Chapter 22: Who??

50.9K 5K 517
                                    


Saat ini Rebecca sedang berada di ruang kosong yang dipenuhi oleh seribu kaca. Disana ia dapat melihat seribu pantulan dirinya. Tapi, bukan itu yang mengagetkan. Entah darimana berasal, tiba tiba ada suara seorang wanita yang suaranya persis seperti dirinya tengah menyapanya dengan nada yang sangat hangat.

"Hai Rebecca," sapa suara itu.

"Si- siapa kau?" tanya Rebecca seraya mengalihkan pandangannya ke sekeliling mencari asal suara tersebut.

"Aku?" tanya wanita tersebut, tiba tiba wanita itu tertawa kecil.

"Su- suaranya mirip denganku." batin Rebecca.

"Aku adalah kau dan kau adalah aku." jawabnya.

"A apa?"

"Jangan takut Rebecca, aku tak akan mungkin menyakitimu." tiba tiba salah satu cermin disana menimbulkan sosok seorang wanita cantik yang rupanya yang sangat indah. Dan dia memakai pakaian aneh seperti seorang penari perut.

Walau ia memakai veil mask ala belly dancer dan hanya bisa melihat setengah wajahnya yang tertutup cadar transparan itu secara samar samar. Tapi, Rebecca tau pasti wanita dihadapannya ini sangatlah cantik jelita. Dan, ketika wanita tersebut melepaskan veil mask miliknya. Rebecca terbelalak melihat wajah wanita tersebut.

Wanita tersebut berdiri di hadapan Rebecca dengan senyum menawan miliknya.

"Takdir kan terulang dengan nasib yang berbeda."

"Kuharap, kau menjaganya dan mendekapnya erat didalam hatimu." setelah itu wanita tersebut pun menutup kedu kelopak matanya dengan sebuah senyuman. Dan perlahan tubuhnya membentuk kepingan kepingan hijau bercahaya layaknya batu zamrud yang dipecahkan.

Rebecca mundur beberapa langkah ketika kepingan kepingan tersebut menggumpal lalu masuk secepat kilat ke tubuhnya.

Tiba tiba Rebecca dilanda sakit kepala yang begitu dahsyat. Namun, bersamaan dengan itu satu persatu emori yang tak seharusnya ia ingat datang menghantam kepalanya layaknya kaset rusak yang dipaksa berputar.

Tak lama kemudian Rebecca mulai tenang, ia menatap tangannya yang saat ini tengah bergetar sempurna. Satu bulir kristal jatuh membasahi pipinya dan terus terus berjatuhan. Apabila semut ada disana mungkin mereka akan mengira itu adalah rintik hujan di ruang hampa.

Tubuh Rebecca merosot ke bawah ia memeluk kedua kakinya, menangis disana bagai seorang wanita yang kehilangan segalanya.

"Maafkan aku, maafkan aku..." tangis Rebecca tersedu sedu.

***

Louis yang tadinya sedang tertidur sembari menunggu Rebecca sadar. Terbangun ketika mendengar tangisan pilu dari tidur damai wanita yang dicintainya.

"Maaf maaf maaf." tangis Rebecca yang saat ini sedang berbaring di atas bebetuan air terjun kerajaan bersama dengan derasnya air yang mengalir membasahi ekor duyungnya yang hijau redup persis seperti pahatan batu Emerald kualitas terbaik. Ekornya benar benar sangat indah dipandang mata, bahkan terdapat kemerlap putih seperti ada campuran kristal yang terdapat didalam sana.

Louis mendekati bebetuan itu lalu memeluk Rebecca dari belakang. Kemudian Louis mendudukkan tubuh Rebecca pada pangkuannya tak mempedulikan bajunya yang basah akibat derasnya air yang mengalir.

Louis menepuk nepuk pipi wanita itu dengan perlahan berusaha membangunkan si empunya.

"Azazel maafkan aku hiks hiks maafkan aku." tangis Rebecca.

Louis mengeraskan rahangnya ketika mendengar Rebecca menyerukan nama seorang pria dalam mimpinya. Namun tiba tiba, kepala Louis mendadak berdenging. Louis memegang pelipisnya ketika ada sekilas bayangan yang melintas secepat kilat didalam kepalanya.

My Lovely Evil QueenWhere stories live. Discover now