13. The Usual Trouble

200 71 36
                                    

Memangnya kau bisa memutuskan ingin jatuh cinta pada apa atau siapa? Kau tak akan mampu berpaling, sebab sebelum kau melakukan sesuatu, hatimu sudah terlanjur memilih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Memangnya kau bisa memutuskan ingin jatuh cinta pada apa atau siapa? Kau tak akan mampu berpaling, sebab sebelum kau melakukan sesuatu, hatimu sudah terlanjur memilih.

Yeonjun terbangun dengan dengung ingatan akan kalimat pada satu buku tua yang pernah ia baca. Menyadari bahwa masih tengah terkapar di sisi pohon akibat kambuh semalam, Yeonjun bangkit dengan kejutan, agak tergesa menimbun bercak darah mengering dan kelopak bunga segar yang perlahan melayu. Maniknya melirik defensif pada satu arah. Valda belum bangun, kan?

Usai dengan acara menimbun, ia melangkah mendekat pada api unggun yang ia buat semalam. Tersenyum kecil saat menyadari Valda memang tengah tertidur pulas di sana, seolah memang tak memiliki penasaran sebesar itu mengenai apa yang terjadi dengan Yeonjun. Padahal lelaki itu sudah sempat pingsan.

Ah, Yeonjun lupa bahwa ia sudah sempat memberi rambu peringatan yang jelas akan meruntuhkan segala rasa penasaran.

"Diam saja di sana! Kalau kau punya urusan perempuan, aku punya urusan laki-laki!"

Yeonjun kali ini tertawa renyah, berjongkok guna mengusak singkat poni panjang berwarna kelam gadis itu. Lihatlah bagaimana Choi Valda kini terlihat; ikatan rambut tidak terurus yang mulai acak-acakan serta kaus putihnya yang kian lusuh karena terus menempel dengan tanah berpijak. Untuk beberapa alasan, Yeonjun tidak pernah merasa terganggu kalau diharuskan betah dengan orang cerewet dan kekanakan seperti Valda. Padahal kalau melihat di kenyataan, Kim Yeonjun bukanlah tipikal orang yang segampang itu untuk didekati pihak tidak terstruktur, manja, apalagi sulit diatur seperti Valda.

Sebab sebelum kau melakukan sesuatu, hatimu sudah terlanjur memilih.

Aish, kalimat itu lagi. Yeonjun sontak tegak, nyaris mengumpat saat kalimat itu terulang begitu saja seakan sengaja menggentayangi.

"Yeonjun?"

Panggilan itu menghentikan pergerakannya, lantas kembali berjongkok perlahan sebelum menyadari sesuatu. Valda masih tidur.

"Yeonjun, kalau kau meninggalkanku sendirian, aku bersumpah hidupmu tidak akan bahagia!"

Pemuda yang dimaksud pun langsung meloloskan tawa pelan, mengguncang pelan tubuh si gadis agar cepat tersadar. "Berhenti menyigau hal-hal aneh, bangunlah segera sebelum kau menggumamkan hal lebih memalukan dari ini."

"Padahal 'kan memang benar aku memintamu buka baju agar aku bisa memandangi tubuhmu. Dengan kemeja seragam sekolah saja bentuk tubuhmu tampak begitu ideal, apalagi—"

"Yak! Choi Valda!" Yeonjun yang mulai panik pun tak sungkan menyentak lebih keras, membuat Valda memang betul-betul membuka mata dalam keterkejutan setelahnya.

"Aish! Ada apa!" balas Valda ikut kesal, kemudian duduk sembari mengucek kedua mata agar dapat terbuka sempurna. "Aku masih mengantuk, biarkan aku melanjutkan tidur," katanya, malah kembali berposisi berbaring.

AdolescentWhere stories live. Discover now