Part 20 ( PENGUMUMAN OSIS BARU PART 1 )

153 27 0
                                    

Happy Reading Guys
And I Hope You Like With My Story
*
*
*
*
*

Kedua gadis cantik dengan balutan seragam putih abu-abu duduk di atas kursi yang terletak di salah satu sudut bengkel, April sedikit memainkan tarian kakinya sedangkan Servina, ia lebih memilih menikmati secangkir kopi hangat yang ia beli di jalan. Berbeda dengan biasanya, kali ini mereka berangkat ke sekolah bersama. Namun, sebelum itu mereka harus menunggu Pak Ujang memperbaiki motor milik kedua gadis ini terlebih dahulu.

"Vin, lo mau nyoba nyetir nggak hari ini." Mendengar ucapan April seketika Servina langsung tersedak saat meminum kopinya.

"Uhuk ... Uhukk ... tumben, bukannya lo seneng kalau lo yang nyetir," sahut Servina heran.

"Gue dapat info dari Bara kalau polisi lagi ada di lampu merah." Perkataan April yang ambigu membuat Servina menyatukan alisnya, memang kenapa kalau polisi ada di lampu merah.

"Terus? Apa hubungannya sama kita, biarin aja lagi itu pakpol di lampu merah. Siapa tahu lagi nyari istri." April yang tadinya sibuk memperhatikan Pak Ujang memperbaiki motornya, seketika beralih menonyor kepala Servina.

Servina mengerenyit kesal, mata halzel miliknya menatap tajam ke arah April yang sibuk menggelengkan kepala. Pak Ujang yang mendengar ucapan Servina saja sampai menyemburkan tawa kecil.

"Pril, kebiasaan tangan lo main pukul kepala orang. Entar kalau kepala gue gagar otak gimana? Lo mau tanggung jawab, hah!" protes Servina menatap kesal.

April hanya terkekeh kecil, ketika Servina menoleh ke Pak ujang. Ia merasa semakin kesal. "Bapak juga kenapa ketawa."

"Lah, neng Vina aneh-aneh. Polisi di lampu merah ya ngadain operasi kalau nggak ngatur lalu lintas, bukan nyari istri baru," ujar Pak Ujang.

April mengangkat jari telunjuknya, jari itu ia gerakkan maju dan mundur. "Nah tuh dengerin Vin, gue nyuruh lo yang nyetir karena yang punya Sim itu lo bukan gue. Kalau gue yang nyetir hari ini auto ketilang dong."

Servina langsung ber-oh ria. Tak lama kemudian Pak Ujang mulai menegakkan tubuhnya kembali dan menghampiri April dan Servina. Di tangan pria paruh baya itu sudah ada catatan kerusakan serta biaya yang harus dibayarkan.

"Habis segini neng," ujar Pak ujang sambil menyodorkan selembar kertas bon pada April.

April dan Servina langsung paham, mereka mulai mengeluarkan beberapa lembar uang lalu menghitungnya. Mereka memutuskan untuk membayarnya dengan cara patungan supaya tidak memberatkan salah satu pihak.

"Nih Vin, pas kan?" tanya April memastikan.

"Yes." Servina mulai menghitung jumlah uangnya dan April.

"Sok inggris lo, makan tahu sama tempe padahal." cibiran April seolah hanya angin lewat bagi Servina, ia menatap April sambil berkata, "Suka-suka gue-lah."

Servina berjalan menghampiri Pak Ujang lalu membayar semua biaya perbaikan, setelah usai ia mulai membenarkan arah setir motor ke arah jalan raya. April langsung duduk di belakang Servina, tanpa basa-basi lagi gadis itu memasukkan kunci motor pada tempatnya dan mulai menyalakan mesin motor tersebut.

"Pak, kita berangkat dulu ya," pamit April.

"Iya hati-hati neng."

April dan Servina menyahuti ucapan Pak Ujang bersamaan kemudian pergi . "Iya pak."

******

Langkah ringan April terus terdengar mengiringi setiap alunan gerakan kakinya. Senyum cantiknya mengembang sempurna, tak jarang sederetan kaum adam memperhatikan gadis cantik ini. Dari kejauhan ia melihat sosok pemuda yang selalu ia ikuti kemanapun saat di sekolah. Dengan mantap gadis itu menghampiri pemuda itu. Namun, saat baru saja ia sampai ada sosok lain yang datang bersamaan dengannya.

"Jan ke aula bareng yuk!"

"Jay ke aula bareng yuk!"

April dan Sia melontarkan ucapannya secara bersamaa, seketika kedua gadis itu saling melemparkan pandangannya satu sama lain, tatapan mereka sama-sama kesal. Jay yang tadinya sibuk membaca komik langsung mendongakkan kepalanya dan menatap kebedaradaan kedua gadis itu.

"Kita pergi bertiga aja gimana?" tawar Jay.

"Boleh, mumpung tujuan kita searah,?" ucap Sia, April menganggukkan kepalanya dengan malas dan beralih berjalan di sisi Jay.

Layaknya seorang raja yang memiliki dua istri itulah Jay, hidupnya seakan berubah 160 derajat. Ia yang selalu sendirian dan hanya memiliki teman yang dapat dihitung dengan jari. Kini semua telah berubah ketika dua orang gadis cantik ini selalu mengikutinya seperti anak ayam.

Ketika mereka sampai di aula suasana tampak ramai. Sebab, seluruh sudut aula dipenuhi oleh beberapa murid yang mendaftar menjadi anggota OSIS. Jay dan kedua gadis itu mulai duduk di bangku kosong yang berada di pojok kiri.

Tak selang beberapa saat kemudian Farel bersama beberapa mantan anggota OSIS lainnya datang. Mereka membawa selembar kertas berisikan pengumuman siapa sajakah yang nantinya akan diterima sebagai anggota OSIS baru. Semua mata seakan-akan tersihir saat melihat pesona Farel, ia yang memegang mikrofon terlihat begitu cool.

"Selamat siang semua," sapa Farel dengan tersenyum hangat.

"SIANG KAKAK," teriak murid seisi aula.

Teriakan mereka cukup keras terutama kaum hawa, entah mereka mendaftar OSIS itu benar- benar niat atau hanya sekedar cari perhatian kepada Farel. Jay yang memperhatikan sekeliling hanya mampu menelan salivanya dengan kasar, ia sadar seberapa sempurna kakaknya dimata semua orang.

April menyadari betapa gugupnya Jay, apalagi jika ia terpilih dia harus maju ke depan. Perlahan tangan April meraih telapak tangan kanan Jay yang menempel pada permukaan bangku, lalu menggenggam tangan pemuda itu cukup erat.

"Jangan takut, kalau lo nantinya yang berdiri di depan sana. Gue akan jadi orang pertama yang teriak sekenceng mungkin, buat nyorakin nama lo," ucap April.

Sia yang tidak mau kalah pun ikut menggenggam telapak tangan kiri Jay. "Dan ada gue yang akan selalu mensupport lo Jay," ucap Sia sambil tersenyum manis.

"Makasih, Kak April, Sia." Jay menolehkan kepalanya ke arah kedua gadis itu bersamaan.

"Sama-sama," sahut Sia dan April bersamaan.

Mungkin benar kedua gadis ini sama-sama memasang senyum di wajahnya. Akan tetapi, pandangan mereka sudah seperti orang yang ingin menerkam satu sama lain.

"Hari ini saya Zafarellza Richard, sebagai ketua OSIS periode 2019 akan mengumumkan sederetan nama yang terpilih menjadi anggota OSIS periode 2020." Farel membuka lipatan kertas putih yang ada di tangannya.

"Nama-nama yang saya panggil harap maju ke depan ya," lanjut Farel.

"Kalau maju jadi pacar kakak boleh nggak," teriak seorang siswi yang tidak lain adalah Stella.

Ucapan Stella yang melantur seketika langsung mendapat sorakan heboh dari murid lain. Namun, ia juga mendapat tatapan tajam dari beberapa siswi lain dari berbagai arah.

"Maaf, lowongan buat jadi pacar kakak kosong dek," sahut Farel membuat seisi Aula langsung menyemburkan tawa mereka.

Tinggalkan vote dan coment yah guys jangan lupa share 😘

I AM (NOT) FINE AND YOU? { COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang