14 : Siapa Melindungi Siapa?

60 36 4
                                    

If these walls could talk
I'd hope they wouldn't say anything
Because they've seen way too many things
'Cause we'd fall from grace, we're falling

If Walls Could Talk - 5 Seconds Of Summer

• *. • * . *. • * .

SAMBIL menahan sisa-sisa air matanya, Gala berjalan cepat dengan langkah tertatih lemas. Dalam usahanya mencari sebuah tempat untuknya dapat menangis atau setidaknya menghindari siapapun yang mungkin mengenalinya, langkah Gala makin lama semakin melemah. Setiap tempat yang Gala datangi selalu saja ada orang di sana. Entah itu di belakang sekolah, di kamar mandi atau dimana pun itu.

Membuat gadis itu kian kerepotan menyembunyikan wajah sembabnya dari orang-orang.

Kaki Gala terhenti pada sebuah pintu besar yang tertutup rapat. Pada papan kayu di atasnya, tertulis kata Perpustakaan. Tangan Gala lalu meraih salah satu gagangnya, dan membuka pintu itu.

Suara pintu tak membuat siapapun yang berada di dalam sana penasaran akan kedatangan satu lagi pengunjung perpus hari itu. Gala menghela napas lega, setidaknya tempat ini tenang dan semua orang di sana tak memperdulikannya.

Memang kelihatannya ada banyak orang di sana, tetapi itu tak terasa ramai sebab perhatian mereka semua, terpusat sepenuhnya pada jendela dunia di depan mata mereka. Setidaknya di dalam tempat se hening ini akan memaksa Gala untuk tenang, alih-alih menangis.

Dan seperti, itu lebih baik.

Perlahan, Gala melewati barisan meja kemudian menyusuri deretan rak-rak berisi berbagai macam buku yang tersusun rapi di dalamnya. Gala terus berjalan mencari sudut paling tenang dan nyaman untuknya sendirian.

Kini Gala berdiri diam, ia mematung sambil melipat tangannya di dada—lagi-lagi memandangi dinding di hadapannya—sambil berkali-kali menarik dan mengembuskan napas panjang.

Membebaskan aroma buku-buku memasuki indra penciumannya. Mendamaikan paru-parunya yang sempat panas membara akibat tingkah dan perlakuan aneh orang-orang disekitarnya. Juga, keadaan yang membangunkan macan tidur di dalam dirinya. Bahkan Gala tak pernah menyadari kalau sebelumnya, macan itu telah ada di dalam sana.

Gala lelah. Terlalu lelah untuk menanti hari mengerikan ini berakhir.

" ... Ngapain elo minta maaf, kalo abis itu lo ngecewain gue lagi?" ucap Gala pelan, pada sesosok yang mengendap-endap mendatanginya.

"Gue, ngecewain lo?"

Suara itu, itu bukan dia.

"Eh, kirain—"

"Satria?" tebak Azam berbisik nyaris tak terdengar, karena nafasnya yang masih sedikit terengah-engah. Habis mengelilingi satu sekolahan, untuk mencari Gala.

"Yaa ... bukannya, seharusnya dia yang muncul, buat jelasin—"

"Sssstt!" seseorang mendesis pada Gala, mengisyaratkan agar gadis dan kawannya itu, tak membuat suara yang mengganggu kesakralan perpustakaan ini.

GALA : Sleepwalker [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang