- sini, cerita

3.2K 400 74
                                    



Sore hari, kala kampus masih agak ramai karna Presiden Indonesia itu belum kunjung pulang, Jimin memaksa Hoseok untuk menemaninya pulang.

"Waktu party sidang minggu lalu, kenapa di rumah lo ada Kak Taehyung? Tapi kenapa dia pergi? Kalian udah baikan, ya?" Jimjn bertanya beruntun, Hoseok yang sedang mengendarai mobil hampir saja hilang fokus.

Hoseok berdeham, ia tak mau sebenarnya jika Jimin tahu perihal semua ini. Cukup jadi rahasia saja.

"Seok?"

"E-eh iya itu, kita cerita di kosan lo aja ya?" Tanya Hoseok sembari menoleh sebentar.

"Boleh deh."

••••

"Jadi?"

"Minum obat dulu." Hoseok memperingati Jimin yang dibalas delikan.

"Iya-iya."

Hoseok terkekeh, Jimin itu sebenarnya menggemaskan sekali. Namun sayang, Yoongi terlalu buta untuk menyadari hal-hal sempurna dalam diri Jimin.

"Jadi?" Ulang Jimin.

"Gue sama Taehyung Adik Kakak." Ujar Hoseok tanpa minat.

Sontak saja mata Jimin melebar, sampai terbengong dengan ekspresi yang benar-benar terkejut.

"Sumpah lo?!" Tanya Jimin heboh.

"Iya. Emang kenapa? Tiri kok, bukan kandung."

Jimin berdeham, meredakan rasa terkejutnya yang luar biasa. "Kok gue bisa gak nyadar ya?" Tanya Jimin.

"Orang kita berdua sembunyiin hal itu mati-matian." Hoseok kemudian terkekeh.

"Terus gue seenaknya mainin hati lo berdua yang nyatanya adek kakak? Gila, anjir."

"Tapi Taehyung nyerah, dia payah." Hoseok lalu terkekeh sinis mengingat betapa cupunya saudara tirinya itu.

"Dia nyerah buat lo...?"

Hoseok menggeleng, "mana ada. Dia payah aja, gak mau saingan lebih jauh. Capek katanya."

Jimin merenung, Taehyung saja sudah beranjak dari sisinya dan ia hanya memiliki Hoseok sekarang, itupun jika Hoseok tak menyerah juga.

"Gue ngerasa bersalah banget, maaf ya?"

"Apaan sih gak usah minta maaf kali. Ini perasaan kita ke elo, berarti kita sendiri yang haru bisa handle dan ambil resiko. Lo cuma tinggal belajar buka hati. Yoongi bukan satu-satunya kan?" Hoseok mengusap rambut Jimin.

Jimin menoleh prihatin.

Gue nggak suka sama lo Seok. Gue gak bisa.

"Okay, lo mau tau rahasia gue gak?" Jimin menaikan alis.

"Wow. Mau dong, tentang Yoongi?"

Jimin menggeleng lalu tersenyum sendu. "Bukan. Tentang gue."

••••

Jimin adalah seorang anak yang mandiri sejak kecil, apalgi setelah Jungkook lahir. Ia menjadi harus double mandiri.

Saat anak usia tujuh tahun lainnya masih tidur dalam dekapan Mama-Papa, Jimin sudah harus merelakan pelukan itu pada adiknya.

Jimin benci itu? Tidak. Ia menyayangi Jungkook dengan sepenuh hati. Karna kata gurunya, jika kita menyayangi orang lain maka rasa sayang kepada kita akan berbalik lebih besar.

Hari itu, Jimin yang sudah berusia tiga belas tahun baru pulang sekolah lalu menyapa Jungkook yang kala itu berumur sepuluh tahun– sedang menggambar di ruang tamu rumahnya.

it's okay to love your bestfriendWhere stories live. Discover now