Saat Lampu Rumahmu Tak lagi Menyala

23 2 0
                                    

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Aku memapah diri
Membawakan mu lentera.
Agar kau tak gelisah meraba-raba
Lalu tak sengaja. 'Benda apa ini, keras sekali. Berkepala minta dibanting.'

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Barangkali kau dapati
dirimu lebih menghargai terang cahaya. Yang memberimu anugerah
Tanpa Pamrih dan terimakasih.
Akankah rekahan bibirmu mengucap syukur dengan lirih.

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Kau tak henti cekakak-cekikik. Pada ponsel yang sedang kau genggam. Sepertinya gelap ini belum cukup buatmu sadar.

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Tak ada yang lain selain bayangan dan lengking suara nyamuk
Kepadaku kau meminta dijauhkan dari makhluk sialan itu. Kepadanya kau meminta dipeluk dari diriku yang sialan ini.

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Denting suara jam dinding
Nyaring suara jangkrik. Menemaniku
hingga kau akhirnya terlelap tidur.
Aku bergegas pulang, tanganmu tak sadar menggenggam.

Sesaat lampu rumahmu tak lagi menyala. Erat niat kuncianmu padaku
Lalu terang fajar kembali menyingsing. Kau sadar sembari berkata 'lampu rumahku sudah menyala.'

Sesaat setelah rumahmu kembali menyala. Ku katakan 'bukan, itu anugerah Tuhan yang menyala'
Dirimu membalas 'kenapa kau disini?'
'kau seharusnya pulang, sedari gulita malam.'

Sesaat setelah pagi menyala
Aku tak perlu membeberkan cerita
Melainkan pelan pulang, sayu, sarkas.
Kelak tempat tidur inilah kau terkejut dengan kisah - kisah.
































Terimakasih sudah tiba disini tanpa paksaan

Salam hangat,

Penulis

Sehari - hari Dari KitaWhere stories live. Discover now