18. Melarikan Diri

624 116 1
                                    


Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Jadi esok harinya saat matahari baru saja menampakkan diri sebagai sosok paling bersinar di jagat raya, Sungchan sudah terjaga dan berlari ke kamar Shotaro.

"Kita pergi dari sini."

"A-apa?" setengah belum sadar, Shotaro mengerjapkan matanya yang baru bangun.

"Kita pergi sejauh mungkin. Dimana mereka tidak akan menemukan kita, dan kita memulai hidup yang baru." ucap Sungchan dengan tergesa dan putus asa.

"Jadi kita kabur begitu saja setelah meminjam uang dari rentenir itu?"

"Ya.. memangnya mau bagaimana lagi? Kita tidak mungkin membayar cicilan pertama 30juta dua hari lagi, apalagi melunasi semuanya yang lebih dari 200juta."

"..."

"Aku juga masih sayang tubuh dan jariku. Aku masih ingin hidup."

Helaan napas kasar penuh amarah keluar dari mulut Shotaro, "Kau takut mati, ya ternyata? Hah! Makanya, jangan berjanji apapun selagi masih takut pada kemungkinan terburuk!"


Lima belas menit diisi dengan deruan napas frustasi, diiringi detik jarum jam yang terasa mencekam. Seperti mencekik Shotaro agar segera memutuskan.

"Baik. Ayo kita kabur. Apa rencanamu?" Shotaro pasrah kali ini. Pasrah dengan apa yang kira-kira Sungchan rencanakan di dalam kepalanya yang sangat keras dan batu.

Sungchan mengangguk. "Jam 9 nanti, kau pergi beli tiket kereta. Terserah ke manapun tujuannya, asal tidak terlalu dekat. Aku akan mengemasi barang-barang di sini."

Dan dengan itu Shotaro pergi sesuai perintah Sungchan.


Bohong jika dalam perjalanan tangannya tidak gemetar dan dingin seperti orang mati, bohong jika perutnya tidak terasa ingin memuntahkan isinya padahal ia belum sarapan.

Jujur saja, Shotaro tremor dan panik. Sepanjang hidup serba susahnya, baru kali ini ia berdebar sampai sebegininya.

Sampai sadar tidak sadar bahwa dirinya sekarang berada di jalan raya yang ramai perkendaraan. Sampai tidak sadar bahwa ia menerobos lampu merah dengan frustasi. Hingga akhirnya kesadarannya dihantam oleh mobil yang melaju dari sisi kanan. Keras dan cepat. Yang berangsur-angsur menutup kesadaran Shotaro dengan rasa sakit. Shotaro tumbang.

Sungchan yang mendapat panggilan dari polisi terkait kecelakaan Shotaro langsung terjingkat. Jantungngnya berdegub bukan main dan mendung rasa bersalah mulai melingkupinya.

Ia segera berlari ke rumah sakit, dan membuang ponselnya sendiri. Ponsel yang menghubungkannya dengan rentenir.


 Ponsel yang menghubungkannya dengan rentenir

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.



Melihat Shotaro yang berbaring tidak berdaya juga membuat Sungchan tidak berdaya. Shotaro yang kecelakaan demikian, bukankah adalah karena ide gila Sungchan?

Andai Sungchan sendiri yang berangkat membeli tiket dan Shotaro berkemas di rumah.

Atau andai ia tidak meminjam uang dari rentenir sialan.

Atau andai ia tidak punya ide gila investasi bodoh di perusahaan kolot seperti itu. Andai... andai Sungchan tidak keras kepala dan memikirkan dampaknya.


Jadi sekarang apa yang harus ia lakukan?

Apa yang harus ia lakukan terkait rentenir dan uang yang harusnya mulai ia lunasi dua hari lagi?

Apa yang harus ia lakukan untuk membayar tagihan rumah sakit Shotaro?









Bersambung

Bersambung

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.


Maaf ya 2 hari kemarin tida updatee hihi. Semoga tida lupa jalan ceritanyaa 😅😆

THE DAY •sungchan & shotaro• sungtaro✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat