06.

179 14 38
                                    

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

.

.

Hingga keesokkan harinya, Niko tetap kukuh dengan aksinya, tidak mengomentari pengabaian Elsa. Mereka sempat sarapan bersama, mengantar Owen sekolah bersama, lalu berpisah tanpa bertukar sepatah kata pun.

Sehingga, sangat mengejutkan bagi Elsa ketika ia mendapatkan mantan suaminya masih berada di sekolah anaknya ketika ia datang menjemput. Elsa seketika lupa niat awalnya, bibirnya dengan leluasa menceletuk, "Kamu... menunggu Owen seharian di sini?" Matanya membelalak.

Dalam benaknya, ia menghitung jangka waktu yang telah terbuang jika 'ya'adalah jawabannya. Elsa sendiri, yang hanya seorang guru piano lepasan, bahkan sudah mengajar tiga kelas dalam rentang waktu tersebut. Entah apa yang seharusnya dapat diperoleh seorang pemimpin perusahaan parfum kelas dunia dalam rentang waktu tersebut jika tidak disia-siakan.

Elsa, sungguh, terkadang tidak mengerti pola pikir pria yang pernah menjadi suaminya tersebut.

Yang ia mengerti, hanya bagaimana seorang Colin Bousquet selalu dapat mendapatkan apa yang ia inginkan. Memanfaatkan senyum manis dan suara madunya. Juga, kekuasaan dan nama yang tersemat di belakang nama depannya.

Elsa sangat membenci bagaimana prinsip yang sama tidak dapat berlaku pada Julian dan nama belakangnya.

Niko masih terus tersenyum manis di hadapannya. Owen terduduk manis dalam dekapannya. "Aku memiliki banyak waktu luang hari ini," ucapnya.

Pandangannya yang terarah pada Owen, sangat sarat kasih sayang dan kekaguman, hati Elsa lemah. Ia tidak bisa sepenuhnya mempertahankan benteng kedengkiannya.

"Aku bisa mengantar dan menemani kalian hari ini. Kamu ada jadwal bermain di Le Foyer, kan hari ini?" Niko melemparkan pandangannya pada Elsa cepat, sebelum kembali mengarahkan atensinya pada sang putra, "Anak Papa juga masih kangen Papa kan?"

Ia tidak menyisakan ruang untuk Elsa menolak. 


Niko selalu tahu Owen adalah titik kelemahan Elsa.


Putranya itu mengangguk dengan antusiasme yang begitu kentara. Beri tahu Elsa — bagaimana ia, sebagai seorang ibu, bisa tega menghancurkan kegembiraannya?

Ia pun lagi-lagi hanya bisa mengalah. Menelan segala kepahitannya, duduk di kursi samping Niko — yang memang, sejak dulu, selalu tereservasi hanya untuknya. Menempelkan dahinya pada kaca di sampingnya sembari meratapi gedung-gedung yang berlalu cepat di baliknya, berharap hari ini juga dapat berlalu secepat mereka.

Perjalanan mereka hening seperti biasanya.


Mesin mobil Niko baru saja mati saat Elsa kembali menegaskan untuk yang kesekian kalinya. "Aku bisa menjaga Owen sendiri Nik. Kamu tidak perlu menemani kami," ujarnya. Berdiri di belakang punggung Niko, yang sedang membantu Owen keluar dari child seat-nya,

Choices (WonHui GS)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz