10)

2.2K 141 10
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 17.30 wib belum ada tanda-tanda kevin akan pulang kerumah.

"Kenapa kevin belum pulang sih, apa mungkin mereka menghabiskan waktu di hotel melepas hasrat rindu" batin laras berkelana, jujur saja sendari tadi fikiran nya dipenuhi dengan hal-hal yang negatif tentang kevin.

"Buna" kevan memanggilnya dengan suara yang terdengar sangat mengemaskan.

"Iya sayang" jawab laras sembari berjongkok untuk menyamakan tingginya dan tinggi kevan

"Kue nya belum matang?" tanyanya pelan, memang saat ini laras sedang membuat kue kering kesukaan kevan.

"Udah dong" jawab laras kemudian berdiri mengambil toples berisi kue kering yang sudah siap dimakan. Dengan semangat kevan mengambil toples tersebut membawanya ke ruang keluarga. Sedangkan laras melanjutkan kembali memanggang kue kedalam oven.

Setelah semua kue matang, Suara kumandang adzan magrib terdengar ditelinga laras, dengan segera dia Memasukan kue-kue kering tersebut kedalam toples kemudian menatanya diatas meja dapur.

Kemudian melangkahkan kakinya kedalam kamar pembantu yang kosong atau mungkin disiapkan untuk laras jika dia berada dirumah ini. Laras mengambil air wudhu kemudian melaksanakan sholat magrib.

Saat melakukan sujud terakhri sayup-sayup laras mendengar mobil memasuki halaman rumah ini. Laras melakukan salam bersamaan dengan pintu kamar yang dibuka dengan kencang disertai oleh kevan yang masuk kemudian memeluknya dengan erat.

"Kevann" teriakan kevin menggema disudut rumah, lagi-lagi kamar yang ditepati oleh laras dibuka dengan kasar dan muncullah kevin disana.

Kevin berdiri kaku, matanya memandang laras yang kini tengah menggunakan mukenah, selama dia mengenal laras baru tau jika mereka berbeda agama.

"Ada apa mas sebenarnya?" suara lembut laras membawa kevin kembali kepada dunianya.

"Kevan marah sama ayah?" kevin mengabaikan pertanyaan laras justru berjalan mendekat kemudian berjongkok disamping laras tangannya terulur dikepala kevan sedangkan tatapan matanya tidak lepas dari wajah cantik alami yang dimiliki oleh laras.

Laras merasakan jika kevan memeluk lehernya semakin menguat, kemudian memandang manik hitam kevin, kini tatapan mereka terkuci, dengan pelan kevin memajukan wajahnya mengecup kening laras melupakan kevan yang ada ditengah-tengah mereka. Tubuh laras menegang dia terkejut mendapati perlakuan kevin, sedangkan kevin memejamkan mata meresapi kedamaian yang ia rasakan.

Hiks hiks

Isak tangis kevan terdengar begitu jelas, dengan pelan kevin melepas kecupannya, kemudian tersenyum kecil.

"Kevan dengerin ayah, kalo kevan gak mau di rumah sama tante arinana kevan boleh kok ikut tinggal sama buna selama ayah di paltnas atau mau kerumah ko junior?" tanya kevin dengen lembut, sedangkan laras menundukan kepalanya berusaha mengontrol detak jantungnya yang mulai menggila.

"Buna" jawaban singkat kevan

"Oke kamu tidur di apartemen sama buna"

"Biar ayah yang bilang sama bi siti untuk mengurus keperluan kevan, bun tolong tenangin kevan dulu dia marah sama ayah"lanjutnya kevin sembari bersenyum kecut

"Iya kamu keluar dulu mas"

"Iya" jawabnya kemudian melangkahkan kaki keluar dari kamar untuk mencari siti. Sedangkan laras mulai menengkan kevan yang masih terisak karena tangis yang entah apa penyebabnya. Setelah kevan tenang, Laras segera membereskan semua barang bawaan yang tadi sempat ia keluarkan.

"Kevan ayo kita keluar nak"ajak laras sembari mengulurukan tangannya yang disambut oleh kevan dengan riang, mereka keluar dari kamar dengan senyum cerah, namun perlahan senyum keduanya luntur saat melihat ariana sedang berada di ruang makan selayaknya tuan rumah.

"Heh lo siapa?" tanyanya dengn nada kejam

"S-saya laras, pengasuh kevan" jawab laras dengan gugup bukan karena takut namun karena terkejut akan nada suara ariana yang meninggi padahal jarak mereka tidaklah jauh.

"Oh, lo mau bawa kevan kemana?"

"Malam ini kevan akan tidur ditempat saya"

"Gak bakalan gue izinkan" ucapnya sembari berjalan mendekati laras dan kevan. Jangan tanya apa yang kevan lakukan ya jelas dia memeluk kaki laras dengan erat.

"aku yang nyuruh kevan tidur ditempat laras" ucapan kevin menghentikan langkah kaki ariana

"Aku disini vin, kenapa harus ditempat pengasuhnya" protesnya tak terima

"Kamu sadarkan tadi kevin menangis tidak mau kamu sentuh, lalu apa yang akan terjadi jika kalian satu rumah hah?" balas kevin dengan dingin, ariana terteguh selama bertahun-tahun mengenal kevin baru kali ini kevin berbicara dengan dingin kepadanya.

"kevan, laras ayo berangkat" Tanpa menunggu perintah dua kali laras segera menggendong kevan kemudian mengikuti langkah kaki kevin yang menyeret dua koper dengan ukuran yang sama.

Kevin membuka bagasi mobil yang digunakan laras kemudian meletakkan satu koper disana, kemudian beralih kearah bagasi mobil mewahnya melakukan hal yang serupa.

"Emang di platnas bakal lama" batin laras bertanya-tanya.

Kevin membukakan pintu penumpang kemudian memberi kode kepada laras untuk mendudukan kevan dikursi samping kursi sopir.

Setelah menutup pintu kevin meraih tangan laras menariknya pelan kearah pintu sopir.

"Mas di platnas dua minggu, setelah itu ke Prancis, mas nitip kevan ya, nanti kalo ada waktu mas mengunjungi kalian di apartemen" ucap kevin sendu

"Iya mas, semangat latihan, kevan butuh waktu, paling besok udah nyariin ayahnya, sekarang mas sabar dulu aja, oh iya mas kevin kalo kangen sama kevan bisa telfon dia lewat aku" balas laras dengan tersenyum teduh menenangkan hati kevin yang gunda

"Mas bakalan dibelakang mobil kamu, maaf ya mas gak bisa nganter kalian" ucap kevin penuh sesal

"Gapapa mas, udah ayo berangkat udah hampir jam 7" ucap laras sembari membuka pintu namun ditahan oleh kevin.

Kevin memeluk tubuh laras sebentar kemudian mengecup kening laras lama.

Wajah laras memerah tubuhnya tegang, detak jantungnya menggila. Ketahuilah bukan hanya jantungmu yang menggila ras tapi jantung kevin juga.

"Ekem, masuk gih" ucap kevin sembari mengusap belakang tengkuknya bertanda bahwa dia salah tingkah. Ekor matanya melirik laras yang tengah menggigit bibir bawahnya.

"Jangan digigit, cukup aku aja yang menggigit nya nanti" ucap kevin sembari mengusap pelan bibir laras.

"Hah?" lola alias loding lama larassss

"Udah masuk" perintah kevin sembari mendorong tubuh laras kedalam mobil, setelah menutup pintu mobil laras, kevin segera berlari kemobilnya mulai menghidupkan mesin dan mengikuti laras yang telah membawa mobilnya melewati gerbang rumah mewah kevin.

"Sial, kenapa wajahnya mengemaskan, bagaimana rasanya bibir itu, nikmatkah atau maniskah? Kenapa tadi aku tidak mencobanya saja hufff tahan kevin tahan, elo dudu yang berkualitas tinggi, lo duda yang gak sembarangan bersarang, okee kevin tahan" kevin terus mengoceh didalam mobilnya. Tubuhnya tidak tenang, ada yang bergejola didalam sana, detak jantungnya terus menggila, rasanya seperti ABG yang pertama kali merasa jatuh cinta.

Disisi lain sesorang mengepalkan kedua tangannya guna menahan emosi yang bisa meledak kapan saja. Dia melihat semua yang dilakukan kevin dengan laras.

"Kevin hanya milikku, hanya aku, bukan untuk perempuan itu bukan pula untuk wanita lainnya, hanya aku yang pantas bersanding dengan dia, akan aku hancurkan siapa saja yang mencoba merebutnya dariku, tunggu saja aksiku jalang kampung" ucapnya dengan penuh amarah sambil melangkahkan kakinya umm meninggalkan tempatnya berdiri sendari tadi.

Tbc

Harta, Tahta, Kevin Sanjaya 🙄

Widower Athlete || Kevin Sanjaya Sukamuljo (END)Where stories live. Discover now