Tujuh | Perhatian Daniz

39 5 1
                                    

Kunci untuk hubungan yang sehat dan terhindar dari pihak ketiga, adalah adanya komunikasi yang baik serta saling terbuka satu sama lain.

*****

Jam menunjukkan pukul 21.15 , sudah setengah tiga puluh menit lamanya Daniz menemani Nail yang sedang tertidur. Ia masih merenungi semua kesalahan yang telah ia perbuat, memikirkan bagaimana ia memberi tahu Nail akan kesalahannya.

Sementara disisi lain, Gavin menyadari Daniz yang tidak ada bersama mereka. Menanyakan keberadaan Daniz ke pada Dika.

"Ka si Daniz mana dah, perasaan tadi ada?" Tanyanya

Dika yang sedang berbaring terlentang di sofa menjawab pertanyaan Gavin dengan santai.

"Si Daniz lagi di kamar adik gue." Jawab Dika dengan sangat santai.

"Wah gila, lu ga takut adik lu di apa apain ka?" Kali ini Akam yang bertanya.

"Lu tuh yang gila.." Dika reflek duduk "mana berani Daniz berbuat yang macem macem, emangnya lu sama si Ira. Lagi pula Nail sedang sakit." Sambungnya

"Ishh.. mengapa jadi gue si." Akam meringis kesal.

"Seriusan gapapa tuh ditinggal duaan?" Irfan yang sedari tadi menyimak kini mulai penasaran.

"Ye kaya yang ga pernah pacaran aja si, pintunya juga terbuka noh liat aja kalau pada penasaran mah." Bawel Dika.

Akam dan Irfan kemudian diam, sedangkan Gavin ingin sekali memastikan apa yang dilakukan oleh Daniz, karena saking penasarannya Gavin pergi menuju kamarnya Nail.

"Dika pinjem buku MTK lu dong, gue kemarin lupa menyalin materinya." Ucap Gavin.

"Lah tumben dah." Heran Gibran.

"Ambil gih sana di kamar gue." Ucap Dika

Nah memang ini tujuan gue hehe. Gavin membatin.

"Okey deg." Gavin bergegas menuju kamar Dika.

"Eh tunggu gue mikut." Irfan menahan Gavin.

Gavin hanya mengangguk, dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Irfan yang ada dibelakang nya.

"Bang udah malem nih, bentar lagi gue balik." Ucap Dolif

"Iya sama gue ge bentar lagi mau balik." Akam mengikuti ucap Dolif.

"Balik aja sana sekarang." Usir Dika.

"Lah ngusir dia mah." Akam terheran.

"Canda haha, terserah lu pada mau balik jam berapa ge. Tapi sebelum balik cuci piring dulu sana." Dika memerintah mereka berdua.

"Dih ogah." Dolif menggeleng tanda tak mau.

Dan akhirnya mereka berdebat kecil, hanya karena kapan mau pulang nya. Sehingga Gibran memutuskan nanti saja pulang bareng bareng.

*****

"Vin ternyata bener kamar adiknya Dika di buka." Ucap Irfan saat mereka telah sampai dekat kamar nya Nail.

"Heeh eh, kita cari buku MTK Dika dulu, lalu kita intip mereka gimana?" Tawar Gavin.

"Wah parah sih."

Mereka masuk ke kamar Dika dan mencari buku yang mereka butuhkan. Sementara itu Daniz sedang mengompres kening Nail dengan air dingin.

Difficult Choice (Hiatus)Where stories live. Discover now