Chapter 2

75 8 0
                                    

Ruang Ketua Direktur

Tok-tok

" Masuk " Kinar muncul dibalik pintu.

" Apakah Bapak memanggil saya? " tanya Kinan, diangguki Pak Rio.

" Iya silahkan duduk " Kinar pun menurut.

" Begini Dokter Kinar, saya memanggil anda kemari untuk membicarakan sesuatu " ucap Pak Rio membuat Kinar penasaran.

" Sebentar lagi akan ada acara seminar kesehatan. Dari berbagai rumah sakit mempersembahkan Dokter terbaik mereka untuk menjadi juru bicara nya. Dan saya akan membawa anda untuk acara seminar tersebut. Bagaimana apakah anda setuju? " jelas Pak Rio membuat Kinar tampak berpikir, memang ini bukan yang pertama kali tapi Kinar sudah lama tidak melakukan ini.

" Emm, kalau boleh tau tentang kesehatan apa ya pak? Penyakit atau yang lain? " tanya Kinar

" Ini kesehatan bebas Dokter Kinar, anda bisa menjelaskan tentang penyakit yang sekiranya orang begitu mengabaikan nya " jawab Pak Rio dan Kinar mengangguk.

" Baiklah Pak, saya setuju dengan perintah Bapak. Saya akan menunjukkan prestasi kedokteran saya dengan baik " ujar Kinar membuat Pak Rio bangga.

" Bagus Dokter Kinar, ohya bagaimana kabar ayah anda? " tanya nya

" Ayah baik Pak, ya terkadang beliau sering memeriksa beberapa pasien pribadinya " jawab Kinar dan Pak Rio tersenyum.

" Jika tidak ada lagi yang dibicarakan saya pamit Pak, permisi " Pak Rio mengisyaratkan kata iya.

***
17.45 WIB

Fanny dan Dion sedang berada di apartemen Arka. Mereka hanya ngobrol ringan sambil minum teh. Dan sesekali membicarakan tentang pekerjaan.

" Sudah petang ayo kita pulang, ayahku menunggu " ucap Fanny segera beranjak. Ketika hendak membuka pintu Arka memanggil nya.

" Fan apa kegemaran Kinara? " tiba-tiba Arka bertanya membuat Fanny dan Dion saling tatap.

" Apakah kau serius dengan Dokter Kinar Kapten? " tanya Dion Arka pun mengangguk.

" Ya, aku serius dengannya. Aku mencintainya" jawab Arka

" Tapi kau tau kan Kinar sudah..." belum selesai bicara Arka sudah memotong nya.

" Aku tau, maka dari itu aku harus bertindak. Kinara tidak harus dalam kesiksaan ini dia pantas bahagia. Dan aku harus menjaganya " yakin Arka dan Fanny tersenyum.

" Kinar menyukai bunga mawar merah. Dia sangat menyukai nya. Kata nya bunga itu melambangkan dirinya " ucap Fanny, Arka pun mengangguk mantap. Sesudahnya Fanny dan Dion berpamitan pulang.

***
" Aku pulang, ayah " seru Kinar begitu memasuki rumahnya. Ayahnya sedang berada di ruang tamu menonton televisi. Kinar memeluk ayahnya.

" Dokter ayah sudah pulang ternyata " kekeh ayahnya membuat Kinar cemberut.

" Ayah, ayah kan juga Dokter. Jadi yang benar adalah ayah Dokter nya Kinar " ucap Kinar membenarkan dibalas kekehan oleh ayahnya.

" Baiklah-baiklah ayah kalah. Bagaimana rumah sakit hari ini? " Kinar menghembuskan nafas kasar dan bersandar di sofa.

" Cukup melelahkan. Ayah tau tadi Kinar udah bikin malu banget " curhat Kinar mengingat kejadian dirumah sakit.

" Bikin malu gimana maksudnya? Apa kamu salah mengoperasi pasien? Atau salah menyuntik orang? " Kinar kembali menegakkan duduknya.

" Issh, bukan gitu ayah. Tadi ada korban kecelakaan dia pencuri yang bawa ke rumah sakit itu ternyata Tentara Pasukan Khusus PBB yah Kinar nuduh dia juga pencuri. Lagian jaketnya sama sih. Ya ampun Kinar malu banget udah nuduh pake ngetawain lagi " jelasnya sambil menepuk jidatnya.

Shield of your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang