A.A 6

79 19 3
                                    

hai gais back lagi di bab 6

ayo jangan lupa vote and comment ya

happy reading

******

"Oma main yuk sama Cia ke taman," ajak anak kecil yang berumur 5 tahun itu.

"Entar ya, oma lagi nanam tanaman nih," jawab perempuan yang berumur sekitar 60 tahun itu.

"Ayo oma..." mohon anak kecil itu dengan manja.

"Yaudah ayo," jawab oma. Cia dengan gembira berjalan ke taman melompat kesana kemari tanpa sadar meninggalkan omanya yang berada di belakang.

Saat berada di belokan Cia merasa bahwa dirinya sendirian. Tiba-tiba sebuah tabrakan terdengar dengan kencang, tanpa mengulur waktu Cia langsung berlari ke suara itu.

Seketika keceriannya runtuh tergantikan dengan tangisan dan tangan yang mulai dipenuhi darah. "OMAAAA!!" jerit Cia dengan tangisan samba; menahan luka omanya agar tidak mengalir terlalu banyak.

"Nanda...kamu...harus...tetap...bersama...keluarga...mu...ya..." saut oma Nanda dengan terbata-bata menahan tangis.

"OMAAAA JANGAN PERGI NINGGALIN CIA!!!" jerit anak kecil itu dipenuhi tangisan

******

Air mata Nanda mengalir dengan deras sembari mengingat hal itu. Nanda membuka box yang berwarna coklat, berisi beberapa mainan yang dikasih oleh omanya dan buku harian omanya. Pasokan udara di paru-paru Nanda makin menipis digantikan oleh tangisan yang mengalir dengan deras.

Nanda tidak mementingkan jika keluarganya akan mendengar suaranya itu. Cukup hari ini Nanda akan menumpahkan segalanya, ya cukup hari ini karena besok Nanda harus kembali menjadi perempuan yang kuat.

Sakit? Jangan di tanya. Sebenarnya, Nanda ga kuat untuk melewati hari ini. 15 Agustus adalah hari yang sangat berat untuk Nanda dan malam yang panjang. Ia akan menangis dan tidak tidur hingga matahari memunculkan cahayanya. Rasanya Nanda ingin agar tanggal 15 Agustus ditiadakan sayang, itu gabakal bisa.

Tak terasa matahari mulai memunculkan cahayanya di jendela kamar Nanda. Ternyata Nanda tertidur di samping kasurnya sambil memegang box hadiah itu.

******

Pagi yang cerah ini dengan hati Nanda yang mendung, tetapi Nanda tidak akan menunjukan kemurungan hatinya. Hari ini Nanda, anak osis, dan seluruh anak baru akan melaksanakan camping di Bogor Camping Avenue.

Saat matahari terbit Nanda membereskan keperluannya dan memasukan beberapa pakaian. Nanda sendiri tidak tau kenapa keesokan hari setelah peringatan omanya ada acara camping. Biasanya setelah peringatan omanya ia akan bolos sekolah dan menuju ke pemakaman omanya dan menceritakan semua hal seperti, berbagi kisah lucu dan bernostalgia akan waktu kecilnya yang dipenuhi dengan warna di hidupnya.

Pukul 6 pagi Nanda keluar kamar dan berjalan menuju garasi untuk mengambil mobilnya. Nanda langsung keluar dari rumah dan mengemudi ke arah sekolah yang sudah dipenuhi oleh 5 bus besar dan beberapa anak osis yang sedang menyiapkan barang-barang yang di butuhkan.

"Hai, gimana persiapannya udah kelar?" tanya Nanda kepada Max setelah Max menaruh box dibawah bus.

"Udah nih, lu bantuin anak yang lain ngurusin para dekel aja dah, daritadi kaga bisa diem mereka, kan kalo lu dateng pasti langsung kicep hehe," jawab Max sambil menunjuk ke arah dekel-dekelnya yang sedang mengobrol cantik sampe barisannya udah ga karuan.

A.N.A.R [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang