PROLOGUE ✔

33 18 1
                                    

Di sebuah rumah yang megah bak istana, di sebuah kamar seorang putri dari rumah itu, bersinarlah satu cahaya dari sebuah gorden yang transparan dan besar.
Dia adalah Bianca, putri tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki paras amat cantik dan hati selembut sutra.
Bianca berusia 21 tahun dan ia duduk di bangku kuliah kelas elit yang berlokasi di Jepang.
Diusia nya yang ke 21 tahun bianca ditemani oleh kekasih nya yaitu Kei.
Usianya dengan sang kekasih memang terpaut jauh.
Orang tua Bianca adalah pembisnis yang sukses, artinya mereka selalu bepergian ke luar negeri, dari negara satu ke negara lain, sehingga mereka tak mempunyai waktu banyak untuk putri mereka itu.

"pagi yang indah" saut gadis cantik itu

Setelah bangun dari ranjang king size nya Bianca langsung membersihkan diri dan turun untuk sarapan lalu pergi kuliah.
1 persatu anak tangga yang banyak itu dilalui Bianca dengan tenang dan santai, Bianca adalah anak yang supel dia tidak memperhatikan kedudukan saat menyapa seseorang, karna bagi dirinya tidak ada yang sempurna kecuali tuhan, semua orang sama baik diatas maupun dibawah

"pagi semua"
Sapa Bianca kepada para pelayannya yang berjejer di lantai 1

"pagi nona"
Jawab mereka

"nona, makanan mu sudah siap"
Ujar pemimpin pelayan

"sepertinya, aku tidak sarapan hari ini, aku akan langsung ke kampus saja"
Jawab Bianca

"baiklah nona, tapi setidaknya makan lah sedikit"
Ajak pemimpin itu

"tidak aku akan makan bersama teman-teman ku saja"
Jawab Bianca

"baiklah nona hati-hati"

"iyh"

Bianca pun melangkah kan kaki nya perlahan menuju pintu utama untuk berangkat ke tempat kuliahnya, Bianca tidak tau jika ada kejutan di depan rumah nya.
Kejutan itu adalah Kei, Kei menjemput Bianca untuk mengantarkannya kuliah

"maaf anda siapa yah?" Bianca bertanya kepada seorang laki-laki yang berada didepan rumahnya.

Bianca keheranan karna tidak mengenali Kei yang memakai topi,kacamata dan masker dan duduk di dalam mobil.

"aku adalah supir mu hari ini"

"tapi, dimana supir ku biasanya"

"aku menyuruhnya libur"

"emm, Kei"

Mendengar kekasihnya itu menyebut namanya, Kei langsung membuka outfit yang menutupi wajah nya dan keluar dari mobil, memeluk gadis kesayangannya itu.
Bianca yang senang memeluk Kei dengan puas karena ini adalah pertemuan mereka setelah 1 minggu tak bertemu.
Tentu saja itu membuat seorang Bianca menangis haru karna yang dirindukan akhirnya datang menemuinya juga.

"aku sangat rindu dengan mu" ujar pria tampan itu.

"aku lebih merindukan mu" saut Bianca

"ayo, ikut aku"

"kemana?"

"apa kau tidak mau sarapan pagi bersama ku?"

"aku mau"

Kei membukakan pintu untuk kekasihnya itu dan mulai menyalakan mesin sebuah mobil sport dan mulai melaju menuju sebuah bistro untuk makan sarapan dengan kekasihnya itu.
Entah kenapa Kei langsung memeluk erat Bianca.

Skip

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Skip

Setelah mereka selesai sarapan, Kei bergegas menuju tempat kuliah Bianca.
Sebenarnya usia mereka berjarak 6 tahun, Kei seorang penulis fiksi ternama yang sukses dalam setiap karya yang ia buat, sedangkan Bianca, murid jurusan bisnis yang bahkan belum menyelesaikan S1 nya.

'Kei membukakan pintu mobil untuk Bianca'

"em, terima kasih"

"aku sudah melakukan ini berkali-kali tapi kenapa kau masih saja berterima kasih"

"aku tidak tau, bagiku berterima kasih adalah cara yang tepat untuk menyampaikan sesuatu"

"baiklah, nanti aku akan menjemputmu"

"apa kau tidak sibuk"

"tidak ada kesibukan yang bisa menjauhkanku dari dirimu"

" setidaknya untuk hari ini kan, baiklah, bye"

"bye sayang"

Hati Bianca selalu luluh akan apapun yang dilakukan Kei, baik itu besar maupun kecil akan tetapi, Kei tidak pernah mengajak nya untuk serius atau tunangan padahal mereka sudah berpacaran 2 tahun lebih.
Rasa sayang Bianca kepada Kei melebihi apapun, dan dia percaya bahwa Kei tidak akan pernah meninggalkannya, kalaupun itu terjadi pasti ada alasan yang jelas.
Yang pasti adalah cintanya kepada sang penulis sangatlah tulus.

LOVE AND DEATH (OnGoing) Where stories live. Discover now