5. Walau Kutahu Kau Ada Pemiliknya

35.7K 5K 1K
                                    

***

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

***

"BAHAHAHA!"

Gelak tawa Al sontak memenuhi kamar bernuansa merah itu. Ia terpingkal-pingkal di tempat tidurnya, teralihkan sejenak dari kesibukannya mengerjakan berlembar-lembar psikogram hasil psikotes klien SMA internasional.

Pasalnya, Handi tengah menceritakan kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Seminggu penuh setelah episode perdana PsyLife disiarkan, D'Insight menjadi kebanjiran klien. Semua ingin berkonsultasi dengan Handi, menceritakan masalah hidup mereka yang sepele, seperti...

"Mas, kemarin saya nyoba tes kepribadian di internet. Saya pilih option gambar pintu kebuka, terus katanya saya psikopat. Emang iya ya, Mas? Tampang saya kayak psikopat? Menurut Mas tampang saya gimana?" Wanita berusia 30 tahunan itu bertanya seraya bertopang dagu, mengedip-ngedipkan matanya penuh pesona.

"Om, saya mau dong dites kartu. Kayak yang di tipi-tipi itu. Sekalian baca masa depan saya cocoknya di air atau darat. Yang saya baca sih Aquarius dalam waktu dekat bakal bertemu jodoh. Benar enggak, Om?"

Atau yang paling Handi ingat, sepasang mahasiswa perempuan yang hendak melakukan konsultasi pasangan.

"Halo, selamat siang." Handi tersenyum ramah kala itu, menjabat tangan mereka berdua. "Silakan duduk. Tadi ke sini naik apa? Macet?" tanyanya berbasa-basi, berusaha untuk membangun rapport*.

"Naik kereta, sih," jawab salah satu dari mereka dengan senyum gugup, menyempatkan melirik partner-nya. "Baru pertama kali kita naik KRL berdua doang."

"Oh, saya waktu seumur kalian juga enggak bisa naik KRL. Tapi sekarang udah berkali-kali bolak-balik naik KRL sendirian," lelaki itu tertawa renyah, mengingat memori yang sudah lalu. "Gimana? Apa lagi yang akhir-akhir ini dilakuin bareng sama partner-nya?"

Mereka berdua tampak saling pandang sambil menyikut-nyikut, seolah membujuk satu sama lain untuk melakukan sesuatu.

"Hmm, sebenarnya kita ke sini bukan mau konsultasi sih, Pak," ujar salah satu dari mereka, mengeluarkan ponsel dari tas. "Mau minta foto sama Bapak. Boleh ya, Pak?"

"Ho-oh, Pak! Kita suka banget nonton PsyLife! Kita sampai ngaku pasangan lesbian sama mbak-mbak di depan biar dapat jatah konsultasi sama Bapak! Mau ya, Pak? Ya? Ya?"

Mereka menyeringai penuh harap, sedangkan senyum ramah Handi tergantikan dengan raut wajah dongkol.

"Hm."

"Aseeek~" Dua mahasiswa itu beranjak ke kedua sisi Handi, tak lupa mengeluarkan tongsis agar hasil gambar lebih bagus. "Tiga, dua, satu! Kimchiii~~"

Jari mereka membentuk hati kecil, sementara Handi tetap pada raut datarnya bak foto KTP.

Masih banyak klien yang lebih bermacam-macam lagi hingga Handi berpikir klien yang murni memiliki gangguan mental masih jauh lebih normal dibandingkan mereka. Tetapi tiga peristiwa itu sudah cukup membuat Al terbahak-bahak sampai batuk di tempatnya.

When The Light Is Off (Trending Topic)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin