Dangerous Daddy - Tembakan Panas Tengah Malam

6K 162 6
                                    

Sejak pertemuan personal terakhirnya—hingga kedua bibir itu hampir saling menyentuh, Jeanny belum memberi kabar, sepatah kata pun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak pertemuan personal terakhirnya—hingga kedua bibir itu hampir saling menyentuh, Jeanny belum memberi kabar, sepatah kata pun. Remasan pada setir kemudi kian menguat sampai buku-buku jari Dom memutih. Sial, pria itu menjadi penasaran rasa dari bibir merekah Jeanny.

Pemilik netra emas itu memberi toleransi selama dua kali dua puluh empat jam. Namun, sekarang sudah sekitar tujuh jam lagi, hari ketiga akan menyapa. Diperparah, Jeanny tampak menghindar darinya ketika jam makan siang, pergantian sif, atau secara kebetulan berpapasan di room poker membawa nampan koktail.

Di dalam kuda jingkrak merah menyalanya, Dom berdecak menatap layar ponselnya. Meski kaca jendela mobil terkatup rapat, para pekerja wanita berusaha keras menyunggingkan senyum seduktif demi menjala atensi Big Boss Bourbon le Miracle mereka.

Namun, mata Dom hanya tertuju pada sosok Jeanny seorang. Kali ini tak ada senyum ramah yang selalu ia tebar kepada karyawannya. Suasana hatinya tengah berkecamuk.

Kerutan di dahinya makin kentara karena terus menunggu balasan Jeanny dari jejaring aplikasi pesan daring yang tidak kunjung muncul. Bahkan fitur centang ganda sebagai tanda telah dibuka pun tak memberikan warna terang. Beberapa kali jemari panjangnya mengetuk-nyalakan layar telepon genggam berlogo buah apel itu, hanya untuk memastikan pop-up pesan obrolan yang masuk.

Pria itu sekali lagi menoleh sekeliling, bahkan dari pintu akses karyawannya yang sekelas buruh keluar-masuk, batang hidung Jeanny tak tampak juga. Dom mendebas sambil melirik arloji kulit buaya Vacheron Constantin keluaran masterpiece terbarunya. Dua puluh menit lagi matahari benar-benar lenyap di balik cakrawala jajaran tebing batu di kawasan Red Rock Canyon.

"Are you hiding from me, huh?" Dom menyugar diselingi decak kesal kedua kalinya. Ia yakin Jeanny tidak mendapat sif malam hari ini.

Seorang wanita keluar dari pintu ruang lorong para pekerja untuk menghirup udara panas Las Vegas. Sesaat rambut cokelat madunya mengingatkan pada gadis yang ia tunggu. Sayang, wanita itu bukan yang ia nanti. Bagaimana bisa, Dom berhalusinasi itu Jeanny? Lagi pula, cigarette girl yang bermata biru menawan seperti boneka porselen di kasinonya hanya Jeanny.

Hanya gadis bermata langit musim panas yang dinanti.

Membayangkan angin hangat petang menyibak helaian lembut Jeanny, yang bahkan tidak ia duga akan selembut rambut para pesolek selebritas—penjaja kehidupan pribadi. Siapa sangka, dan bagaimana bisa Dom melewatkan sosok Jeanny yang ternyata sudah beberapa minggu berlalu-lalang di kasinonya. Bagaimana bisa seorang Dom—lelaki paling berkuasa di dunia hiburan kasino Nevada—mata awasnya melewatkan pesona gadis belia begitu saja. Malahan, tinggal beberapa sentuhan poles kuas kosmetik akan sejajar dengan diva industri hiburan. Namun, pria itu menggeleng.

Jeanny tidak boleh dimiliki oleh publik. Tak seorang pun boleh menyadari pesonanya yang disembunyikan.

"Ke mana saja kau selama ini, Jeanny Valentine ...."

DADDY's SEXY Doll - AGE GAP WARNINGWhere stories live. Discover now