6)

2.4K 170 42
                                    

Sudah satu minggu setelah dimana laras berkunjung ke rumah keluarga kevin. Satu minggu juga kevan selalu berkunjung ke fajri kafe. Interaksi antara kevan dan laras sudah seperti ibu dan anak sungguhan. Interaksi laras dan kevin sudah ada kemajuan tidak secanggung yang sebelumnya.

Kehidupan laras sudah tidak setenang dahulu kini teman-teman tempatnya bekerja lebih sering memandang laras dengan tatapan sinis mereka, dan juga sindiran-sindiran terlontarkan dari mulut mereka. Munafik jika laras tidak merasa kecewa ataupun sakit hati, hidup jauh dari keluarga tidak ada satu orang pun yang bisa dia jadikan tempat curhat.

“hei ras kenapa bengong?” sapa mbk sinta

“em maaf mbk” jawab laras kemudian menundukan kepala.

“ayo keruangan saya” ajak mbk sintaa

“pasti di pecat tuh si perebut” bisikan-bisikan menyakitkan terdengar ditelinga laras

“ada apa mbk?” tanya laras sesampainya diruangan mbk sinta

“harusnya aku yang bertanya kamu kenapa? Kalo ada apa-apa coba kamu cerita sama mbk jangan sungkan, mbk udah menganggapmu seperti saudaraku sendiri, apa ini ada hubungannya dengan kevan? Kalo iya cerita saja, kamu tau kan kita maksutku para istri-istri ganda putra sudah menganggap kevan sebagai anak kami sendiri, dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu sendari kecil, oleh karena itu kami gembira saat dia nyaman sama kamu dan sayang sama kamu, jadi ada apa?” desak mbk sinta

“huff, itu mbk aku kurang nyaman sama pandangan sinis semua pekerja perempuan disini, maaf mbk” curhat laras dengan mata berkaca-kaaca.

“semalam fajar sama rian berdiskusi sesuai permintaan kevin, dia kerepotan dalam mengurus vinio dan juga bisnis dia yang lainnya, dan mereka berdua bersedia melapas kamu meskipun sebenarnya kamu itu yang mereka gadang-gadang bakal jadi manajer disini, tapi ya gimana aku sama istrinya rian sanggup mengurus ini, tapi ya pilihan ada ditangan kamu kalo kamu masih betah disini kita bakalan bersyukur” papar mbk sinta

Dret dret

“bentar kevin telfon” ucap mbk sinta kemudian menjawab panggilan dari kevin

Laras hanya diam merenung, masih sanggupkah dia bertahan di sini dengan segala tatapan sinis yang teman-teman kerjanya keluarkan serta kalimat-kalimat yang menyakitkan.

“mereka bakalan kesini” perkataan mbk sinta menyadarkan laras dari segala macam pemikiran yang berkecambuk

“hah?”

“jangan bengong terus, suamiku, kevin sama rian dan rika bakal kesini” jelas mbk sinta yang dijawab anggukan kepala oleh laras. Hening tidak ada yang memulai perbincangan, hingga suara pintu dibuka mengalihkan mereka dari layar ponsel masing-masing.

“jadi gimana?” tanya kevin sambil duduk disamping laras

“ya gak gimana-gimana” jawab mbk sinta santai sambil membenamkan wajahnya didada bidang sang suami. Laras yang melihat dua pasang dilapangan sedang beradu kemesraan memalingkan wajahnya kearah lain.

“ras kenapa lo? Pengen? Makanya nikah?” ejek fajar

“diem deh” ketus laras tanpa menoleh

“keluar aja dari sini, besok koko pulang ke bali masa mereka liburan udah selesai, nano juga harus mulai sekolah lagi, dan dua hari lagi papa sama mama juga pulang ke banyuwangi, kalo kamu kerja di tempatku kevan bisa leluasa kamu awasin kan, semenjak ada kamu kevan tidak begitu akur sama bi siti, pusing aku” keluh kevin

“yaudah” jawab laras singkat

“hah?” teriak semua orang

“maksutnya gimana?” tanya rian memastikan

“yaudah aku keluar dari sini maaf yaa” lirih laras yang disesalkan oleh dua pasang suami istri

“yes” sorak kevin

“tapi inget ya pak gaji saya 2kali lipat beserta dengan bonusnya” ucap laras kepada kevin yang dijawab dengan deheman.

“aku pikir kamu pindah karena udah ada rasa-rasa cinta ternyata gajinya lebih gede” ucap rika yang merupakan istri dari rian yang di setujuhi oleh yang lainnya.

“hehe, udahlah mau bikin surat pengunduran diri dulu” ujar laras sambil berdiri

“kagak perlu, elo gue pecat” ketus fajar

“yang, jangan ketus-ketus napa, kamu mah aslinya sedih kagak ada lagi yang dibuli iya kan?” tanya mbk sinta kepada suaminya

“iya, sialan harusnya lo tuh disini kan jiwa julid gue tersalurkan” ucap fajar dengan wajah menyebalkan andalannya

“dasar gendeng” gumam laras yang masih bisa didengarkan oleh kevin.

“pulang yuk, kevan tadii telfon katanya pengen main ke mall” ajak kevin ke laras yang dibalas anggukan kepala oleh laras

“aslinya mah bapaknya pengen kencan sok bawa-bawa nama kevan” sindir fajar

“brisik” bentak kevin sambil menatapnya tajam, sedangkan yang ditatap hanya cengegesan tidak jelas.

🌿

Laras, kevan dan kevin kini tengah berada disalah satu mall yang berada di daerah pondok indah. Penampilan laras tidak kucel seperti biasanya, semua ini berkat istri ko nino yang merombaknya habis-habisan. Laras terlihat cantik menggunakan dress selutut yang dipadukan dengan sepatu warna putih. Sedangkan kevan dan kevin bagaikan pinang dibelah dua mereka menggunakan pakaian santai yang memiliki warna hampir senada.

Tujuhan mereka kesini selain untuk menuruti permintaan kevan juga untuk melihat dan memperkenalkan laras kepada karyawan yang ada di restoran milik kevin, restoran tersebut ada di dalam mall dan di luar mall yang tidak jauh dari lokasi tersebut, juga beberapa stand vinio.

“pak karyawan disini ramah-ramah ya” ujar laras membuka percakapan

“kamu bisa tidak jangan panggil saya pak, berasa tua banget” ketus kevin

“kalo buka pak terus apa? Bos gitu?”

“yang lainnya”

“mas aja ya?” tanya laras meminta persetujuhan

“lebih baik” gumam kevin

“kamu mau langsung bekerja sekarang?” tanyanya

“emm besok aja deh” jawab laras sambil berjalan ketempat kevan berada

“sayang, tadi minta ke mall mau ngapain?” tanya laras lembut kemudian mendudukan dririnya di sebelah kevan yang tengah mewarnai

“buna sama ayah sibuk” jawab kevan singkat. Laras tau jika anak dari bosnya ini tengah marah kepada mereka.

“eh kata siapa buna sama ayah sibuk, ayo kita jalan-jalan katanya mau sekolah harus belanja kebutuhan nih, oh iya yah es krim kayaknya seger deh panas-panas gini” ujar laras kepada kevin yang baru duduk disampingnya. Laras mengode kevin lewat mata untuk mengiyakan ucapannya.

“iya bun, apa lagi rasa coklat uh segerrr, yuk beli yang besar kevan jangan dikasih diakan marah sama kita” jawab kevin setelah memahami kode yang diberikan laras. Kevin dan laras berdiri bersiap untuk meninggalkan kevan.

“kevan tidak marah kok, ikutttt” teriak kevan yang mengundang gelak tawa antara kevin dan laras

“gendong” rengeknya, tanpa mengeluarkan kata-kata kevin segera mengendong putranya dan mengenggam tangan mungil laras. Ada getaran dan perasaan bahagi yang menyelimuti mereka berdua.

Mereka bertiga seperti keluarga yang sempurna, berjalan beriringan tersenyum bahagia mengabaikan tatapan dan kilatan kamera yang sendari tadi mencuri-curi momen dari mereka. Entah lupa atau memang sengaja memamerkan kebahagiaan mereka didepan khalayak umum, yang pasti setelah ini mereka harus bersiap diri menghadapi segala gossip yang mungkin akan menerpa. Tapi yang pasti didalam pikirkan mereka kini yaitu kebahagiaan yang mengalir begitu saja tanpa disengaja dan tanpa diduga. Jika perasaan dan segala getaran-getaran ini pertanda cinta semoga tuhan dan semesta tidak menghalanginya.

Tbc

Widower Athlete || Kevin Sanjaya Sukamuljo (END)Where stories live. Discover now