Kamis sore menjelang jam pulang kantor, aku baru saja menyelesaikan semua deadline perkerjaan yang diminta oleh Atasanku. Aku belum ada rencana pulang tepat waktu. Jadi aku memutuskan menyetel lagu-lagu favoritku via Youtube sambil berdendang pelan untuk sekedar merelaksasikan badan dan pikiran.
Lagu baru dari Maliq & D'Essentials yang berjudul Memori menjadi top playlistku pekan ini. Aku memang suka membuat daftar lagu-lagu yang menurutku nyaman di telinga tiap minggunya agar menjadi moodboosterku dalam berkerja.
Ketika aku sedang asik menikmati lagu, rekan satu timku, Tifa menyapaku.
"Mas Juandre gak pulang?" tanyanya sambil mematikan Laptop.
"Masih mau santai dulu Tif, kamu udah mau balik?"
"Iya Mas, Suamiku jemput, udah di parkiran."
"TUMBEN mau jemput." Sindirku.
"Iya mau ngerayain 1 tahun pernikahan Mas, hehehe" Katanya sambil malu-malu.
"Asik, udah beli lingerie baru dong buat ewita?" Ledekku.
Aku memang terkenal orang yang ketika berbicara ceplas ceplos straight to the point. Dan timku sudah memahami itu.
"Ah kamu ini kalo ngomong suka bener, warna putih bahan satin lengkap dengan strapless bra Mas" Kata Tifa sambil bisik-bisik.
"VCS (Video Call Sex) ya nanti, taro kamera di tempat yang anglenya oke. Yang penting bisa fokus di kamunya. Muka suamimu tutup aja pake dus kipas angin." Ledekku lagi.
"Hahaha parah! Emang tampang Suamiku separah itu apa sampe ditutupin dus kipas angin? Nanti kalo keluar kota bareng, kita langsung ajalah mas gausah pake VCS, hahaha, dasar gila! Udah ah aku pulang, udah kedut-kedutan nih. Hahahahaha. Pulang Mas, jangan lembur mulu, mending Ewita di rumah, daah sampe besok Mas." katanya sambil berjalan keluar ruangan.
Sialan Tifa suka mancing-mancing nakal. Tapi semua hanya candaan kantor semata, bukan untuk beneran, kami semua saling menghormati. Saat ini, gatau kalo ada kesempatan, apalagi Tifa salah satu karyawan wanita yang setiap orang melihatnya bisa berpikiran "anjing ni cewe, enak kayanya."
Dengan muka innocent berbadan ramping, berkacamata, berambut sebatas leher, dan juga pas untuk digenggam, Tifa memang sepertinya enak.
Ah sudahlah, bahaya kalo tegang sendiri mikirin dia. Kembali aku benamkan diriku dalam lantunan lagu-lagu dari Playlist yang aku buat.
Aku mengulang kembali lagu Memori dari Maliq & D'Essentials sambil melihat videoklipnya di Youtube. Konsep video dari lagu ini menceritakan kisah asmara dua remaja di masa sekolah. Dari malu-malu, seru, dan bersahaja. Cinta monyet, anjing.
Untuk cinta monyet pada masa SMA memang seru, belum terlalu vulgar seperti pacaran di jaman sekarang yang kalau sudah pacaran, sudah pasti bisa ngewe.
Dulu itu seru! Senyam senyum sendiri saat ketemu gebetan, ngumpet karena malu takut dicengin temen-temen sekelas kalau gebetan atau pacar lewat, bahkan suka tampil sok iye kalau ada orang yang disuka.
Berantemnya juga lucu, paling gak jauh ngambek di kantin, atau via SMS, atau sepucuk surat. Gak kaya sekarang yang berantem dikit, main tangan, bikin video di Youtube, jadi konten, viral, terus diundang Raffi Ahmad buat minta penjelasan dan klarifikasi. Norak. Najis!
Sebentar, kalau diingat-ingat, aku jadi penasaran dengan mantan cinta monyetku waktu SMA dulu. Seperti apa dia sekarang ya? Makin oke, atau jadi seperti ibu-ibu yang setelah melahirkan anak badannya jadi tidak terjaga.
Aku coba cari di Facebook ah.
