Chapter 13: Ruve Plan

56.4K 5.4K 159
                                    

Suara kuda berjalan terdengar di sepanjang jalan itu. Saat ini Rebecca dan beberapa pengawalnya sedang menuju ke istana kecil yang bernama istana Buldegard. Di dalam kereta kuda, wanita itu hanya terdiam sembari menatap pemandangan di sebalik jendela. Muir yang duduk berhadapan dengan Rebecca sungguh tak tega melihat dirinya yang diasingkan. Tapi, kenapa Rebecca terlihat begitu biasa saja dan tampak acuh tak acuh?

Rebecca keluar dari kereta kuda dengan Muir yang membantu wanita itu untuk turun "Apa ini pilihan yang tepat nona?" tanya Muir.

"Ya." jawab Rebecca sambil tersenyum mengalahkan madu.

Muir menghela nafas, ia dapat memastikan jika dirinya sudah sampai ke istana matahari nanti, mood Louis pasti menurun drastis. Tadi pagi saja tak sedikit perabotan yang dipecahkan pria itu karena melihat Rebecca yang sedang berkemas kemas. Muir sangat heran dengan ego Louis yang membumbung setinggi langit.

Andai saja pria itu mau mengakui perasaannya dan tak melakukan pengasingan konyol ini. Pasti saat ini pria itu sedang berbahagia sekarang. Bukankah yang dilakukan Rajanya ini adalah hal yang sangat sangat bodoh.

Pada akhirnya Louis sendirilah yang akan mati menderita nantinya. Menderita karena kebodohannya sendiri.

***

Ketika sudah sampai di kerajaan, para pelayan langsung menyambut Rebecca. Ternyata benar di depan istana ini ada lautan Athena yang terkenal akan keindahan namun berjuta misteri.

"Kami mengucapkan salam pada yang mulia Ratu." ucap mereka semua sambil membungkuk hormat.

Mereka semua tampak tertegun melihat kecantikan wanita itu bahkan ada yang melongo tak berkedip. Rebecca benar benar cantik bahkan terlalu cantik, dirinya sangat indah sehingga sangat sulit untuk dijelaskan dengan kata kata.

Rebecca melempar senyum ketika semua orang menatapnya penuh puja. Senyuman yang si cantik tunjukkan seperti bunga yang bermekaran di musim semi. Begitu hangat dan menghantarkan aura kecantikan kemana mana.

Para pelayan mengambil tas Rebecca lalu menyusun barang barangnya sesuai tempat. Pandangan Rebecca kini tertuju pada tirai jendela yang berdesir karena terpaan angin laut.

Tanpa disadari Rebecca berjalan menuju ke jendela menyingkap tirainya lalu tatapan matanya lurus pada ombak lautan Athena. Ditatapnya dalam dalam lautan tersebut. Seperti tersihir Rebecca terpana akan keindahannya sampai sampai ia merinding.

Walau sebentar entah mengapa Rebecca tak bisa mengalihkan pandangannya pada si lautan. Bukan! bukan karena lautan itu terlalu indah hingga membuat Rebecca terpana sampai rasanya terhipnotis.

Namun ia merasa jiwanya sedang ditarik oleh seseorang. Disana... dilautan itu seperti ada seseorang yang melambaikan tangannya memanggil manggil namanya. Ia ingin kesana, seseorang memanggilnya!

Salah seorang pelayan menarik tangan Rebecca. Berusaha untuk menyadarkan sang ratu dari dunia bawah sadarnya. Pelayan tersebut menepuk nepuk pipi Rebecca dengan pelan ketika dilihatnya tatapan si Ratu kosong bukan main.

"Aku akan tenggelam bersamamu." gumam Rebecca berkali kali.

"Yang mulia ratu sadarlah." seru pelayan lainnya. Semua pelayan langsung mengumpul mendekati Rebecca ynag saat ini terkena sihir dari lautan Athena. Seperti semut yang mengerubungi gula.

Tak berapa lama kemudian Rebecca tersadar. Ia memijit pelipisnya ketika merasa sakit sesaat di kepalanya.

"Apa yang terjadi tadi. Aku merasa seperti.." lirih Rebecca.

"Yang mulia ratu, apa yang mulia ratu tidak tau? kita tidak boleh menatap dan mengagumi lautan Athena terlalu lama." ujar salah satu pelayan dengan nada khawatir.

My Lovely Evil QueenWhere stories live. Discover now