TIGAPULUH SATU

108 11 0
                                    

Saat sedang berjalan santai, Echa tak sengaja melihat Mamah Chenle tengah bersama Kepala Sekolahnya. Echa bertanya-tanya kenapa Mamah Chenle sedekat itu dengan Pak Reno.

Tiba-tiba dia teringat akan perkataan Lia tempo dulu yang mengatakan hal yang tidak pantas tentang Mamahnya.

"Aughh nggak mungkin, dia keliatannya baik kok gak mungkinlah kalo Tante itu.. "
"Gak mungkin apaan? " Tanya Yeji yang tiba-tiba muncul.

"Astaga!! Lo bikin gue jantungan aja. "
"Alahh lebayy, liatin apaan sih? "

Saat Yeji hendak mencari tahu apa yang dilihatnya dengan cepat Echa menghalangi pandangan Yeji.

"Apasih Ca jangan bikin gue kepo deh. "
"Gaada, gaada gue gak liat apa-apa. " Panik Echa

Tapi karena keinginan kuat seorang Yeji akhirnya dia bisa mendorong keluar tubuh Echa.

"Lo liatin Mang Tarno? " Ejek Yeji
"Hah Mang Tarno? Oh i-iya hehehe... "
"Tapi kok Mang Tarno kayak aneh gitu ya."
"Aneh? Aneh gimana? "

Karena penasaran akhirnya Echa ikut mengintip apa yang dilihat oleh Yeji dan benar saja disana memang ada Pak Tarno dengan sapu taman di tangannya, serta celemek yang tergantung dipundaknya serta topi khasnya.

"Tatapan Mang Tarno ke mobil yang di depan itu kayak aneh gitu tau gak sih. "

Benar saja apa yang dikatakan oleh Yeji, Pak Tarno atau yang lebih akrab disapa Mang Tarno. Menatap aneh kearah kepergiannya mobil Pak Reno dengan Mamahnya Chenle.

Echa dan Yeji segera menunduk begitu mereka sadar bahwa Mang Tarno melihat kearah mereka, setelah dirasa aman Yeji dan Echa kembali melihat kondisi dan disana sudah tak ada siapapun.

"Udah gaada Ca. " Ucap Yeji santai
"Kalian teh ngapain atuh disini? " Tanya Mang Tarno yang sukses membuat Echa dan Yeji tersentak kaget.

"Wuaaa, Mang Tarno ngagetin aja!! "
"Lagian atuh lagi ngapain eneng-enengnya disini, bukannya di kantin. "

Echa yang berada ditengah-tengah obrolan antara Yeji dan Mang Tarno tak sengaja melihat sebuah benda yang tak asing yang timbul dari saku kiri celana Mang Tarno.

"Mang Tarno punya anak cewek yah?? " Ucapku begitu tersadar bahwa itu adalah sebuah jepitan rambut.
"Ehhh iyaa neng... " Jawabnya malu-malu

"Jadi mau ikut gak neng? Dijamin enak de makanannya. " Ujar Mang Tarno pada Yeji. Echa tak tahu apa yang mereka obrolkan sebelumnya karena dia sibuk memperhatikan benda yang ada disaku ya Mang Tarno.

"Yaudah deh Mang, dari pada yang pinggun saya ini amuk-amukkan Mulu kan.. " ledek Yeji

Akhirnya Echa dan Yeji mengekori Mang Tarno.

"Kita mau kemana? " Tanya Echa yang tak tahu apa-apa
"Katanya Mang Tarno punya warteg langganan dan kata dia sih enak makanannya, yaudah kita ikutin aja daripada tuh perut keroncongan mulu. " ucapnya setelah mendengar suara ghaib yang berasal dari perutku.

Setelah selesai mengisi perut Echa dan Yeji kembali ke kelasnya dan diperjalanan mereka kembali membahas sensasi makanan warteg langganan Mang Tarno.

"Sumpah sih yaaa pantes aja Mang Tarno gak suka makan, makanan sekolah dia punya harta karun sendiri ternyata. "

Echa tertawa geli begitu mendengar Yeji menyebutkan warteg tersebut sebagai "harta karun"

"Apaansih lebay banget!! " Ledekku
"Emang beberkan Lo aja Ampe nambah 2 kali, gak biasanya kan Lo makan nasi abis abis itu pake nambah lagi. "

Echa dengan otomatis mendorong tubuh Yeji ketika dia mulai membahas betapa rakusnya dia tadi saat makan.

"Echa!! " Panggil Renjun membuat raut wajah Echa berubah datar tiba-tiba.

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang