Part 05

1.7K 150 2
                                    

Ava masuk lebih jauh ke UKS. Pandangannya dan Azlan bertemu. Cowok itu terkejut lalu terbatuk-batuk. Menyerahkan cepat kotak bekal di tangannya pada Rudi begitu saja.

"Makanan apaan sih ini, nggak enak banget!" Kata Azlan setelah meminum teh hangat yang biasanya disediakan oleh perawat untuk siswa/siswi yang sakit.

Apakah Ava sedih mendengar penilaian Azlan akan masakannya? Tidak tuh, dia tidak sedih sama sekali. Hanya saja Ava jadi ragu untuk menyerahkan kotak bekalnya untuk Dylan. Padahal niat awal dia ingin sepik-sepik membawa makanan, siapa tau Dylan tertarik. Mencoba mendekati cowok bukan gaya Ava sama sekali. Jadi Ava tidak tau apa-apa soal itu. Pun sebisa mungkin, Ava tidak ingin berlebihan seperti Rommy saat mendekati pujaan hatinya.

"Eh, Ava! Rommy!" panggil Dylan yang mungkin baru menyadari keberadaan Ava.

Ava menarik senyum lalu berjalan mendekati brankar Dylan. Gadis itu menyerahkan jurnal berisi data yang dia bawa tadi.

"Ini data yang lo minta Lan," kata Ava sok manis.

"Eh iya, makasih. Maaf belum sempat ke kelas lo buat ngambil ini," balas Dylan dengan senyumannya yang masih kurang sempurna. Ya Tuhan, bibir itu robek cukup parah. Sialan Azlan, berani sekali cowok itu melukai wajah tampan pujaan hati Ava!

"Gimana keadaan lo?" tanya Ava akhirnya.

Dylan tersenyum lagi, "Ya gini, tapi udah lebih baik," katanya tenang.

Ava mengangguk paham. Bingung mau mengatakan apalagi. Begini ya susahnya mencari bahan obrolan ketika berhadapan dengan orang yang disukai. Kalian sering merasakannya tidak? Kalau Ava sering sekali.

"Oh iya Rom, bilang ke Sagara. Dia harus datang ke rapat besok."

"Kenapa harus gue? Lo sendiri?" tanya Rommy.

"Dia nurutnya sama lo," jawab Dylan.

Rommy mengangguk paham. Memilih tidak mengatakan apa-apa lagi.

Krucuukk...

Ava mengerutkan alis, begitu pula dengan Rommy. Sedangkan Dylan menutup matanya menahan malu.

"Kenapa nggak makan Lan?" kekeh Rommy.

Dylan meringis saja.

"Gue bawa makanan."

Ava meruntuki mulutnya yang barusan spontan bicara. Lihat, karenanya kini Dylan menatap penuh harap pada kotak bekal Ava.
Ava memang ingin sekali memberikan kotak bekal miliknya pada Dylan. Tapi Ava takut apa yang diucapkan Azlan tentang masakannya yang buruk tadi adalah kebenaran.

"Lo sendiri nggak makan?" tanya Dylan.

Terlanjur basah, ya sudah mandi sekalian. Kini Ava memilih melanjutkan saja niatnya. Masalah rasa sebenarnya Ava yakin sekali masakannya tidaklah buruk. Hanya karena ucapan Azlan saja....

"Udah," bohong Ava.

Dylan tersenyum tipis dan menerima bekal yang disodorkan Ava.

"Makasih Va," kata Dylan sambil membuka kotak bekal dan mulai makan dalam diam. Ava hanya beralih duduk di brankar kosong di samping brankar Dylan. Sedangkan Rommy hanya berdiri mematung dengan pikirannya sendiri.

Hari ini adalah kemajuan. Ava beruntung Dylan tak lagi menolak pemberiannya seperti yang sudah-sudah. Ava pernah bilang kan? Dylan adalah tipe cowok yang sangat sulit didekati. Bukan karena dingin, cowok itu menghindar. Terkesan sekali tak ingin dekat dengan siapapun. Dylan tak pernah terlihat canggung dan kaku jika bicara, tapi sekali lagi, susah sekali mendekatinya.

"Ini enak banget, lo masak sendiri?" tanya Dylan dengan kekaguman yang tidak ditutupi.

Ragu, Ava menganggukkan kepalanya. Tanpa menyadari bahwa segala tingkah lakunya diawasi oleh seseorang di brankar paling ujung.

Kalau Jadi Jodoh (Selesai)Where stories live. Discover now