• 005 •

3.4K 490 84
                                    

Haiiii~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Haiiii~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Haechan kini berada di kamar Juno, menemani puteranya itu hingga tertidur. Biasanya dia juga akan ikut tertidur sambil memeluk Juno walau Jeno belum pulang ke rumah. Tapi kali ini dia tidak bisa tidur.

"Sepertinya aku sudah sangat keterlaluan."

Haechan pikir-pikir lagi, Jeno mungkin tidak salah. Dianya saja yang terlalu terbawa perasaan. Wajar kalau mereka berbincang dan tertawa bersama karena wanita itu pernah bekerja di RS Gangneung sebelum lanjut mengambil spesialisasi di luar negeri. Jeno juga tidak mengubah sikapnya pada Haechan. Dia masih memperhatikan Haechan, berbicara dengan nada lembut pada isterinya itu.

Tengah memikirkan Jeno, tiba-tiba Haechan mendengar suara pintu terbuka dari arah bawah. Jeno sudah pulang. Haechan pun melepaskan pelukannya dari Juno, menyelimuti anak itu lalu keluar dari kamar.

Jeno terlihat sangat lelah. Hari ini dia hanya punya kesempatan tidur kurang lebih 2 jam. Setelah itu langsung sibuk merawat pasien-pasiennya. Rasanya semua kekesalan yang dia simpan seharian ini hilang saat melihat wajah lelah Jeno. Kalau sudah begini, mana Haechan tega. Dia jadi ingin memeluk dan menghujani wajah pria itu dengan ciuman.

"Haechan-aa, beri aku pelukan..."

Tanpa berkata apa-apa Haechan langsung menempelkan badannya pada Jeno lalu memeluk pria itu, menyalurkan kehangatan juga energi padanya.

"Kau sudah bekerja keras, Jen..." Kata Haechan sambil menepuk-nepuk punggung Jeno.

Tadinya mau suruh Jeno langsung mandi, tapi sepertinya pria itu masih ingin mengumpulkan tenaganya. Jadilah kini mereka berada di ruang keluarga dengan Jeno yang mengistirahatkan kepalanya di paha Haechan.

"Juno sudah tidur?"

"Iya... sepertinya dia lelah seharian berjalan-jalan di pusat kota."

"Maaf, Chan... harusnya kita belanja dan jalan-jalan hari ini. Malah tidak jadi."

"Tak apa, Jen... kita memang tidak bisa membuat rencana karena kita tidak bisa memprediksikan apa yang akan terjadi di Rumah Sakit. Seperti kemarin, mana kita tau kalau akan terjadi kecelakaan beruntun seperti itu."

Haechan sebenarnya menunggu. Daritadi dia menunggu Jeno menceritakan soal Saerom. Tapi sepertinya pria itu masih enggan buka suara soal cinta pertamanya itu.

Tak apa, Haechan mengerti. Jeno lelah. Akan bahaya kalau Haechan mengungkit masalah Saerom saat Jeno sedang kelelahan, bisa-bisa mereka bertengkar karena orang kalau sudah lelah emosinya sangat labil.

"Kau lapar, Jen? Mau aku buatkan sesuatu?"

"Carbonara?"

"Kau ingin makan pasta? Tengah malam begini?"

Stuck With U 2.0 -NoHyuck-Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin