Bab 11: Gadis Idaman

3.9K 471 37
                                    

"Pak Jeonghan. Maaf mengganggu malam-malam."

Bukan main terkejutnya Jeonghan ketika melihat Eunjung berdiri di depan rumahnya. Gadis itu tampak berbeda dari biasanya, hanya mengenakan sweater dan celana jins.

"Kenapa kau ke sini?" tanya Jeonghan kebingungan.

"Maaf, saya dengar nenek Seung---nenek Pak Seungcheol datang ke Seoul dan menginap di sini. Jadi..."

"Itu Eunjung?"

Suara sang nenek mengalihkan perhatian mereka. Choi Sera muncul dari belakang Jeonghan, melongok ke luar untuk melihat kedatangan sang tamu.

"Nenek! Apa kabar?" sapa Eunjung ceria begitu menangkap keberadaan perempuan yang baru saja dibicarakannya.

Hanya dengan melihat mereka berpelukan, Jeonghan langsung tahu bahwa keduanya sangat dekat. Namun dia masih tidak mengerti mengapa Eunjung bisa akrab dengan Choi Sera, sampai Seungcheol datang menyusul ke tempat itu.

"Itu Eunjung?" ujar Seungcheol, mengagetkan Jeonghan yang sejak tadi mengamati Choi Sera dan Eunjung melepas rindu.

Buru-buru Jeonghan menarik Seungcheol menjauh. "Hei, kenapa Eunjung bisa kenal nenekmu?"

"Oh, aku belum cerita? Kampung halaman Eunjung dengan nenekku sama. Mereka tetangga dekat."

Dan kenyataan itu cukup untuk membuat kedua mata Jeonghan kembali terbelalak lebar.

Namun kejutan belum usai sampai di situ. Ada satu hal lagi yang mengagetkannya: Eunjung dan biolanya. Alasan gadis itu berkunjung adalah untuk mengambil biola yang dititipkan pada Choi Sera dari kedua orang tuanya di Daegu.

"Terima kasih sudah membawakan titipan ibuku, Nek. Maaf jadi merepotkan," ucap Eunjung seraya menenteng tas biolanya.

"Sama sekali tidak merepotkan, maaf juga karena telah memanggilmu tiba-tiba. Nenek takut kalau terlalu lama menyimpannya, barang semahal itu akan rusak."

"Kau bisa bermain biola, Eunjung?" tanya Jeonghan yang sejak tadi diserang perasaan takjub.

"Ya, saya bermain biola sejak remaja. Baru-baru ini saya tertarik bermain lagi, jadi orang tua saya menitipkannya pada Nenek Sera yang kebetulan sedang datang ke Seoul."

"Eunjung mahir bermain biola. Kau harus melihatnya bermain kapan-kapan," timpal Seungcheol.

Pujian itu membuat pipi Eunjung merona. "Ah, aku tidak mahir kok...kalau begitu, aku balik dulu. Terima kasih semuanya, maaf mengganggu akhir pekan kalian."

"Sudah mau pulang? Kenapa tidak menetap di sini sebentar lagi?" Choi Sera tampak murung melihat Eunjung berpamitan.

"Maaf, Nek. Aku ingin cepat-cepat bermain biola ini di rumah!" ujar gadis itu antusias, membuat Seungcheol dan Choi Sera tersenyum melihatnya.

Setelah kepergian Eunjung, Choi Sera masih saja menyungging senyum lebarnya. "Eunjung masih sama seperti dulu. Benar-benar gadis yang manis."

Seungcheol meringis. "Nenek masih saja dekat dengannya, sudah seperti cucu sendiri."

"Tentu saja. Kalian juga masih bersahabat sampai sekarang, kan?"

Bersahabat? Mereka bisa jadi 'lebih' dari sekadar sahabat, batin Jeonghan yang mendengarkan dari belakang.

Mereka lalu melanjutkan makan malam yang sempat tertunda. Setelah selesai, Jeonghan membantu Seungcheol membereskan meja dan membawa seluruh peralatan makan kotor ke dapur.

"Jeonghan," bisik Seungcheol ketika mereka hanya tinggal berdua di sana.

"Hm?"

"Nanti tidur di kamarku, ya."

My Long Time AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang