32

15.9K 1.5K 55
                                    

Hai! Terima kasih sudah mampir, jangan lupa vote dan komen!

Selamat membaca!




"Hoek..Hoek.." dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Jeffrey langsung bangun dan berlari menuju toilet.

Tampak Rara yang sedang mengeluarkan isi perutnya dengan menumpu kedua tangannya ditepian wastafel.

"Sayang?" Jeffrey menyelipkan helaian rambut yang menjuntai ke belakang telinga Rara.

Rara mengelap mulut nya dengan tisu kemudian menghadap Jeffrey yang sedang menatapnya khawatir.

"Heheh. Gapapa kok, Mas." Jeffrey mengangguk kemudian mengajak Rara untuk keluar dari toilet.

"Masih mual?" tanya Jeffrey sembari menyodorkan segelas air untuk Rara.

"Udah ngga. Mas lanjut tidur aja masih jam 5."

Rara tau bahwa tidur setelah sholat subuh itu tidak boleh dan tidak baik, tapi  Jeffrey masih terjaga hingga subuh tadi, maka dari itu Rara membiarkan Jeffrey untuk kembali beristirahat.

"Kamu juga, baring sini, Mas masih sedikit ngantuk." Jeffrey menepuk tempat kosong disebelahnya, mengintrupsi Rara untuk baring di sana.

"Rara mau beresin lemari pakaian, Mas sendiri aja ya?"

"Nanti ah, kita beresin nya sama-sama aja, temenin Mas aja sini."

"Lagi pengen beresin, Mas."

"Yaudah, nanti kalo udah baring sini ya." Jeffrey menyerah membuat Rara tersenyum senang.

Ia mulai membuka lemari pakaian-pakaiannya, ada beberapa baju yang mulai tidak teratur tata letaknya.

Satu persatu ia kemasi, kemudian pandangan Rara jatuh pada gamis kesayangannya, gamis yang sama saat Jeffrey datang mengkhitbah-nya, yang sudah lama tak ia lihat karena terselip gamis-gamis lainnya.

Ia berinisiatif mencoba kembali baju itu, rupanya sudah sedikit ketat bahkan resleting di bagian dada sudah tidak bisa di tarik keatas.

Rara berkaca, melihat perutnya yang sudah tampak sedikit membuncit, Rara sangat senang, bahkan sangat antusias dan ingin memberitahu Jeffrey.

"Mas... Mas...Mas." Rara menepuk lengan Jeffrey dengan pelan, rasanya belum sampai 1 jam ia terlelap sudah dibangun kan saja oleh istrinya.

Jeffrey mengernyit, meminta jawaban pada Rara yang membangunkannya.

"Lihat deh, perut Rara udah muncul Mas." pandangan Jeffrey beralih ke perut Rara, Jeffrey tersenyum dan segera duduk.

"Wajar, kan udah 4 bulan."

Ia mengelus perut Rara dengan lembut. Hal yang Rara suka. Rara selalu merasakan getaran aneh saat Jeffrey menyentuh perutnya, mungkin anak yang berada diperut nya sangat senang disentuh oleh sang ayah.

Kemudian Jeffrey mengarah menatap Rara dengan bingung.

"Mau kemana emangnya?"

"Gak kemana-mana, cuma pengen cobain ini aja."

"Kenapa juga harus buka-bukaan kayak gitu?"

Rara mendelik bingung, sepersekian detik kemudian, ia membelakakan matanya sembari menyilangkan kedua tangan didepan dada.

"Astaghfirullah!"

Jeffrey tergelak, Rara masih sama seperti yang dulu, memang terkadang Rara lah yang sedikit agresif, tetapi Jeffrey sangat tau bahwa disaat itu juga Rara menahan malu dan gengsi disaat bersamaan. Karena memang sifat asli Rara itu sangat pemalu.

Dilamar✓Where stories live. Discover now