Kebahagian yang belum membahagiakan

30 2 0
                                    

Bagian 13

Sore itu, selepas hari membahagiakan.
Hari dimana aku menghabiskan waktu seharian bersama Arum, wanita sang pemilik senyum manis.
Mengelilingi kota Semarang, serta melihat kokohnya gunung Ungaran.

Mengelilingi kota Semarang, serta melihat kokohnya gunung Ungaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya dirumah, kurebahkan badanku di kasur favoritku.
Pikiranku liar membayangkan indahnya bisa terus bersamanya.

Pikiran ini pun seolah menuntun tanganku untuk menuliskan sesuatu.
Ku raih hp, dan seketika jemariku mulai menari-nari pada notebook hpku :

Musim gugur berlalu.
Musim baru pun menyambut.
Hujan mulai turun membasi pekarangan depan rumah yang sudah kering kerontang.
Semerbak baunya menyengat hidungku.
Pohon yang kering mulai bertunas kembali.
Memberikan kehidupan.
Menghadirkan pengharapan.

Aku menadahkan tangan seraya berdoa.
Kepada sang Maha Pencipta.
Meminta akan perihal rasa.
Sebab layaknya manusia.
Aku pun ingin terus untuk dicinta.
Pun dengan mencinta.

Dan pada ujung doa.
Ku sebut sebuah nama.
Seseorang wanita istimewa.

Oh Tuhan ...
Kuingin bersamanya.

Huhhh, rasanya aku terlalu hyperbola perihal rasa, sedang nyatanya diriku tak berani untuk mengungkapkannya.
Padahal aku dengan Arum sudah sedekat ini.

Apa aku ragu?Apa iya, aku masih ragu?Sebab apa aku ragu?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa aku ragu?
Apa iya, aku masih ragu?
Sebab apa aku ragu?

Entahlah ...

Apa mungkin atas sebab adanya Tari, aku menjadi ragu atas perasaanku sendiri ke Arum?

Apa karena sebab Tari terus menerus menaruh hati dan kepercayaannya kepadaku?
Sehingga aku bisa seragu ini?

Pikiranku bingung dihujam pertanyaan-pertanyaan semua itu.

Padahal diriku tak pernah merespon apapun yang Tari tawarkan kepadaku.

Atau malah diriku yang sebenarnya menaruh gengsi untuk mengakui rasa nyaman ini ke Tari.

Atau malah diriku yang sebenarnya menaruh gengsi untuk mengakui rasa nyaman ini ke Tari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sekali lagi, aku hanya bisa berucap..
Entahlah...

Bersambung...

__________CintaDiatasKeraguan_________

HALLO PARA PEMBACA :)
BAGAIMANA KABAR KALIAN ?
SEMOGA SELALU BAIK-BAIK SAJA YA .
AMINN..

SEMOGA KALIAN TAK BOSAN YA BUAT MAMPIR KESINI DAN MEMBACA CERITA INI.

OIYA, KALAU KALIAN TAK INGIN KELEWATAN CHAPTER DEMI CHAPTER DI CERITA INI, KALIAN BISA KOK TAMBAHKAN CERITA INI KE DAFTAR BACAAN ATAU KE PERPUSTAKAAN KALIAN, ATAU FOLLOW AKUN INI JUGA BISA.

SALAM HANGAT DARI AUTHOR.

Cinta diatas Keraguan [ ON GOING ]Where stories live. Discover now