• 018 •

4.2K 480 55
                                    

Oh haiiii~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!!

Oh haiiii~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tau apa?"

Tentu saja mereka terkejut melihat Jeno yang muncul entah darimana. Tiba-tiba sudah berdiri di dekat dua wanita itu.

"Aku mau kembali ke ruanganku. Kalian bicara saja dulu." Kata Renjun sembari beranjak dari kursinya dan buru-buru keluar dari ruangan dokter tersebut.

Setelah Renjun pergi, Jeno gantian duduk di kursi Renjun dan memutar kursi Haechan menghadap ke arahnya.

"Ada yang mau kamu katakan padaku, Chan?"

Jantung Haechan mulai memacu dengan cepat, tangannya pun terasa dingin. Padahal tinggal bilang yang sebenarnya, tapi entah kenapa Haechan jadi gugup setengah mati seperti ini.

Untuk beberapa saat Haechan mengatur nafasnya dan mencoba untuk tidak gugup. Setelah dia rasa perasaannya sudah lebih tenang, barulah dia mengambil handphone miliknya dan menunjukkannya pada Jeno.

"Sebenarnya aku ke Seoul bukan hanya untuk menenangkan diri tapi juga melakukan pemeriksaan. Aku ingin mengatakannya padamu tapi situasinya sedang tidak baik, kau tau kan... Saerom, juga soal Pak Wook. Atrial myxoma, Jen. Tumor jinak, hanya perlu operasi pengangkatan tumor."

Jeno hanya diam mendengarkan penjelasan dari Haechan sambil melihat hasil CT yang tertampil di layar handphone tersebut.

"Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya? Kau pasti sudah menunjukkan gejala-gejalanya kan, Chan?"

"Hmm, dimulai saat kita liburan ke pulau Jeju. Lalu setelah kembali ke Rumah Sakit chest painnya jadi lebih sering, sebisa mungkin aku beristirahat sebelum melanjutkan konsultasi dan operasi."

Jeno juga sibuk dengan pasien dan operasinya jadi dia tidak terlalu memperhatikan hal itu. Dia hanya pikir itu adalah hal yang wajar karena Haechan memang selalu beristirahat sebentar setelah dia selesai dengan beberapa konsultasi.

"Chan... aku merasa sudah menjadi suami yang buruk untukmu. Apa aku masih pantas berada di sisimu?"

"Lalu kau mau apa, Jen? Mau cerai saja?"

"Haechan-aa..."

Haechan tertawa. Padahal tadi Jeno sendiri yang mempertanyakan kelayakannya menjadi suami Haechan tapi setelah diancam cerai pria itu malah merengek.

"Makanya jangan katakan hal-hal seperti itu lagi, Jen... aku tidak suka."

"Maaf, Chan..."

"Maaf lagi, maaf lagi. Apa kau tidak punya kata lain selain maaf, Jen?"

"Aku mencintaimu, Chan..."

"Ya, aku juga cinta kamu Jen... maksudku... hah? Apa? Kau mengatakan sesuatu, Jen? Aku kenapa sih?"

Stuck With U 2.0 -NoHyuck-Where stories live. Discover now