sekarang. Garessa melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

Baru saja memegang knop pintu, Garessa teringat sesuatu. Garessa tersenyum sinis, rencana pertamnya tak akan gagal seperti yang ia pikirkan.

Garessa merogoh saku roknya dan mengambil benda pipih bermata tiga. Senyum sinisnya kembali tertaut di bibir merah mudanya.

GARESSAWhere stories live. Discover now