16 : Pintu Dimensi

63 18 1
                                    

I was already missing before the night I left
Just me and my shadow and all of my regrets
Who am I? Who am I when I don't know my self?
Who am I? Who am I? Invisible

Invisible - 5 Seconds Of Summer

• *. • * . *. • * .

SALMA mengetuk-ngetuk pintu kamar Gala entah sudah yang keberapa kalinya, membangunkan dara satu ini memang tidaklah mudah. "Gala ... bangun buruan, ayo bantuin Mama!" seru Salma dari balik pintu.

"Galaaa!"

"Bangun! Banguun ... Hei!!"

"Eemmh ..." Gala yang bahkan masih bersembunyi di balik selimutnya, hanya mengeluarkan suara erangan kecil sambil ngulet malas, ia masih juga enggan untuk sadar sepenuhnya.

"Yee... 'ni anak. Bangun! Dibilang!" teriak Salma gemas.

"Maah, sekarang 'tu hari minggu ... ngapain bangun pagi-pagi, sih. Berfotosintesis? Aku ini manusia, bukan tumbuh-tumbuhaan ..." erang Gala setengah berteriak, sambil kakinya menendang-nendang asal ke udara. Saking tak senangnya dibangunkan di minggu pagi begini.

"Fotosintesis, apaan. Kamu kan janji katanya mau bantuin Mama. Buru atuh, siap-siap!"

"Hhhh ... Iyaa ... Iyaaa ..." dengan malas dan mata yang masih super lengket, ia melirik enggan pada jam di dinding yang ternyata menunjukan waktu, masih pukul empat kurang sepuluh menit. "Ya Allah, subuh juga belom ..." gerutu Gala sebal.

Ia bangkit kemudian melangkah gontai selayaknya zombie yang hampir kehilangan nafsu memangsanya, Gala kemudian membuka pintu ruang zona merah, berniat pergi ke kamar mandi.

Itu adalah detik paling mencengangkan dalam sejarah waktu-waktu selepas bangun tidurnya, sebab saat itu juga Gala nyaris terserang syok hebat akan apa yang dilihatnya. Tubuhnya melompat terkejut, ia sampai terjatuh ke lantai lalu terdiam kaku beberapa detik, sebelum akhirnya Gala sedikit tersadar dan yang selanjutnya ia lakukan adalah ...

"KYAAAAAAA!" jeritan, dan mata terbelalak lebar seolah siap akan keluar, spontan, menjadi satu-satunya reaksi Gala saat itu.

Tangannya seketika terangkat menutup mulutnya, saat sadar bahwa suaranya mungkin terlalu nyaring, dan khawatir ia membangunkan para tetangganya yang kebanyakan masih terlelap pulas di jam segini.

Mata Gala yang semula masih sangat lengket, kini telah terbelalak lebar bahkan nyaris tak berkedip ketika menelisik sesosok yang tengah duduk mematung di kursi belajar miliknya. Sosok manusia itu tampak sama terkejutnya dengan Gala. Mungkin karena mendengar jeritan gadis itu, barusan.

Kini, mereka sama-sama pasrah ketika keduanya saling melihat dan memperlihatkan ekspresi wajah kaget yang tidak dapat dideskripsikan lagi bentuknya, sama-sama ... aneh, dan ... konyol mungkin?

Setelah mematung canggung cukup lama, atau sepertinya terlalu lama. Gala akhirnya sadar kembali. Lalu dengan kecepatan kilat, ia membanting pintu itu menggunakan kakinya, sekencang kencangnya, supaya pintu itu tertutup rapat sehingga sosok di balik sana tak lagi bisa melihatnya.

Tangan Gala yang semula dipakai untuk menutup mulutnya yang sempat menganga terkejut, kini merosot turun, memegangi dadanya, untuk memastikan bahwa jantungnya masih berada di sana, tidak lompat dan berlarian keluar dari tempatnya.

GALA : Sleepwalker [TAMAT]Where stories live. Discover now