28 || Kehancuran Sesungguhnya.

3.7K 224 16
                                    

Aruna sudah mulai menerima keadaan. Ia berjanji kepada dirinya sendiri tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah ia perbuat. Ia juga telah meminta maaf kepada Ibunya. Atas apa yang telah ia lakukan sebelumnya.

Hari ini, setelah hukuman skorsingnya telah usai. Runa akan menimba ilmu lagi. Ia sudah berjanji kepada Ibunya bahwa ia akan memperbaiki semua nilai-nilai yang sempat anjlok. Dan untuk Arjuna. Kini, Runa sudah sadar. Bahwa Juna adalah sosok lelaki yang sangat bajingan.

Perasaan cintanya sudah berubah menjadi benci. Sejak hari itu, hari dimana menjadi hari kehancuran untuk Runa. Runa tidak ingin lagi berurusan dengan Juna, Lyra. Yah, cukup sampa sini saja.

Toh juga, sebentar lagi ia akan lulus. Tinggal 1 bulan persiapan sebelum ujian. Dan setelah itu, ia akan fokus pada masa depannya. Runa tersenyum menatap penampilannya di depan cermin.

Tidak ada mata panda, tidak ada wajah pucat yang ada senyum mengembang di bibirnya.

"Gue harus bisa perbaiki semuanya. Dan tentu saja gue gak boleh ngulangin hal yang sama," gumam Runa.

Setelah itu, Runa mengambil tas ranselnya. Lalu, berjalan keluar kamar. Ia menemui Ibunya. Ibu Runa tersenyum, seraya memberikan nasi di piringnya.

"Sayang, kamu sudah siap?" tanya Ibu Runa.

"Sudah Bu," jawab Runa.

"Kamu makan dulu ya, Ibu mau lanjutin jahitan. Soalnya nanti harus di anter ke rumah Bu lurah," ucap Ibu Runa seraya mengecup ubun-ubun putrinya.

Runa hanya tersenyum, ia memakan sarapan yang di buatkan oleh Ibunya. Setelah beberapa menit kemudian. Runa melirik Ibunya. Ibunya sedang fokus menjahit. Tangan Runa mengambil piring. Lalu menyendokkan nasi untuk Ibunya.

"Ibu jangan lupa makan. Runa gak mau Ibu sakit," ucap Runa dengan senyuman manis di bibirnya.

"Makasih sayang, Ibu sayang sama kamu," ucap Ibu Runa.

"Runa juga sayang sama Ibu," balas Runa. "Runa pamit, mau sekolah. Doain Runa," sambung Runa mencium tangan Ibunya.

"Hati-hati ya, Nak," ucap Ibu Runa berpesan.

"Iya, Assalamu'alaikum... " ucap Runa lalu pergi keluar rumah.

"Wa'alaikumsalam.... " balas Ibu Runa, menatap kepergian putrinya.

****

Pagi ini, di mobil Juna. Tidak ada percakapan. Lyra masih syok kerena mengetahui bahwa Bara kembali ke hidupnya. Dan Juna juga belum bisa menerima kenyataan pahit yang kemarin di lontarkan oleh Mamanya.

Mereka larut dalam keheningan. Tidak ada yang mau memulai obrolan. Hingga beberapa menit kemudian.

"Kamu.... "

"Kamu.... "

Keduanya mengucapkan kalimat secara bersamaan. Lyra dan Juna tersenyum. Menyadari kekonyolan mereka.

"Kamu duluan aja," ucap Juna masih fokus menyetir.

"Kamu beberapa hari ini suka ngilang. Kemana aja?" tanya Lyra melirik Juna.

Juna terdiam, ia mencari jawaban yang pas. Tidak mungkin ia akan mengatakan yang sebenarnya. "Aku... Aku fokus cari Mama," jawabnya berbohong.

"Oh iya? Terus Mama kamu udah ketemu?" tanya Lyra penasaran.

"Udah. Kemarin, aku udah ketemu sama Mama," jawab Juna dengan nada bicara yang sedikit berbeda.

"Alhamdulillah kalau gitu, aku ikut seneng dengernya. Tapi kenapa kamu jawabnya lesu gitu?" tanya Lyra merasa heran.

COMPLICATED✔️Where stories live. Discover now