5 : Kelas Ramuan

1.5K 270 41
                                    

Prof. Slughorn memulai kelas Ramuan pertamanya sejak ia memutuskan untuk kembali Mengajar di Hogwarts. Tentu saja ia mungkin tidak akan kembali mengajar di Hogwarts kalau bukan berkat Prof. Dumbledore. Dan Kali ini, anak-anak Ravenclaw dipertemukan dengan sytherin dalam kelas ramuannya.

Prof. Slughorn yang tengah mengajari murid-murid untuk membuat ramuan 'Hidup bagai mati' seketika terkejut dikarenakan Keterlambatan muridnya Pansy Parkinson dan Goyle karena salah memasuki kelas. Mereka mengira jadwal kelas mereka bersamaan dengan anak-anak Gryfindor.

Sementara itu, Luna sedang menatap buku ramuan yang terbuka dihadapannya, namun pandangannya tidak terfokus pada buku pelajarannya. Luna terlihat tidak memikirkan bahan-bahan ramuan tersebut, sepertinya ia sedang memikirkan suatu hal lain yang terus mengganggu pikirannya sejak kemarin malam. Matanya tertuju pada seorang pria di ujung sana yang sedari tadi juga sedang melamun memikirkan sesuatu, persis dirinya yang saat ini tengah memperhatikan pria pirang pucat itu.

"Setetes saja ramuan ini bisa membuatmu sangat beruntung," ucap Prof.Slughorn lantang, "cairan keberuntungan ini akan kuberikan pada muridku yang bisa membuat ramuan hidup bagai mati disisa waktu pelajaran kita hari ini". Prof. Slughorn tersenyum kemudian melanjutkan,
"Oh, resepnya ada di halaman 10 buku kalian, semoga beruntung."

Sementara anak-anak dalam kelas ramuan berlomba-lomba untuk berhasil membuat ramuan yang diminta Prof.Slughorn, Luna menutup buku ramuannya dan perlahan berjalan mendekati meja Pria berambut pirang pucat yang dari tadi dilihatnya, tidak lain dan tidak bukan adalah Draco Malfoy. Yah, siapa lagi pria pemilik rambut pirang pucat dikelas itu selain Draco Malfoy.

Sementara Pemandangan di meja Draco dipenuhi oleh perlengkapan memasak ramuan, Luna yang menghampiri Draco langsung meletakan buku ramuan miliknya di atas meja. Luna menepikan beberapa benda yang memenuhi meja kemudian membuka buku ramuan miliknya yang tertutup tadi.
Draco yang sedang mengaduk-aduk ramuan di kuali mendidih terkejut dengan kehadiran Gadis itu di mejanya.

"Sial!," ucap Draco kesal

Luna yang sedikit tersinggung atas ucapan Draco seketika buru-buru menjelaskan maksud kedatangannya pada Draco.
"Maaf jika mengganggumu tapi..."
belum sempat Luna melanjutkan Draco memotong perkataan gadis itu.

"Kenapa cairan ini masih saja bergelembung, aku sudah mengikuti resep ramuan sesuai yang tertulis di buku bodoh ini!" Draco mendesis kesal, ia telah menyadari kehadiran tamu dimejanya walau sepertinya dia terlihat tidak memperdulikan kehadiran Luna. Sepertinya, karena ramuan yang dibuat Draco yang tak kunjung berhasil.

"Oh astaga, kupikir kau berkata sial padaku tuan bayangan" Luna bernapas lega, ia sempat berpikir Draco sudah mulai kesal padanya sejak pembicaraan mereka di tangga kemarin.

"Mungkin Kau mengaduknya terlalu pelan, tuan bayangan" kata Luna lembut sambil mengambil sendok kayu panjang dari tangan Draco.

"Oh ya? Coba kau lihat," Draco menunjuk buku ramuan milik luna yang berada disamping kuali kemudian melanjutkan, "Disini tertulis aduk perlahan-lahan lalu potong sebuah biji sophoporus"

Luna pun terlihat bingung sama halnya dengan Draco. Ia meletakkan sendok kayu di kuali, kemudian membuka-buka kembali buku ramuan sambil membaca kembali maksud dari resep ramuan itu.

"Hey karena ramuan bodoh ini aku jadi lupa bertanya, sedang apa kau di mejaku Lovegood" kali ini, Draco menyebut nama gadis itu dengan benar.

"Oh, iya maafkan aku tuan bayangan, tapi kelihatannya kau memang membutuhkanku disini" Luna menunjukan biji sopophorus yang sedang diperasnya,

"Sial, ternyata diperas, bukan dibelah dua..." Kata Draco kesal, "buku ini benar-benar tidak bisa dipercaya"

"Sebenarnya aku masih penasaran, mau kemana kau waktu itu dan apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Luna yang masih penasaran, ternyata itulah yang menganggu pikiran Luna sejak kemarin.

"Tunggu dulu, kau bahkan belum menjawab pertanyaan-pertanyaanku sejak pertemuan kita di kereta, berani sekali kau mengajukan pertanyaan padaku Love..good" Draco yang hampir salah menyebut nama Luna kembali terhenti sejenak.

"Lagipula, itu bukanlah urusanmu, urusi saja urusanmu,"
Draco mengambil buku Luna dan menaruhnya sedikit kasar ke tangan Luna,
"Dan urusi saja ramuanmu sendiri, Nona Lovegood"

"Uhm, tapi... aku benar-benar khawatir padamu tuan bayangan, apakah yang sedang kau lakukan ini melanggar aturan atau bahkan berbahaya bagimu"
Luna terlihat sangat khawatir pada Draco, entah kenapa sejak ucapan Draco pada saat pertemuan mereka di Diagon Alley, Luna tidak bisa berhenti memikirkan apa sebenarnya yang sedang Draco perbuat, sehingga membuatnya berpikir bahwa dia akan menjadi orang jahat. Luna merasa bahwa dia harus menghentikan Draco dari perbuatan yang membahayakan pria berambut pirang pucat itu.

"Demi janggut Dumbledore, apakah kau sudah kehilangan akal? Dengar, bisakah aku meminjam kacamata anehnmu sekarang? Karena kurasa Wrackspurt tengah mengerumuni otakmu" Kelihatannya mood Draco sedang tidak baik hari ini, sehingga dia kelihatan sangat kesal dan melampiaskannya pada Luna.

"Oh satu lagi, berhenti memanggilku tuan bayangan" tambah Draco kesal, Ia merasa seperti Dementor tiap kali gadis itu memanggilnya dengan sebutan Tuan Bayangan.

Luna yang baru saja ingin mengeluarkan suaranya yang dari tadi terhalang oleh kekesalan Draco, seketika terhenti. Rupanya Pansy yang dari tadi melihat Luna dan Draco yang sedang membuat ramuan tidak tahan lagi dengan pemandangan yang dilihatnya itu dan segera mengikuti untuk menghampiri Kedua orang berambut pirang pucat itu. Luna yang melihat kedatangan pansy yang hampir sampai ke meja Draco, seketika segera berjalan kembali menuju mejanya,

"Kau tidak cocok dengan wajah kesal itu, berhentilah membuat wajah itu, kau lebih manis saat tersenyum" ucap Luna tersenyum kecil. Sambil membalikan badan memunggungi Draco yang terpaku atas apa yang baru saja diucapkan gadis itu.

Sebelum Draco membuka mulutnya kembali, ia berencana menghentikan Luna yang telah beranjak pergi dari mejanya, namun, kini Pansy Parkinson tengah berdiri dihadapan Draco menggantikan Posisi Luna tadi.

"Baiklah, kesialanku bertambah oleh kehadiranmu"
Desis Draco kesal

"Hey, apakah kau salah menyebutku dengan si lonely barusan? Harusnya dia yang kau katai begitu"
Bantah Pansy pada Draco. Sementara Draco yang daritadi sedang tidak dalam mood yang baik, tertegun atas apa yang baru saja di dengarnya barusan. Ia bahkan tidak jadi mengata-ngatai Pansy Yang menurutnya turut menyumbang dalam hari sialnya. Wajahnya memerah, tapi bukan karena uap panas ramuan yang tengah direbusnya. Pansy yang bahkan berceloteh panjang lebar tidak dihiraukan Draco saat itu,

"Aku... manis?" Gumam Draco

Lovely Pale Hair [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang