Nada menatap Ben yang tertidur pulas di sofa itu setelah kekenyangan dengan makan siangnya.
"Makasih banyak, Pak, buat makan siangnya," ujar Nada saat ia akan keluar dari ruangan itu.
"Nada saya mau minta nomor Bibi yang kamu bilang tadi." Langkah Nada terhenti.
Ia tadi menawarkan bantuannya. Menawarkan jasa bibi yang menjaga villa keluarganya untuk menjaga Ben di rumah Keanu. Villa keluarganya itu biasa hanya disewa di akhir minggu. Hari-hari biasa bibi hanya akan membersihkan villa itu.
"Oh, nanti saya langsung hubungin Bibi saja, Pak. Terus saya kabarin bapak gimana jadinya," ucap Nada.
Nada tau bibi tidak memiliki pekerjaan lain selain pada keluarganya. Lagipula Nada kasihan melihat Ben yang menghabiskan harinya di kantor. Tidak seperti anak pada umumnya.
Semoga aja bibi mau. Gumam Nada saat ia keluar dari ruangan Keanu.
Pintu lift di depannya terbuka, Nada mengambil langkah menuju meja kerjanya. Sebungkus sate yang ia pesan ada di atas meja itu dan sekarang perutnya sudah kenyang. Tidak ada tempat tersisa untuk sate ayamnya.
"Habis dari mana Nad?" tanya Alletha.
"Ada rapat bentar sama orang atas," jawab Nada berbohong. Ia tidak ingin menjadi bahan bulan-bulanan para rekannya lagi.
Setelah selesai dengan waktu kerjanya, Nada buru-buru melajukan mobilnya menuju villa keluarganya. Mencari keberadaan sang bibi. Tadi Nada sempat menghubungi bibi dan memintanya menunggu di villa keluarganya.
Ia turun dan mencari keberadaan bibi di dalam villa keluarganya. Dari mulai storage room hingga kolam belakang. Akhirnya Nada menemukan bibi yang sedang memperbaiki kebun belakang.
"Bi, aku mau tanya sesuatu, Bi," ujar Nada mendekati bibi.
"Teh Nada, ada apa ya, Teh?" tanya sang bibi tidak lupa dengan aksen Sundanya itu.
"Ini Bi, Bibi mau ga aku tawarin kerja. Di area sini juga, rumahnya tiga rumah dari sebelah kiri rumah kita. Kerjanya jagain anak kecil, Bi," jelas Nada. Sang bibi berfikir sejenak.
"Bibi takut teh Nada, nanti ga kepegang ini villa teh Nada. Saya juga belum izin teh sama Bapak di Jakarta," jawab sang Bibi.
"Gapapa Bi, nanti aku yang izinin ke papa. Bibi juga ga harus iyain dulu. Denger penjelasan dari yang nawarin kerja aja dulu bi." Bibi tampak berfikir sejenak akan penawaran Nada.
"Boleh teh." Akhirnya ia mengiyakan permintaan Nada setelah Nada meyakinkannya dengan berbicara langsung dengan tuannya itu.
Nada mengambil ponselnya, ia mencari nomor Keanu di ponselnya. "Halo." Sebuah suara terdengar di ujung sana.
"Halo Pak Keanu, ini saya, Sherenada. Maaf mengganggu waktu Bapak."
"Pak, saya mau kabarin Bibi yang tadi. Ini Bibinya lagi ada di sini, katanya Bibi mau denger dulu ketentuan kerjanya," jelas Nada.
"Oh boleh-boleh, dateng aja ke rumah yang nomor 5 ya." Nada dan Bibi akhirnya berjalan menuju rumah bernomor 5.
Mobil Keanu sudah terparkir di sana menandakan ia sudah ada di rumah. Jemari Nada memencet bel rumah Keanu.
Tak berapa lama, Keanu keluar membuka pintu. Mereka berdua sama-sama masih menggunakan pakaian kerja mereka.
Keanu mempersilahkan kedua orang itu masuk ke dalam rumahnya. "Aunty! aunty!" Sebuah suara menyapanya. Ben berlari dari ruang makan menuju ruang tamu tempat mereka bertiga duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
All The Way [SUDAH TERBIT]
ChickLitSherenada tidak pernah ingin berhubungan dengan pria menyebalkan seperti atasannya yang selalu membuatnya lembur berhari-hari hingga seseorang makhluk kecil bernama Benjamin memaksanya melakukan hal itu. Sekeras apapun Sherenada pergi, rasanya sela...