•01• Pagi Pertama

11.9K 792 129
                                    

-Satu hal yang membuat duniaku indah.
Senyummu.-

💍💍

Ada beberapa hal yang terasa asing yang harus kita biasakan. Apalagi setelah menikah. Banyak hal yang akan membuat perasaan kita tiba-tiba merasa, ini sesuatu hal yang terasa aneh, terasa asing, tapi sangat nyaman. Seperti halnya yang dirasakan Dara pagi ini. Dia merasakan perlakuan asing itu. Wajahnya dipenuhi kecupan ringan berkali-kali, seolah-olah yang melakukannya tidak puas hanya dengan satu kecupan.

Dara mulai membuka matanya, cahaya dari jendela membuat penglihatannya kabur. Aksi seseorang itu berhenti. Dara menguap lebar. Dan suara tawa kecil terdengar di telinganya. Dara malu. Sungguh malu melihat dirinya bertingkah tak tau malu di depan Reza, suaminya. Oke, dia hampir lupa kalau sekarang status mereka sudah menjadi sepasang suami-istri, kalau dia lupa, dia akan memarahi Reza karena mengecup seluruh wajahnya tadi.

"Selamat pagi, istriku." Reza tersenyum manis di depan Dara yang masih menatapnya linglung, belum sepenuhnya sadar akan tidurnya.

Dengan semburat merah di pipinya, Dara mengatakan, "Selamat pagi."

Reza menepuk pipinya, "Bangun, sarapan dulu. Oke?"

Dara sungguh enggan mengangkat tubuhnya, dia masih lelah.

"Aku masih ngantuk. Capek." Dara mengeluh.

"Iya nanti tidur lagi. Lagian capek kenapa? Aku belum ngapa-ngapain kamu." Reza tentu dengan sengaja menggodanya.

Dara malu, menarik selimut menutupi seluruh kepalanya dan bergumam, "Reza mesum!"

Reza tertawa senang, hal favoritnya sekarang adalah menggoda Dara, menggodanya sampai dia malu. Di sisi lain Dara tampaknya menyadari sifat tersembunyi Reza, orang mesum. Dari kemarin malam Reza selalu menggodanya, membuat dia malu.

"Oke oke, aku nggak akan ngegoda kamu lagi. Sekarang bangun, sarapannya nanti dingin." Reza menarik selimut yang menutupi Dara. Dia juga menarik Dara dengan lembut agar duduk. Menatap wajah cantik yang cemberut, sekali lagi membuatnya tidak tahan mengecup dahi Dara. "Cuci muka dulu, baru sarapan." Dara mengangguk lemah.

Dia bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Dara melihat tampilannya di cermin. Dia mengutuk keras seseorang di cermin. Rambut yang berubah menjadi sarang burung dan belek di matanya. Sungguh memalukan. Sebenarnya dulu waktu dia masih berstatus pacar Reza, Reza sudah pernah melihat tampilan seperti ini. Tapi entah kenapa melihat tampilan seperti ini saat status mereka menjadi suami-istri, membuatnya malu. Ada dorongan ingin terlihat tampil cantik saat bangun pagi.

Dara menghela, dia mencuci wajahnya dan menggosok giginya. Menyisir rambut dan menguncirnya agar terlihat segar meski belum mandi. Dia terlalu malas untuk mandi pagi.

Masih mengenakan piyama tidurnya semalam, Dara keluar dari kamar mandi. Berjalan menghampiri Reza dan duduk di depannya. Dara sekali lagi menghembuskan napas tertekan melihat sarapan di depannya.

"Kenapa?" Tanya Reza memperhatikan Daranya tampak lesu setelah duduk.

"Aku seharusnya buatin sarapan untuk kamu. Hari ini, hari pertamaku menjadi istri kamu." Kata Dara.

Reza tersenyum, "Kamu bisa buatin sarapan di hari kedua."

"Tunggu sebentar! Kita belum sarapan, aku mau buatin sarapan buat kamu, Za. Belum terlambat." Dara berkata dan hendak berdiri.

Sebuah tangan memegang pergelangan tangannya, "Nggak usah, sarapan ini aja."

"Tapi, Za."

"Sarapannya aku yang buat."

"I-ini?" Dara menatapnya canggung.

"Kamu yang masak?"

"Hmm." Reza mengangguk.

Dara dengan enggan duduk kembali."Kenapa tadi nggak bangunin aku?"

Mana mungkin Reza tega membangunkan Dara yang tertidur pulas seperti itu. Dia juga sangat bersemangat dengan niatnya membuat sarapan pagi mereka.

"Sebentar," Dara mengingat sesuatu. Mereka masih di hotel acara resepsi seharusnya pelayan bisa menyiapkan sarapan untuk mereka. Tapi, Reza benar benar membuatkan sarapan. Dia bertanya ke Reza tentang masalah ini.

"Karena suami ingin memanjakan istri."

Kenapa ucapan Reza semakin mulus mengucapkan kata manis seperti itu. Ini bukan Reza! Kadang memang perubahan status mempengaruhi tempramen seseorang.

Dengan suasana tenang, mereka berdua menikmati sarapan pagi. Sup sayur dan telor mata sapi buatan Reza tidak buruk sama sekali.

"Masakan kamu enak," puji Dara setelah semua di meja habis. Reza memberikan segelas air putih, dan Dara langsung menghabiskannya.

"Mau tidur lagi?" Reza bertanya. Ketika mendengar itu, Dara menguap lagi dengan menutup mulutnya. Dia mengangguk lemah.

Reza berdiri dan membawa Dara ke tempat tidur. "Kamu juga mau tidur lagi?" Melihat Reza hendak berbaring, dia bertanya.

"Hmm, aku juga ngantuk." Selanjutnya mereka berbaring bersama. Reza dengan santainya membawa Dara ke pelukannya.

Gugup. Tentu saja Dara masih gugup berada di pelukan Reza saat tidur seperti ini apalagi statusnya sekarang. Tapi dia tidak bisa memungkiri kalau pelukan itu sangat nyaman.

"Kamu udah mandi?" Dara menghirup aroma wangi segar di dada Reza.

"Udah." Kata Reza, dia juga sesekali mencium rambut Dara.

"Hehe, aku belum mandi." Ucap Dara tanpa rasa malu seperti tadi.

Reza mengangkat alisnya, "Mau aku bantuin mandi?"

Dara mendongakkan kepalanya, melotot, "Rezaaa!!!"

Reza tertawa, kembali membenamkan kepala Dara ke pelukannya. "Oke oke, sekarang tidur."

Dan mereka berdua pun terlelap kembali

💍💍

Chapter pertama sudah release

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter pertama sudah release. Tolong bersabar dengan keuwuan mereka sebagai pengantin baru. Hehe...

Jangan lupa vote dan comment!
Terima kasih, dan sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya.

Kediri, 16 Nopember 2020

My Possesive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang