3. Memikat Yang Hampa Lara

42.1K 5.6K 574
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Tolong dong, Ya, kerjasamanya." Delani menaruh iPad sedikit kasar di sofa. "Promo film masih jalan. Image couple lo sama Ragil masih dibutuhin. Rumor yang enggak-enggak udah telanjur kesebar. Trending nomor satu dari semalam."

Maudy menatap lama layar iPad yang menampilkan video-video Youtube yang membahas dirinya dengan Ragil. Semenjak fotonya mengunjungi D'Insight tersebar di internet, warganet langsung berspekulasi bahwa dirinya mengalami stres karena sedang bertengkar dengan Ragil. Tiga deret trending Youtube teratas membahas foto candid itu. Bahkan Riya, yang ia sempat kira rendah hati saat bertemu langsung, ikut membahas gosip murahan itu sekaligus menggiring opini demi mendapatkan views banyak. Hypocrite.

"Kan gue udah bilang, Ya, gue aja yang ngasih dari pada kejadian yang enggak ngenakin gini terjadi."

"Apa susahnya bilang kalo gue cuma mau balikin dompetnya Handi?"

"Udah, Ya. Tapi ya kali mereka pada percaya. Coba, Sin, kalo lo dengar berita kayak gini tentang Isyana, Tulus, atau Ardian, lo bakal percaya?" Wanita berkacamata itu bertanya pada Sinta yang sedari tadi diam seribu bahasa melihat atasannya mendapat teguran.

"Enggak, sih. Kayak alibi konyol aja kedengarannya." Sinta menggaruk kepala.

"See? Lo juga sempat ngilang dan reject telepon gue, semoga aja enggak ada gosip lain selama lo entah ke mana." Delani beralih mengetik sesuatu di ponselnya. "Gue udah konfirmasi ke manajemen sama manajernya Ragil. Katanya lo sama Ragil bakal date lagi nanti. Tempat dan waktunya bakal dikasih tahu."

Another showtime. Maudy mendengus. Ia benar-benar muak dengan semua kepura-puraan ini. Kenapa pergi ke psikolog untuk mengembalikan dompet saja ia harus menjadi headline? Kenapa pula orang-orang mudah percaya dengan gosip tak berdasar? Apa tak bisa ia dan Ragil dibiarkan bahagia dengan pasangan masing-masing?

Maudy membuang muka. Raut wajahnya berubah kecut karena tak memiliki pilihan lain selain menyetujuinya.

"Ya. Can't wait," ucapnya sarkastis.

***

"One freaking year and a half until all these bullshits come to an end!!" geram Maudy dengan tangan yang menekan kasar treadmill untuk menambah kecepatan. "Kontrak gue sama manajemen kelar, fix gue pensiun dan kawin sama Ayas!!"

Dibalut sport bra dan legging Adidas hitam, Maudy memacu dirinya berlari lebih cepat. Peluh membasahi tubuhnya yang sudah menghabiskan waktu 25 menit seperti ini di gym apartemen. Yang tadinya ingin berolahraga untuk me-refresh pikiran, kini menjadi ajangnya untuk melampiaskan kekesalan.

Soraya yang berlari di sampingnya tertawa. Ia memang tinggal satu komplek apartemen dengan Maudy. Bedanya adalah Soraya menempati bagian townhouse bersama keluarganya, sementara Maudy tinggal di tower apartemen seorang diri—berdua dengan sang asisten.

When The Light Is Off (Trending Topic)Where stories live. Discover now