IV

374 86 4
                                    

"Lama tak bertemu, duke Charles."

Sapa seorang wanita paruh baya berpenampilan anggun. Charles hanya membalas sapaannya dengan senyuman dan sedikit mengangkat gelas yang ia genggam.

"Dan seperti rumor lama yang kembali beredar. Pada akhirnya kau memperlihatkan wanita simpananmu."

"Ia bukan wanita simpanan ibu suri Margareth. Ia adalah istriku."

Sahut Charles merengkuh pinggang ramping Joana.

"Benarkah? Siapa namamu?"

"Joana.. Vi.."

"Joana Kruger."

Potong Charles membuat gadis itu kembali menatap sang suami yang tersenyum begitu percaya diri.

"Ahh.. Kruger. Kau benar-benar menjadikannya istri keduamu."

"Bukankah itu hal yang wajar? Bahkan mendiang raja memiliki ratusan istri."

"Charles.."

Joana menarik pelan lengan sang suami berusaha menghentikan perilaku Charles yang terkadang diluar batas. Ia mengalihkan pandangannya pada sang ibu suri yang tersenyum namun tampak jelas jika wanita paruh baya itu berusaha menahan amarahnya.

"Bagaimana dengan duchess Wanda? Aku tak melihatnya datang bersama kalian. Seharusnya kau mengajaknya juga."

"Apa anda pernah melihat mendiang raja membawa semua istrinya dalam satu acara? Itu hal yang sangat tidak etis untuk di lakukan, yang mulia."

"Lama tidak bertemu dan kau semakin lancang rupanya."

"Terima kasih atas pujianmu."

Sahut pria itu tersenyum dan membungkuk sebelum membawa Joana pergi menjauh.

"Tidakkah kau sudah keterlaluan Charles?"

"Apa?"

"Ia adalah ibu suri. Wanita nomor satu di negeri ini."

"Dan wanita nomor satu itu sedang berusaha merendahkan wanitaku. Aku tak akan membiarkannya."

"Ck. Kau gila."

"Tapi kau menyukainya."

Sahutnya mencubit puncak hidung Joana dan gadis itu hanya bisa tersenyum mendapat perlakuan manis Charles. Jarang-jarang suaminya itu bersikap seperti seorang suami penyayang.

"Tunggu disini sebentar. Ada seseorang yang harus kutemui."

Ucap pria itu dan berlalu meninggalkan Joana. Gadis itu pun hanya bisa mengangguk dan mengikuti titah sang suami. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Beberapa orang tampak asik menikmati alunan musik yang santai. Berdansa dan tertawa bersama. Netranya menangkap sesosok wanita cantik dengan gaun putih dan mahkota yang menghiasi rambutnya.

 Netranya menangkap sesosok wanita cantik dengan gaun putih dan mahkota yang menghiasi rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Cr : Pinterest)

"Jadi ia adalah sang ratu.. cantik."

Puji Joana tanpa ia sadari. Pandangannya beralih pada balkon istana yang tampak sepi. Benar, berada di keramaian bukanlah hal yang gadis itu sukai. Ia berjalan menuju balkon, ingin menenangkan diri dari keramaian yang membuatnya merasa tak nyaman.

Seulas senyum manis terukir di bibir merah Joana tat kala melihat hamparan bintang yang tersebar begitu indah di langit malam yang gelap gulita.

"Kau memilih tempat yang salah untuk melihat mereka."

Sebuah suara yang berada tak jauh darinya membuat gadis itu menoleh dan sontak terlonjak kaget. Ia mundur beberapa langkah, sedikit membungkuk dan menundukkan pandangan.

"Tanah lapang adalah tempat terbaik untuk menikmati bintang-bintang itu."

Lanjut pria yang baru beberapa saat yang lalu Joana ketahui bahwa ia adalah sang raja.

"Perlihatkan wajahmu."

Ujar Jeffrey, sang raja yang mulai merasa bosan karena lawan bicaranya hanya menunduk sedari tadi.

Perlahan, Joana memberanikan diri mendongakkan kepalanya. Memperlihatkan wajahnya pada Jeffrey namun tak berani membalas tatapan pria yang kini tengah tersenyum simpul.

"Aku melihatmu datang bersama paman Charles. Jika rumor yang kudengar benar adanya, maka kau adalah istri kedua paman?"

"Paman.."

Joana memberanikan diri menatap Jeffrey dengan wajah bingungnya sementara sang raja kembali tersenyum.

"Aku sudah menganggapnya seperti pamanku sendiri. Ia banyak membantu persiapanku naik tahta."

Joana kembali menunduk dan mengangguk mengerti.

"Jadi kau.."

"Benar. Aku adalah istri kedua Charles."

"Namamu.."

"Joana.."

"Nama yang terdengar seperti bunga."

"Benar bukan? Ayahku yang memberiku nama. Ia ingin aku tumbuh indah seperti bunga."

Ucap gadis itu yang terdengar bersemangat. Ia bahkan kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum dengan surainya yang berbinar-binar.

"Dan harapan ayahmu terkabul."

Puji Jeffrey yang tanpa Joana sadari pipinya telah memerah kini.

"Aku harus pergi. Senang berkenalan denganmu, duchess Joana."

Ucap pria yang kini meraih tangan Joana dan mengecup singkat punggung tangan gadis itu sebelum ia benar-benar menghilang dibalik kerumunan. Sementara Joana, tubuhnya seakan membatu kini.

"Aku mencarimu sedari tadi."

Suara tegas Charles membuat Joana tersadar dari keterkejutannya. Melihat bagaimana raut wajah Charles saat ini, sepertinya suaminya itu menyaksikan apa yang baru saja ia alami. Dengan tersenyum kikuk, Joana berjalan menghampiri Charles dan menggandeng lengan sang suami.

~~~

JOANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang