12 : ingin diprioritaskan tidaklah egois bukan?

1.3K 152 8
                                    

Hilang kontak. Sudah dua hari terakhir Wonwoo tidak mendengar kabar dari Mingyu. Jangankan kabar, dua hari pula Mingyu tak menampakkan batang hidungnya. Khawatir? Iya. Kecewa? Sangat. Wonwoo merasa ada yang sakit menyadari fakta bahwa Ravindra Mingyu bahkan tidak berniat memberikan penjelasan padanya.

Dua hari pula Wonwoo kehilangan semangat untuk datang ke kampus. Jangankan untuk ke kampus, keluar kamar saja Wonwoo enggan. Tapi mau bagaimanapun, tugas seorang mahasiswa untuk datang ke kampus dan mengikuti kelas.

"Kael?"

Ditengah rasa penat dan malas karena kelas full hingga sore, Rakael Wonwoo dikejutkaj oleh suara familiar yang jujur saja cukup membuatnya rindu. Ravindra? Tentu saja dia rindu. Tapi bukan.

"Kak Zano?!!!"

Pertemuan yang harusnya terjadi begitu Wonwoo jadi mahasiswa baru harus diundur hari ini. Wonwok senang bukan main akhirnya bisa bertemu dengan sosok yang dia rindukan.

"Gue udah mau satu semester kuliah disini baru sekarang ketemu kak Zano." Pelukan rindu tertaut disana. Dua senyum tidak luntur dari wajah keduanya.

"Perasaan baru bulan kemaren ospek dek. Ada-ada aja." Tangan yang lebih besar terulur. Bertengger di atas surai kecoklatan Wonwoo yang terasa lembut di tangan Jun.

"Songong sih yang udah masuk semester lima jadi gamau gaul sama adek tingkat." Wonwoo mengerucutkan bibirnya segera menerima cubitan gemas dari si tampan kelahiran china itu.

"Mana ada songong. Yang ada si adek tingkat tuh sok sibuk gamau nyamperin maunya disamperin. Dasar meong." Percakapan hangat penuh tawa itu berlanjut hingga di kediaman keluarga Viandra. Iya.. Jun mengantar Wonwoo pulang ke rumah.

"Makasih ya kak udah nganterin. Jadi enak ngerepotin. Eh gak enak maksudnya." Wonwoo tertawa. Tentu disambut oleh Jun yang membantu Wonwoo melepaskan helm nya.

"Sama-sama El. Dari dulu kan suka ngerepotin emang." Wonwoo tau itu adalah candaan. Tapi memang faktanya sejak dulu Wonwoo sering merepotkan pemuda asal china itu.

"Kapan-kapan jalanlah kak. Kangen jajan bareng kak Zano nihh.." Wonwoo masih belum masuk. Masih merasa asik berbincang dengan kakak tingkatnya itu.

"Jajan doang yang dikangenin. Guanya kagak kangen apa El?" Terdengar sebuah candaan bagi Wonwoo. Tapi bagi Jun. Terselip harapan dibalik kalikat tersebut.

"Kangen dua-duanya. Tapi kalo ditraktir kayaknya kangen Kak Zano aja dehhh.." Jun tertawa renyah. Sementara Wonwoo mulai membuka gerbang berniat masuk.

"Istirahat ya El. See you."

Setelah salam perpisahan, Wonwoo akhirnya melihat Jun pergi hingga menggilang di belokan barulah Wonwoo masuk ke dalam rumah.

Rumah kosong. Tidak ada motor di luar. Berarti Seungcheol belum juga pulang. Wonwoo kembali memgecek ponselnya. Tidak ada satu pun pesan dari Ravindra Mingyu. Grup chat terlihat ramai. Beberapa pesan pribadi bahkan belum sempat Wonwoo buka.

Wonwoo merindukan Mingyu. Wonwoo merindukan candaan konyol Mingyu. Wonwoo meindukan pesan pesan tidak bermutu dari Mingyu. Wonwoo merindukan kejutan romantis dari Mingyu. Wonwoo merindukan Mingyu. Tapi dia sadar.. dia bukan siapa siapa yang bisa meminta Mingyu untuk datang padanya.

Ting!!

Ponselnya berbunyi menandakan pemberitahuan pesan baru. Dengan terburu-buru, Wonwoo meraih ponselnya dan segera membuka pesan tersebut. Sempat berharap bahwa pesan itu berasal dari pemuda tan yang dia rindukan tapi ternyata pesan itu berasal dari kakaknya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Abang Jelek Kesayangan

[✅] Gara-Gara TOD || MEANIEWhere stories live. Discover now