05. Kelas Baru

7 2 0
                                    

Aku lebih memilih melupakan, sebelum jatuh terlalu dalam..
~ Nana

Hari ini hari pertama setelah libur PAS 1, awal tahun 2020. Kelas Nana dan teman-teman TP 5 yang tadinya berada di ruang kelas lantai atas kini beralih ke lantai bawah. Seperti biasa, Nana berangkat bersama Sifa. Kebetulan kelas Sifa juga searah dengan kelas Nana. Jadi, mereka berpisah di jalan samping kelas Nana. Nana senang, setidaknya hari ini ia sudah bisa menikmati hari-harinya di sekolah, menghirup udara segar dari setiap pepohonan, dan menyesap jajan-jajan dari setiap pedagang.

Sesampainya di kelas baru, Nana bergabung dengan Melody, Lyla, dan Olin. Mereka sibuk dengan aktivitasnya sehingga Nana menguap. Setelah libur, hobinya tidak berubah, tetap tidur. Kerjaannya di kelas pun hanyalah mengikuti pembelajaran, tidur, jajan, dan menonton film atau membaca novel di ponsel, tak ada yang lain. Ia ingin juga bergurau dengan sahabat-sahabatnya itu, tapi mereka selalu sibuk. Sepertinya ponsel yang mereka pegang lebih menggairahkan dibanding Nana. Nana selalu berpikir se seksi apa sih HP? apa HP bisa menuntaskan hasrat mereka? kalau begitu nikahi saja HP, apa HP bisa mengantar mereka ke WC? apa ketika uang saku mereka tertinggal bisa meminjam uang kepada HP? atau ketika mereka ingin pulang bisa menunggangi HP? entahlah, HP itu seperti membutatulikan dunia nyata mereka. Sebenarnya Nana tidak ingin bermain HP, tapi terpaksa harus ia lakukan karena bosan yang membabibuta.

"ih kalian tuh sibuk banget ngapain sih? gue dari tadi disini nggak ada yang perhatiin, Astaghfirullah. Mungkin kalo gue mati disini sekarang kalian nggak bakal tau, dikiranya tidur pasti. Dasar teman-teman laknat." Nana sebal dengan mereka.

"uluh uluh sayang jangan marah-marah gitu dong, cini Lyla peluk," jawab Lyla santai sambil menjulurkan tangannya ingin memeluk Nana.

"idih, nggak nyangka ternyata kalian serasi," Melody menyahut tanpa menoleh sedikitpun.

"Na, lo tinggal diem ikutin kita, gitu aja ribet," ketus Olin tanpa beralih posisi.

"dih, gue kan orangnya aktif, kalo temenan sama kalian, diem terus bisa-bisa mulut gue keram gara-gara jarang ngomong," Nana merengut tak mau kalah dengan teman-temannya

"yaudah kita letakin HP dulu. La, Lin, kayanya Nana mau cerita sesuatu deh sama kita, HPnya letakin dulu mendingan." ujar Melody lembut. Melody orangnya memang kalem, penampilannya selalu paling rapih dibandingkan yang lain, tapi entah kenapa kalau dengan Nana nada kalemnya berubah jadi seperti ibu tiri. Hanya sesekali saja Melody bersikap lembut ke Nana. Dan ini salah satunya.

"hmm okeokee," jawab Olin dan Lyla serentak.

"makasih, kalian comel deh, baiikk banget," Nana bahagia teman-temannya mau mengertinya.

"hmm.. lo mau ngomong apa, Na?" giliran Olin yang bertanya.

"nggak papa sih, gue mau tidur aja, met bobokk" jawab Nana santai sambil menelungkupkan kedua tangan dan kepalanya. Teman-temannya berdecak, menggeram, menggonggong, mendengus, melotot, mengaum, dan apalah itu, intinya mereka kesal karena Nana. Nana tak peduli, intinya saat ini dia mengantuk.

***

Nana tidur meringkuk di depan Olin, Lyla dan Melody. Mereka sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. 

