File 11 : Celah yang Dapat Dimanfaatkan.

70 5 0
                                    

Hallo kawan,
Maaf cukup lama. Aku yakin berkata akan kembali akhir Desember tapi ternyata perkiraanku salah. Uas dimajukan satu minggu dan semua soal  dikerjakan lewat online atau Take Home, padahal pembelajaran sudah tatap muka seminggu 3 kali. Berhubung UAS sudah selesai, Remidi belum diumumkan (semoga nggak ada), nggak ada kerjaan,  pacar, masih bernafas  dan hidup maka di sinilah.....

Aku

Kembali

Horraaaayyyy !!

Aku ingatkan lagi kalau ini adalah karya pertama. Jadi mungkin akan banyak kesalahan ketik dan tata bahasa. Aku harap kalian menikmati ceritaku.

P.S.
Sangat menerima kritik dan komentar yang membangun.

Selamat membaca

Salam
Bramantyo Haryo

***********************************

Lari sparta ala maraton bukanlah keahlian anak rumahan macam diriku, tetapi Aku harus melakukannya jika ingin lolos.

Nafasku sesak, ototku keram, akal sehatku terus meronta-ronta memintaku untuk berhenti, mati-matian pula Aku mengabaikannya dan terus berlari.

Kegelapan malam menghambat penglihatanku, entah berapa kali Aku hampir terjatuh karena tersandung atau hampir menabrak  batang pohon di depanku. Ketika kehabisan nafas, Aku ambruk.

Kusandarkan tubuhku di bawah pohon pinus dan menenangkan jantung yang berdetak cepat. Malam terasa dingin walaupun Aku baru saja berolahraga. Kujatuhkan barang rampasanku dan berusaha melepaskan tanganku yang terikat. Kemudian memasukan tali yang mengikatku kedalam kantung jaket.
Ikatanya terlalu kuat hingga garis melingkar terlihat di pergelangan tanganku bahkan dalam remang cahaya bulan. Aku kelelahan dan berada di situasi yang buruk.

Ingatanku kembali ke beberapa saat yang lalu ketika secara ajaib ban belakang mobil meletus dan membuat kami  harus berhenti. Ide ini terpikirkan ketika Hasrat ingin pipisku muncul, sebenarnya Aku ragu akan berhasil tapi Aku punya sebuah ilmu untung-untungan yang disebut "Nekat", sesuatu yang seharusnya tak kugunakan.




..................
*Flasback*

"Anu... bolehkan kuminta permohonan terakhir sebelum mati?" Katakku kepada Gerry yang menodongkan pistol kerahku sambil menunggu anak buahnya mengganti ban.

"Apa maumu?"

"Aku belum sempat ke toilet, sedangkan aku harus setor." Kataku memberi kode.

"Simpan keinginanmu untuk nanti, 30 menit lagi kita sampai."

"Tapi udah nggak kuat nih, kau mau Aku pipis di celana?" Aku gelisah, dan terus bergerak-gerak  berakting menahan panggilan alamku.

Gerry berpikir sejenak, tetapi melihat aktingku sepertinya ia percaya,  Gerry membawaku ke sebuah pohon beberapa meter dari mobil yang kami tumpangi.

"Cepat lakukan."

"Bukain!"

"Hah?"

"Bukain resletingku, sangat sulit membukanya dengan tangan terikat."

Gery tampak ragu

"Ayolah udah nggak tahan nih. Aku nggak tanggungjawab kalau mobilmu nanti bau pesing."

Dengan enggan Gery mengantongi pistolnya. Terlihat sangat risih ketika mengulurkan kedua tangannya untuk membantuku. Namun di detik berikutnya kuterjang tubuh Gery dan kamipun berguling menuruni lereng ditepi jalan itu. Kami berulangkali membentur pohon atau batu, menerjang semak, dan tergores ranting. Sebelum pada akhirnya berhenti. beruntungnya Aku jatuh diatas Gerry dan menjadikannya bantalan.

Missing FileDonde viven las historias. Descúbrelo ahora