Facebook masih salah satu Social Media paling akurat dalam melakukan wisata masa lalu. Kalau Twitter isinya cuma orang punya pandangan A ditimpah sama orang yang punya pandangan B, yang menjadikan mereka seolah kaum intelek dalam menyikapi suatu persoalan. Instagram? Buat cuci mata Selebgram cewe make bikini endorsanlah.
Aku klik kolom Search, kemudian aku ketikkan namanya Ayu Diva. Sedikit info untuk cinta monyetku yang satu ini. Dia adalah salah satu yang paling oke di antara beberapa mantanku. Ayu Diva adalah wanita yang cerdas, cantik udah pasti. Sorot matanya yang tajam selalu membuatnya seolah tau segala apapun yang aku tutupi. Dia menyebutnya dengan "taktik menyerang" rambutnya dulu panjang selalu diikat sanggul seperti pramugari, salah satu alasan yang dulu membuat aku selalu suka memandang tengkuk lehernya yang sedikit berbulu tipis lagi Sexy.
Ternyata aku sudah lama berteman dengannya di Facebook. Aku coba melihat album foto Ayu, aku mendapati bahwa dia sudah menikah. Dikaruniai anak 1, perempuan, mungkin jika ditafsir umur anaknya masih 2-3 tahun. Suaminya gausah dibahas bentukkannya seperti apa. Males. Tapi yang pasti, Ayu yang kini sudah matang saat ini semakin cantik dibandingkan dulu ketika jadi cintaku. Wajar mungkin sekarang dia sudah pandai bersolek. Atau mungkin sering dibasuh dengan air wudhu. Bentuk badannya juga tidak berlebih justru malah terlihat seperti bentuk badan wanita kuliah smester 4, mmmh, untuk yang tadi cuma asumsiku aja. Pokoknya dia terlihat pas dengan kriteria mamah muda di film bokep Jepang.
Aku iseng coba chat ke Facebook Ayu.
"Ini Ayu bukan Tingting kan?"
Sekitar 25 menit lamanya tak ada balasan, pikirku yasudahlah, dibales syukur, gak dibales mungkin dia berpikir aku hanya bagian dari masa lalunya yang gak penting buat direspon balik.
Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore. Baru selesai Adzan Maghrib juga. Aku melihat kondisi jalan raya dari kaca jendela kantorku, sudah lumayan agak renggang karena hujan juga. Aku memutuskan ikut rombongan Office Boy yang ingin menuju Mesjid, mereka ke Mesjid, aku ke Basement parkiran menuju mobil.
Aku menyalakan mesin mobilku, sesaat kemudian Handphoneku bergetar. Ada pesan masuk dari Facebook.
"Juandre? Apa kabar lo, si stress. Mantan Rapper nanggung. Hahahaha. Sori baru bales btw."
Karena aku sudah mau pulang, aku balas seadanya dulu chatnya hanya untuk memastikan aku masih merespon.
"Iya ini gue Ay, sialan masih diungkit-ungkit aja Rapper jaman sekolah. Hahaha. Kabar gue baik, eh tapi gue udah mau nyetir balik ke rumah, mumpung kalo ujan gini Ojol sama pengendara motor pada neduh, jadi gak macet. Dah dulu ya, jangan kangen dulu. Mmuuaaah."
Biarin ajalah aku ngomong gitu, yang penting jangan ketauan Suaminya aja. Hahaha.
Eh kayaknya jalan pulangnya nunggu dia bales dulu deh.
Gak lama dia pun bales lagi.
"Yee si gila maen cium cium aje. Bini orang ini woy, yauda ati-ati la'u Pak, mmuuaaah juga deh. Hahahaa."
Wah gila kenapa aku jadi deg degan gini, jadi kepengen lanjut chat-an. Tapi orang rumah sudah nelponin mulu. Aku pun memutuskan untuk pulang, sebelum kembali macet.
Aku menghela nafas sebentar sebelum jalan.
Ah rumah. Tempat yang seharusnya menjadi tujuanku, namun sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI KEDUA [SELESAI]
RomanceJuandre Arkham, Seorang Ayah anak satu yang kembali menjadi petualang selangkangan dan sedang mencoba peruntungan untuk berbagi gairah, dengan cinta masa lalu nya. Sebuah gairah yang tidak dirasakan dalam pernikahannya. Kesetiaan dipertanyakan, kom...