"kalo diliat-liat si cewek yang suka tidur itu beda kan Zak?" suara Arka pelan tapi cukup terdengar dari tempat Nana tidur.

"beda gimana maksud lo? Lola gitu?" Zakka mengernyit bingung.

"ya beda aja sama yang lain, kayanya gue tertarik deh sama dia," jawab Arka

"lo tertarik sama si tukang tidur itu? Nana?!" suara Zakka membuat Nana terbangun dari tidurnya lalu mendengus sebal.

"kenapa emang? lo juga suka sama dia?" Arka bertanya pada Zakka. Kali ini Nana memasang telinganya dengan jeli, berharap mendapat jawaban yang memuaskan.

"gue? suka dia? dih, sorry, nggak minat gue," Ujar Zakka tersenyum sinis. 

"ya baguslah lu kan dah punya cewe juga," kata Arka

Nana tak ambil pusing dengan jawaban Zakka. Baginya, itu sudah cukup membuatnya sadar akan posisinya di hati Zakka, dan ia akan mundur mulai saat ini.

***

Pelajaran berlangsung, Nana memperhatikan dengan seksama. Bukannya karena Nana tertarik, ia hanya ingin mengalihkan perhatiannya dari tidur. Ia mengantuk, sedari tadi ia terus-terusan menguap. Kebetulan Nana duduk bersebelahan dengan Prita di belakang, jadi tidak terlalu terlihat jika ia harus ketiduran lagi. Nana memasang kuda-kuda untuk tidur, menekuk sikunya, memasang buku cetak yang dibiarkan terbuka berdiri agar menutupi wajahnya, lalu mendekam di sebalik buku itu sambil menunduk, dia pulas. 

Bel berbunyi, Prita membangunkan sang putri tidur bernama Aynara itu lalu pulang ke rumahnya. Sementara Nana, ia meneruskan tidurnya hingga hampir penghuni kelas sudah lenyap, tertinggal Melody dan Lyla. Ya, mereka menunggui Nana sambil memakan sosis bakar, mereka menunggu karena ada kegiatan ekstrakurikuler bersama.

"gue pengen pipis Mel, anterin dong," kata Nana sambil mengucek matanya 

"gue abis dari WC sama Lyla, sendiri sana." jawab Melody.

"yahh kalian tega, udah jajan lagi, mana buat gue?" Nana menengadahkan tangannya di depan mata Melody dan Lyla yang tengah sibuk mengunyah sosis

"lo nggak nitip, yaudah kita beli sendiri," kali ini jawaban Lyla

"ih jahat amat sih, kenapa juga nggak bangunin gue?" Nana sebal mengerucutkan bibirnya, ia ingin menangis karena ia kali ini menahan pipis plus lapar, sungguh teman-temannya terlalu

"lo udah kita bangunin 4 kali, udah kita goyang-goyang sambil tabok-tabok juga, tapi cuma melek terus tidur lagi," kata Melody

"duh gue nggak sadar, yaudah deh gue pergi sendiri, tungguin ya!" Nana melenggang pergi ke WC lalu ke kantin membeli roti sendiri untuk mengganjal laparnya. Ia benar-benar lapar karena tidur seharian.

"Aynara!" tiba-tiba ada suara cowok memanggil Nana. Nana menoleh.

"gimana?" jawab Nana setelah tau kalau itu Arka, Zakka, dan Aldi

"nggak papa, lo manis. Mau kemana? sendiri aja?" tanya Arka

"makasih. Mau ke WC, enggak sendiri kok gue bertiga sama bodyguard," jawab Nana santai

"hah? bodyguard mana? gue nggak liat tuh," jawabnya sambil celingukan

"disini," ucap Nana sambil menunjuk lubang hidungnya lalu melenggang pergi begitu saja

"gemes gue, pengen gue bungkus bawa pulang tuh anak," Arka bergeming pelan yang masih bisa didengar Nana.

Jangan lupa tinggalkan jejak! Love you all 💕

PUTRI AYNARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang