File 03: Awal Pencarian

74 6 0
                                    

Sambungan telepon yang tiba-tiba terputus membuat Ardi merasa gelisah. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk sedang terjadi. Namun, semenjak Hilman menutup telepon, Ia tak dapat menghubungi patnernya itu.

Apa Hilman gagal ? apakah Hilman tertangkap ? pikiran-pikiran negatif mulai memenuhi isi kepalanya. Ardi mengeram, kemudian dengan kalut mengacak-acak rambutnya. Berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran negatif itu tetapi gagal. Tanpa pikir panjang Ardi menyalakan mobilnya dan melaju ketempat seharusnya mereka bertemu besok.

Hujan yang turun dengan derasnya membuat lalu lintas tersendat, apalagi dengan jalanan yang licin dan jarak pandang yang memendek. Hal itu membuat Ardi kesulitan untuk melaju dengan kecepatan maksimal. Disela-sela perjalanannya itu Ia masih berusaha menghubungi patnernya namun tak ada tanda-tanda telponnya akan dijawab. Ia mengumpat menyesali tindakan bodohnya. Jika Ia tahu akan jadi begini, lebih baik Ardi memaksa Hilman mundur dari misi walaupun menggunakan jalur kekerasan.

Sebagai patner sekaligus orang yang punya posisi lebih tinggi Ardi punya hak untuk melakukan hal itu. Tapi Hilman keras kepala akan keyakinannya, sehingga Ardi pun luluh.

Kisah ini berawal ketika sebuah desas-desus terdengar dari Daerah Bogor. Sebuah kota yang terkenal akan destinasi wisata alam dan pemandangan puncak pegunungan. Menjadi destinasi wisata yang paling sering dikunjungi setiap tahun dan tak pernah sepi pengunjung. Rumor itu samar dan sama sekali tak ada bukti tapi cukup meresahkan. Siapa sangka dibalik keindahannya itu, Bogor menyimpan sebuah rahasia gelap. Memang sih, siapa yang akan menyangka kalau tanaman ganja akan tumbuh subur bersama dengan teh dan wortel tanpa diketahui. Jalanan yang ramai, serta vila-vila yang tak pernah sepi pengunjung itu nyataya menjadi kamuflase yang baik bagi distribusi obat-obatan terlarang.

Perkebunan yang tersembunyi dipuncak-puncak pegunungan yang tertutup kabut membuat produksi marijuana sangat sulit dideteksi. Namun, bukan hanya itu, budidaya produk terlarang tersebut diduga milik salah satu organisasi mafia terbesar di Asia. Rogue Maffia atau dikenal sebagai Mafia Merah dalam bahasa Indonesia, merupakan organisasi yang diketahui berada dibalik perkebunan itu. Bukan hanya sekedar produsen tetapi juga distributor utama. Organisasi tersebut juga diduga memiliki koneksi dengan pejabat lokal sehigga sulit terlacak oleh hukum.

Rogue Maffia bukanlah organisai teri yang bisa semudah itu dilumpuhkan. Nama organisasi itu sudah malang-melintang di dunia hitam. Banyak kasus penyuapan, monopoli, perdagangan manusia, penjualan senjata ilegal dan kegiatan terlarang lainnya dilakukan oleh organisasi tersebut. Dengan lihai Mafia Merah bermain hukum dibanyak negara. Mempunyai banyak anggota, cabang organisasi, serta hanya bekerja dibalik layar. Selama penugasannya Ardi mendapati beberapa kasus besar yang terjadi di negara ini bersinggungan dengan organisasi tersebut. Tetapi informasi tentangnya masih samar, misterius dan seolah hanya mitos.

Misi ini dimulai sekitar 2 tahun yang lalu. Ketika Ardi secara perlahan menguak kebenaran akan informasi tersebut. Ardi sebenarnya ragu, namun penyelidikan Hilman membawa perkembangan yang tak terduga, Hilman tak ingin menyerah dengan misinya sehingga dengan berani ia mengungkapkan bahwa Ia berhasil menemukan markas Mafia Merah, walaupun hanya salah satu cabang organisasi. Akhirnya misi penyusupan dimulai, semua berjalan lancar dan Hilman berhasil menyusup kedalam markas sebagai mata-mata, namun, langkah mulus itu ternyata membuat Ardi lengah dan Hilman mulai dicurigai sebagai penyusup. Tinggal masalah waktu hingga penyamaranya terbongkar.

Hilman memutuskan pergi sebelum semuanya terlambat, lagipula Ia berhasil mencuri data keuangan dan sumber dana organisasi. Data yang nantinya dapat menghancurkan Organisasi Jahat tersebut sampai ke akar-akarnya di negara ini.  Terlalu beresiko memang, apalagi Hilman berkata kalau Ia mulai merasa diawasi seminggu yang lalu, tetapi dalam perjudian ini sebuah langkah harus tetap diambil. Tentu saja atasan mereka tahu tentang masalah ini, dan memberikan perintah untuk tidak gegabah, namun sepertnya terlambat. Mereka sudah tahu.

Ardi mengemudiakan mobilnya kearah hutan kota, lebih tepatnya menuju sebuah taman terbengkalai disudut hutan. Tempat itu sudah tidak pernah didatangi pengunjung dan terbengkalai untuk waktu yang lama. Pemerintah kota membangun taman baru saat penataan ulang lahan 5 tahun yang lalu dan memindahkan taman ke sudut yang lebih strategis. Kemudian taman ini ditutup untuk umum sejak itu. Selama itu pula keberadaan taman ini mulai dilupakan, terbalut cerita seram yang membuat orang semakin enggan mendatanginya. Jika datang di siang hari, akan terihat jelas pepohonan yang mulai tumbuh diantara besi-besi tua yang berkarat, jalanan yang tertutup semak serta prosotan bobrok berlumut. Terlihat lumrah untuk sebuah tempat di tepi hutan yang ditinggalkan. Namun, suasana malam di taman ini sama sekali berbeda, jangankan mendekat, berfikir untuk melihat dari kejauhanpun orang-orang tak berani. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan oleh Hilman dan Ardi untuk bertemu dan saling bertukar informasi.

Jalanan yang rusak serta tanah yang becek setelah hujan membuat Ardi kesulitan berjalan, pijakan yang licin serta tak stabil membuat Ardi berjalan lebih pelan dari biasanya. Akses jalan yang tertutup pohon tumbang memaksanya untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Ardi tak ingin menarik perhatian yang tak terduga dengan sumber cahaya sehingga Ia memilih berjalan dalam gelap.  Sebenarnya Ia pergi ketempat seharusnya mereka bertemu besok bukanlah tanpa alasan. Ardi pahan dengan jalan pikiran Hilman, karena bagaimanapun juga mereka bersama hampir 5 tahun lamanya. Jika Ardi berada di posisi Hilman, Ardi akan berusaha meninggalkan petunjuk  apabila terdesak, dan walaupun kemungkinannya kecil, tempat pertama yang akan dituju Hilman adalah tempat ini.

Sesampainya Ia dilokasi, Ardi tak melihat apapun. Hanya derik ayunan berkarat yang menyambutnya dari kejauhan. Langkahnya terhenti ketika Ia melihat sesuatu yang mencurigakan didekat bangku taman. Cairan aneh yang menutupi rumput. Bahkan dalam kegelapan malam ini Ardi dapat memastikan kalau itu bukan air hujan. Bau anyir menyeruak ketika Ia berjongkok dan memeriksa cairan itu.  Jelas terjadi sesuatu di sana sebelumnya.

“ Darah!” ardi berguman sambil menyentuh cairan yang belum mengering tersebut. Perasaanya yang sempat tenang beberapa saat yang lalu kembali panik. ‘Siapakah pemilik genangan darah itu?’, ‘Apa yang terjai?’, ‘Dimana Hilman?’. Pikirannya kacau, Ardi hanya bisa berharap patnernya itu masih hidup. Untuk berjaga-jaga, Ardi mengambil sampel darah untuk diperiksa nanti. Selain darah, ada hal mencurigakan lain yang ditemukan Ardi. Jejak kaki, sangat banyak.

Dilihat dari Jumlahnya sekitar 5-7 orang yang pernah kemari sebelumnya. Jejak kaki itu mengarah kedalam hutan. Dengan sigap Ardi  mengikuti kemana jejak kaki itu menuju, kemudian ia mendapati sebuah jalan setapak yberapa menit yang agak jauh dari taman, terlihat jarang digunakan dan mulai tertutup rumput. Namun, jejak kaki di tanah berlumpur ini sedikit banyak membantunya melacak kamana jejak-jejak itu mengarah. 

Beberapa menit setelahnya Ia keluar dari hutan dan menyadari bahwa sekarang Ia berada di jalan beraspal. Seketika Ia tersentak. Kepingan-kepingan informasi yang Ia kumpulkan mulai menyatu dan membuat kesimpulan kalau Ia terlambat.

Hilman tertangkap dan ini sudah berakhir.

Ardi meninju batang pohon terdekat, berusaha meredakan amarahnya yang meluap-luap, berkali kali Ia mengumpat karena frustasi dan dadanya mulai sakit. Perasaanya campur aduk. Hilman bukan hanya patnernya, tetapi orang yang sudah Ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Itulah mengapa Ia sangat bersikeras dengan Hilman. Ardi terjatuh, mulai merasa lelah kemudian duduk bersandar disebuah pohon. Pikiranya  kosong.

Hawa dingin bersebus dari utara bersama suara-suara makluk malam yang misterius. Namun, agaknya itu tak mengusik Ardi yang sedang gudah.  Ia tak tahu apa yang harus selanjutnya Ia lakukan. Atasannya mungkin tak akan mengizinkannya mengorek lebih jauh tentang masalah ini. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sebuah alaram yang Ia buat sebelumnya. Sayangnya, hal tersebut juga menjadi lonceng kegagalan baginya. Pahit dan menyakitkan. Tetapi nyatanya bunyi alaram itu mampu mengusik Ardi dari lamunan panjangnya. Dengan enggan Ia mematikan Alaram tersebut.

Hanya sekilas, Ardi melihat notifikasi pesan masuk dan betapa terkejutnya ia setelah melihat apa yang ada disana. Sebuah pesan dari Hilman. Buru-buru Ia buka pesan itu, ketika ia kira semuanya sudah terlambat harapan tiba-tiba muncul dihadapannya. Pesan itu mungkin hanya berisi simbol-simbol aneh tak beraturan, tetapi Ardi sepenuhnya paham apa yang dikatakan patnernya.

Bagaimanapun juga misi ini belum berakhir.

Missing FileWhere stories live. Discover now