Part 8.

3.4K 499 18
                                    

Seminggu ini Jungkook disibukkan dengan kegiatan basketnya, seminggu lagi pertandingan basket akan dimulai, tim basket sekolah mereka benar-benar berusaha keras untuk bisa menang nantinya.

Jungkook menenggak botol minumnya, peluh membanjiri pelipisnya, ikat rambutnya bahkan sudah mengendur karena berlari kesana kemari menggiring bola. Bambam pernah menyuruhnya memotong rambutnya karena akan menyusahkan saat bermain basket, namun ia tidak berniat memotongnya sama sekali. Baginya itu terlihat sexy.

"Waktu kita hanya satu minggu lagi, kalian sudah berlatih dengan baik, yang terpenting adalah kalian harus kompak dan tidak boleh saling egois. Kerja sama tim itu sangat dibutuhkan." Ujar pelatih, semua kompak mengangguk meski nafas mereka masih tersengal-sengal karena lelah.

"Baiklah. Latihan hari ini cukup sampai disini, kalian boleh pulang setelah bersiap."

"Terimakasih Saem." Ucap semua orang dengan kompak.

Bambam menjatuhkan dirinya dan terkapar di depan Jungkook yang sudah lebih dahulu duduk di lantai lapangan. Mereka semua benar-benar basah karena keringat.

Jungkook beranjak, memutuskan untuk bersiap-siap,  masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya dari keringat. Tidak pantas jika ia bau keringat ketika ketika pergi bukan.

Tidak butuh waktu lama bagi Jungkook. Setelah selesai ia keluar, duduk kembali disebelah Bambam sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Masalah baju ia akan mampir ke apartemen untuk menggantinya yang lebih baik.

"Jung. Kau pulang ke apartemen?"

"Hmm."

"Aku ikut ya, motorku ku tinggal saja disini."

Jungkook tidak menyahut lagi, ia mulai sibuk dengan ponselnya, melirik jam yang ada pada ponselnya. Malam ini ia ada janji untuk bertemu dengan Lalisa. Dalam kurun waktu seminggu ini, Jungkook berhasil mendekati Lalisa meski gadis itu nampak belum menyadari tentang perasaan Jungkook padanya. Berkat kepindahannya ke apartemen, itu memudahkannya untuk sering bertemu dengan Lalisa dan memudahkannya dalam mendekatinya.

"Jung."

Jungkook bergumam, menengadah melihat Eunwoo tengah menatapnya.

"Ada yang ingin bertemu denganmu."

Jungkook mengernyit, bertanya dengan matanya.

"Lihat saja kesana."

Eunwoo mengarahkan matanya menuju pintu keluar, Jungkook yang penasaran lantas beranjak, mengambil tasnya. Barangkali itu Lalisa yang menunggunya. Bambam yang melihat Jungkook berdecak karena lagi-lagi ia diabaikan sahabatnya, sepertinya ia terpaksa harus pulang sendiri meski tubuhnya terasa letih.

"Jung~".

Jungkook terdiam, melihat presensi Sewon dihadapannya. Keadaannya tidak cukup mengenakkan untuk dilihat. Perempuan itu terlihat kacau dengan rambut sedikit berantakan, mengenakan rok semini itu dengan tanktop berwarna hitam. Sewon menutup mulutnya, tidak kuasa menahan isak tangisnya saat ini.

"Hey. Ada apa?" Jungkook bertanya sarat akan kekhawatiran.

Sewon semakin terisak membuat Jungkook tidak tega melihatnya. Ia mendekat, menyampirkan jaket miliknya untuk menutupi bagian tubuh Sewon yang terbuka. Sewon langsung memeluknya, sejenak ia biarkan karena mengerti jika Sewon membutuhkannya. Jungkook mengusap punggung Sewon sampai ia benar-benar tenang.

"Ada apa? Katakan padaku." Ujar Jungkook tenang sembari melepas pelukan Sewon.

"Jaehyun Jung."

Jungkook mengernyit, masih diam mendengarkan kelanjutan dari Sewon. Ia tau Jaehyun. Lelaki itu yang akan menjadi rivalnya saat pertandingan basket nanti, dan ia juga rivalnya dalam memperebutkan hak waris keluarga Jeon. Jaehyun, saudara tiri Jeon Jungkook, putra dari seorang istri siri Jeon Jaechoon, Ayahnya.

Stay With Me ✔Where stories live. Discover now