ANEYSA 6

221 99 238
                                    

Buat yang muka dua, kasih muka lo satu dong buat orang yang lagi cari muka.

-manusia.

Selamat Membaca💚
.
.
.
.

🐰

"Buru jalan, lelet banget lo," Dimas yang aslinya emosian mendengus kesal karena Rangga. Cowok itu sedang mabuk berat, kebiasaan Rangga jika mabuk laki-laki itu akan menjadi seperti bocah.

"Pelan-pelan ya, aku ga bisa jalan ini," jawab Rangga dengan suara kecilnya.

Setelah memasuki apartemen milik Vano, Dimas meletakan Rangga di sofa. Cowok itu melepas kaosnya dan berjalan menuju dapur.

"Aku haus, mau minum," rengek Rangga pada Arya yang berada disampingannya.

Arya melirik sinis, ingin rasanya ia memukul kepala temannya itu. "Dim, bawa minum."

"Nyusahin aja lo, udah dibilangin jangan minum masih aja minum lo. Gini kan jadinya," omel Bima.

"Siapa yang kasih dia minum? Tanggung jawab nih," sahut Dimas.

"Vano," jawab Arya. Vano yang sedang memejamkan mata tersenyum kecil. Senang sekali dirinya bisa mengerjai teman-temannya. "Gapapa kali, udah lama juga kita gak ngurusin dia." jawabnya.

"Ndasmu, lo-,"

"DIAM! AKU PUSING MAU MINUM," teriak Rangga.

"Bacot lo!" jawab Bima emosi.

Dimas memberi sebotol air ke Rangga. Cowok itu menerima lalu menggigit tutup botol itu.

"Diputer anjim bukan digigit," jelas Dimas.

Rangga menatap garang ke arah Dimas, Dimas melotot tajam melihat itu. "Gak usah sok imut lo, bangsat,"

Rangga kembali menggigit tutup botol, cowok itu mendesah marah karena tidak bisa membukanya.

"Dibilangin diputar nyet," kali Bima yang menyarankan.

Vano merebut botol itu, ingin rasanya ia layangkan botol itu ke kepala Rangga.

"Jangan diambil, nanti mama marahh," rengek Rangga.

"Najis, pulang sono lo. Biar emak lo marah beneran." seru Dimas.

"Dimass, nggak boleh gitu sama dedek Rangga," ujar Vano lalu tertawa kenceng. Rangga ikut tertawa melihat Vano. Menurutnya itu sangat lucu

"Noh, dedeknya ikut ketawa," tambah Vano kembali nganceng

(Ngakak kenceng) ga usah mikir aneh-aneh ye lo pada.

Arya terkekeh, geteran ponsel membuat laki-laki itu membukanya. Pemberitahuan keberadaan seseorang membuat ia tersenyum kecil.

"Si Virga tumben nggak buat masalah. Biasanya tuh anak tiada hari tanpa buat masalah." ujar Bima.

"Bukan nggak, tapi belum. Kita tetap harus hati-hati, kemarin gue kayak ngeliat ada orang ngikutin kita pas mau ke markas." terang Dimas

ANEYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang