20. Yang Ia Jaminkan

675 128 10
                                    


Tarik napas dulu, okay?
Btw, ada playlist nya yeay di atas 👆😄



Tarik napas dulu, okay?Btw, ada playlist nya yeay di atas 👆😄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Perihal kematian Sungchan tentulah masih membekas dalam hatiku. Ketiadaan sosoknya menciptakan ruang kosong dalam ranah yang tidak tersentuh. Ia sudah seperti saudara, keluarga, dan hubungan berharga lainnya.

Bohong jika aku berkata...."seiring dengan berjalannya waktu, kematian Sungchan dapat kulupakan."

Tidak. Tidak ada istilah demikian.

Mana mungkin aku dapat melupakan kematian Sungchan yang berdampak luar biasa untuk hidupku?

Kalian tahu?

Kematiannya membuatku kaya.

Aku terbebas dari lilitan hutang lintah darat. Plus sekarang aku dapat berleha-leha menikmati uang yang berlimpah ruah.

Berkat asuransi jiwa Sungchan yang ia berkati padaku. Berkat ia dengan sukacita merelakan dirinya pada sebuah truk besar yang menghantamnya.

Sebenarnya Sungchan bukan mati karena kecelakaan. Namun ia memang sengaja bunuh diri.

Tahu tidak?

Agar uang asuransi jiwanya bisa cair padaku. Namun tidak ada yang mengetahui rencana itu selain kami bertiga. Tuhan, Sungchan, dan aku sendiri. Oh, dan kalian.


 Oh, dan kalian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Rentenir?" nada suara Shotaro meninggi, ia terkejut. "Kau ingin berurusan dengan lintah darat?"

"Ya. Mengapa tidak selama mereka bisa meminjamkan kita uang." Sungchan masih dengan senyum entengnya, seolah yang ia katakan adalah solusi terbaik untuk hidup mereka yang lebih baik.

"Tidak! Itu bukan pilihan yang tepat."

"Oh, ayolah..." Sungchan membuang napasnya kasar. "Mereka terlihat seperti orang baik-baik, kok."

"Gila! Tidak ada rentenir manapun yang bisa dikatakan baik, Sungchan!" adalah umpat Shotaro setelah lama sekali tidak mengumpat, ia bahkan tidak ingat tepatnya kapan. Ia kembali melanjutkan, "Kau tahu, bunga yang mereka sepakati akan di luar nalar! Dan belum lagi jika kita telat membayar, mereka akan mengejar kita seperti buronan. Lalu menghajar kita habis-habis an sebelum berteriak ampun di ambang maut!"

"Percayalah padaku. Kali ini kita akan berhasil. Aku jamin!"

"..."

"Dan tidak ada yang perlu kau khawatirkan."


Sungchan menunjukkan surat asuransi jiwanya.

Tertera jumlah uang yang banyak sekali yang akan didapat misal ia mati. Jantung Shotaro berdegub kencang dengan perbuatannya.

"Dari lama sekali aku sudah mendaftarkan asuransi jiwaku diam-diam. Maaf tidak memberi tahumu." Kalimat terakhir diucapkan sedikit lirih sebelum dia melanjutkan, "Aku... aku akan melakukan jika kemungkinan terburuknya terjadi. Aku akan mencairkan ini."

Shotaro membelalak, "Kau... rela mati?"

"Y-ya... tentu tidak." Sungchan sedikit gelagapan. "Tapi jika ini diperlukan aku akan dengan berusaha teguh melakukannya. Tapi ayolah... jangan berpikir demikian. Rentenir dan investasi ini akan berhasil dan membuat hidup kita lebih baik." diucapkan Sungchan kali ini dengan penuh percaya diri. Seolah masa depan yang menyenangkan sudah tergelar di hadapannya, seolah sudah ada red carpet yang menyambutnya.

Dan Shotaro pun akhirnya setuju dengan ide luar biasa gila Sungchan. Tentang investasi, hutang, rentenir, dan asuransi jiwa Sungchan.




Tulisan keenam.

6. Hari ini Shotaro terlihat seperti menangis.

Sungchan mengeluh di depan Shotaro yang setia terpejam. Ia mengeluhkan hidup mereka yang sudah berantakan jadi semakin berantakan sebab ulah dan ide bodohnya.

"Aku... aku mau mati saja." diucapkan Sungchan dengan putus akal. Di tangannya terdapat asuransi jiwa yang beberapa waktu lalu ia janjikan sebagai jaminan untuk hidupnya. "Aku mau mati." jiwa dan raganya runtuh. Sungchan menangis.

Bersama Shotaro yang saat itu sudah bisa mendengarnya. Mendengar racau Sungchan yang tersisir arus kejam zaman.

Shotaro yang melelehkan air matanya adalah tanda bahwa ia tidak setuju dengan apapun yang akan Sungchan lakukan. Shotaro tidak ingin kehilangan sosok itu. Namun Sungchan adalah lambang dari keras kepala dan batu. Pikirannya sudah semrawut tentang sakit dan rasa bersalah.

"Maafkan aku, Shotaro. Tapi kurasa ini yang terbaik. Aku sudah berjanji kemarin, jadi aku akan melakukannya. Ini demi kebaikanmu juga."



Dan berita kecelakaan Sungchan yang Shotaro dengar, tidak bisa untuk tidak membuatnya tercengang.

Sungchan benar-benar melakukannya.






Bersambung

Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yoks! Jadi gimana pendapat kalian tentang chapter ini?

Wkwkkwk. Tinggal 1 chapter lagi dan The Day udah tamatt yaa^^. Btw, sabi nihh tinggalin jejak biar acu semangattt hihihi 😆💕

THE DAY •sungchan & shotaro• sungtaro✔Where stories live. Discover now