Getting Closer with Daddy - Bibir yang Dirindukan

8.7K 171 7
                                    

Sebuah dering panggilan yang terdengar dari sebuah ponsel di atas meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah dering panggilan yang terdengar dari sebuah ponsel di atas meja. Suara itu menyelamatkan Jeanny dari hasrat yang mulai mencengkeram logikanya setiap kali ia berada di dekat Dom.

"Duduklah! Aku terima telepon dulu," perintah Domivick sembari menunjuk sofa yang berada di seberang meja kerjanya.

Jeanny menurut. Tak ingin menguping pembicaraan Dom, ia pun duduk santai sambil mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kantor Domivick yang terkesan sangat maskulin dengan dominasi warna cokelat. Ruangannya sangat luas, mungkin sekitar tiga kali luas apartemen studionya. Desain interiornya yang klasik dan modern membuat gadis belia itu terkagum-kagum.

Lampu hias tergantung di atas sofa tempat Jeanny duduk. Sementara di setiap sudut sofa tamu itu terdapat lampu duduk dengan penutup berbentuk kerucut terpotong. Tak jauh dari sofa, terdapat sebuah meja bundar dikelilingi oleh empat buah kursi, yang Jeanny duga sebagai tempat rapat. Guci besar diletakkan di atas meja sudut dan lukisan-lukisan beraliran realis dipajang menghiasi dinding di setiap sisi. Di belakang meja kerja Domivick terdapat lemari kaca besar berisi dokumen dan buku-buku.

Ketika Dom menghampiri, gadis manis itu sedang menatap jendela besar yang menyajikan pemandangan kota Las Vegas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketika Dom menghampiri, gadis manis itu sedang menatap jendela besar yang menyajikan pemandangan kota Las Vegas. Pemandangan itu pasti akan bertambah indah jika ketika matahari mulai terbenam dan lampu-lampu mulai dinyalakan.

Alih-alih duduk di hadapan Jeanny, Dom justru memilih duduk di samping gadis itu. Meskipun di antara mereka terentang jarak satu lengan, pesona ketampanan dan dominasi Dom membuat Jeanny sulit berkonsentrasi.

"Jadi, apa yang membawamu ke sini? Kau mau menerima tawaranku, kan?" cecar Dom sambil meletakkan sekaleng minuman bersoda di depan Jeanny.

"Thank you," jawabnya spontan.

Sepintas gadis itu memandang wajah tampan Dom, lalu menunduk sembari memilin jemari tangannya. Jeanny menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan-lahan untuk menenangkan degup jantungnya.

"A-aku sangat berterima kasih atas tawaranmu. It's an honour, but I can't. Sorry," ucap Jeanny menggeleng. Ia bahkan tak berani bicara dengan menatap bosnya.

DADDY's SEXY Doll - AGE GAP WARNINGWhere stories live. Discover now